Berita Nasional
Menko PMK Ingatkan Ketua IDI Soal Pemecatan Dokter Terawan: Disiplin Penting, Inovasi Lebih Penting
Pemecatan Dokter Terawan dari keanggotaan IDI jadi bahan diskusi para pejabat di Tanah Air. Bahkan, Menko PMK Muhadjir Efendi ikut bicara soal itu.
POS-KUPANG.COM - Sampai saat ini, kasus pemecatan Dokter Terawan masih menjadi buah bibir publik di Tanah Air.
Bahkan Menko PMK (Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan) Muhadjir Effendy sampai angkat bicara soal itu.
Muhadjir memberi tanggapan terkait rekomendasi Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) yang memberhentikan Dokter Terawan dari keanggotaan IDI (Ikatan Dokter Indonesia).
Mantan Menteri Kesehatan tersebut, diberhentikan oleh pengurus IDI yang baru dipilih dan belum dikukuhkan.
Atas hal itulah, Muhadjir Effendy mengatakan bahwa rekomendasi pemberhentian tersebut terlalu berlebihan.
Dikatakannya, masalah tersebut semestinya bisa diselesaikan secara baik-baik dengan menjunjung tinggi etika sosial.
Dengan begitu semua keputusan yang diambil bisa menghasilkan hal yang baik untuk masyarakat.
Muhadjir Effendy pun mengungkapkan bahwa kasus pemberhentian Dokter Terawan itu telah disampaikan Menteri Kesehatan kepadanya.
"Pak Menkes sudah berbicara dengan saya mengenai langkah yang akan dilakukan. Nanti akan kita tindak lanjuti," ujar Muhadjir melalui keterangan tertulis, Jumat 1 April 2022.
Baca juga: Saat Dokter Terawan Diobok-Obok, Hendropriyono Malah Sampaikan Ucapan Terima Kasih, Begini Katanya
Bahkan dirinya pun telah bertemu dengan Ketua IDI yang baru terpilih, Adib Khumaidi.
Saat ini, lanjut Muhadjir Effendy, kedua pihak memiliki niat yang sama baiknya.
"Jadi dua-duanya ini (IDI dan dr Terawan) tujuannya sama-sama baik. IDI punya tanggung jawab menegakkan kode etik profesi, Pak Terawan memiliki panggilan jiwa yang untuk melakukan terobosan dan inovasi."
"Hanya, mungkin tingkat pertemuannya yang tidak intens sehingga akhirnya memunculkan masalah yang berkepanjangan ini," ungkap Muhadjir.
Menurut Muhadjir, berdasarkan penjelasan yang diperoleh, IDI pada prinsipnya terbuka dan akan berusaha mencari titik temu berkait dengan pelanggaran kode etik yang menimpa Dokter Terawan.
IDI, kata Muhadjir Effendy, silahkan menegakkan disiplin terhadap anggotanya. Akan tetapi harus pula memberikan peluang terhadap inovasi dan terobosan yang digagas dan diinisiasi oleh anggotanya.
"Ingat, terobosan dan inovasi itu sangat penting, sehingga ilmu kedokteran Indonesia tidak mandeg," tandasnya.
Akan tetapi, katanya, kalau tidak ada terobosan, tidak ada inovasi, maka percepatan transformasi bidang kesehatan akan mandeg.
"Kalau tidak ada yang melakukan terobosan, inovasi, maka kita khawatir program percepatan transformasi di bidang kesehatan akan mandeg," ujarnya.
Baca juga: Politisi Partai Gerindra Pasang Badan Bela Dokter Terawan: Pemecatan Itu Tidak Sah, Itu Ilegal
Perkembangan ilmu dan praktek kedokteran Indonesia, katanya, bisa tertinggal jauh bila dibandingkan dengan negara lain.
Untuk itu, kata Muhadjir, menjadi pekerjaan rumah bagi IDI ke depan adalah memberikan ruang kepada dokter yang punya kemampuan untuk membuat terobosan dengan inovasi-inovasi di bidang kedokteran sebagaimana yang dilakukan Dokter Terawan.
Jika ini yang dilakukan maka perkembangan bidang kedokteran dan kesehatan di Indonesia bakal mengalami kemajuan seperti yang diharapkan.
Akan tetapi, katanya, jika inovasi dan terobosan bidang kedokteran yang dilakukan anggota, direspon dengan hal yang kontraproduktif, maka hal itu sama artinya dengan mematahkan potensi dokter.
"Kita berharap kepengurusan IDI yang baru saat ini tampil dengan spirit yang baru untuk kepentingan bangsa dan negara. (*)