Breaking News

Liga 1

Liga 1: Butuh Waktu Sang "Jenderal" Mutiara Hitam Menempati Takhta, Sayonara Mutiara Hitam

Persipura Jayapura turun kasta. Musim depan bermain di Liga 2. Rasa kecewa pun bergemuru dari seantero pencinta Mutiara Hitam. Jangankan penggemar,

Editor: Ferry Ndoen
Dok Liga Indonesia Baru
PANJATKAN DOA - Skuat Persipura Jayapura memanjatkan doa sebelum memulai laga. 

Bila demikian mengapa Persipura harus terjungkal? Ya, performa Persipura Jayapura sejak awal musim tak konsisten. Persipura tak langsung panas sejak awal.

Hingga pekan ke-11, Persipura Jayapura masih berkutat di dasar klasemen buntut dari delapan kekalahan, dua hasil seri, dan hanya sekali menang.

Pelatih saat itu, Jacksen F Tiago beralasan performa timnya jeblok karena banyak pemain utama absen, entah karena cedera, akumulasi kartu, maupun terganggu oleh panggilan tim nasional.

Persipura Jayapura pernah kehilangan delapan pemain saat menghadapi Bali United.

Ricardo Salampessy, Ian Kabes, Ricky Kayame, Donny Monim, Henrique Motta, David Rumakiek Ramai Rumakiek, dan Immanuel Rumbiak.

Hanya satu dari antaranya yakni Donny Monim yang absen karena akumulasi kartu.

JacksenF Tiago sangat yakin kala itu timnya bisa bangkit. Bahkan bisa bangkit di putaran berikutnya. Namun, itu terjadi jika kekuatan tim kembali utuh.

Sayangnya, sebelum Jacksen F Tiago mewujudkan janjinya itu, ia sudah harus kehilangan jabatan.

Manajemen Persipura tak bisa memberinya waktu lebih lama. Ia bersama pelatih fisik Breno Araujo didepak.

Berganti pelatih pun tak mempan. Kekalahan dari Barito Putera, 0-3, di pekan ke-26 pada pertengahan Februari 2022 kembali membawa Persipura ke zona degradasi.

Jumlah poin Persipura yang ditangani Alfredo Vera sama banyak dengan Barito. Namun, Barito unggul selisih gol sehingga berhak menempati batas akhir zona nyaman.

Sejak itu, Persipura berkarib dengan Persela Lamongan dan Persiraja Banda Aceh hingga lengser ke Liga 2.

Bangkit 

Sepanjang sejarah, Persipura Jayapura pernah mengalami saat-saat kritis. Persipura punya pengalaman hampir terdegradasi.

Generasi Eduard Ivakdalam dua kali nyaris terdegradasi di era Liga Indonesia. Pertama, pada musim Ligina V 1998/1999. Saat itu mereka finis di posisi kelima grup 5 (Wilayah Timur) dari enam kontestan.

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved