Berita NTT Hari Ini

BI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi NTT Tahun 2022 Capai 4,9 Sampai 5,7 %

diperkirakan  dapat menyentuh angka 2,6 sampai 2,8 %. Menurutnya angka tersebut masih stabil dan dibawah target 3+-1.

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG/BERTO KALU
I Nyoman Ariawan Atmaja, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) NTT, saat memberikan keterangan kepada awak media,Jumat 1 April 2022. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Berto Kalu

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Pertumbuhan perekonomian di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) diprediksi akan terus tumbuh di tahun 2022.

I Nyoman Ariawan Atmaja, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) NTT memprediksi pertumbuhan ekonomi bisa menyentuh angka 4,9 hingga 5,7 %.

I Nyoman mengatakan, angka tersebut sama seperti sebelum terjadinya pandemi. Namun ada beberapa syarat demi terwujudnya target tersebut.

"Bagaimana mengoptimalisasi belanja dari pemerintah daerah, jangan dibawah 90 % tapi harus di atas 95 %, " ungkapnya kepada wartawan, Jumat 1 April 2022.

Baca juga: Pantes Nicholas Sean Tak Mau Panggil Ibu Pada Puput Nastiti Devi, Ternyata Ini Alasannya, Apa Sih?

"Anggaran yang dikucurkan pemerintah pusat sangat besar tetapi rasanya kita belum berkembang sebagaimana daerah lain, jika hal tersebut didorong konsumsi rumah tangga kita akan lebih besar, " tambahnya.

Sementara perkiraan inflasi, lanjut dia, diperkirakan  dapat menyentuh angka 2,6 sampai 2,8 %. Menurutnya angka tersebut masih stabil dan dibawah target 3+-1.

Menurut I Nyoman, Invasi Rusia terhadap Ukraina menjadi salah satu faktor terjadinya inflasi, yang mengakibatkan tingginya permintaan Global sehingga berakibat juga pada naiknya harga komoditi barang.

Baca juga: Serhiy Palkin: Asosiasi Sepak Bola Rusia harus Dikeluarkan dari Keanggotaan FIFA dan UEFA

Sebab itu, I Nyoman mengharapkan kerja sama dari pemerintah dan seluruh stakeholder yang ada di NTT untuk besama menjaga ketersediaan dan kelancaran distribusi bahan pokok.

"Dan yang paling penting adalah menginformasikan kepada masyarakat agar tidak panik yang mengakibatkan pembelian beberapa bahan pokok dalam jumlah banyak yang mengakibatkan jumlah stok bahan pokok menjadi langka di pasaran, " terang I Nyoman.(*)

Berita NTT Hari Ini

 

 

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved