Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik, Rabu 23 Maret 2022: Jalan Menuju Kebahagiaan
Kini ada banyak jalan menuju kebahagiaan. Jika kebahagiaan diukur dengan uang dan kuasa, maka kini orang lazim mengikuti jalan itu yakni 'korupsi'
Mgr Manek selalu tidak bebas dari usaha untuk mencari Wajah Tuhan dalam wajah-wajah orang kecil, dalam wajah orang-orang terlantar, dalam wajah orang-orang yang terbuang secara struktural, dalam wajah orang-orang yang tidak memiliki harapan, dalam wajah orang-orang yang dikejar-kejar, dalam wajah orang-orang yang tidak memiliki tumpuan hidup, dalam wajah orang-orang yang sial dan tidak pernah menemukan sesuap nasi, dalam wajah orang-orang yang berkeliaran siang dan malam tanpa tujuan yang jelas, dalam wajah orang-orang yang serba cemas dan bimbang.
Mengikuti Bunda Maria sang Perawan, Mgr Gabriel Manek tak pernah berontak tentang 'mengapa' harus dirinya yang difitnah? Ia dengan gagah perkasa menghadapi fitnahan dengan 'diam' dan 'menyimpannya rapat-rapat' pada karya-karya yang menghasilkan buah berlimpah bagi orang-orang kecil dan terlantar.
Derita hatinya tidak dibangun di atas usaha yang kreatif untuk membalas, atau berontak dan bersilat kata untuk membela diri!
Bersama Bunda Maria dalam doa-doa risario suci, Mgr Manek menemukan kekuatan sangat dasyat untuk melayani dan terus melayani sampai akhir hayat.
Berbagai kemelut dan persoalan hidup, Mgr Manek pandai menyampaikannya kepada Bunda Maria dalam meditasi, kontemplasi, dan doa-doa kontas, sehingga dari utas kontas-kontas itu,
Tuhan menyusun 'rantai-rantai' rohani, yang dipetiknya di senja hari menjelang malam.
Salah satu hal etis-religi yang dilakukan Mgr Manek adalah 'menyimpan' semuanya dalam hati, seraya menyusunnya dalam kata-kata doa, agar semuanya memperkaya refleksi mengenai karya-karya sosial di tengah kelompok manusia yang tidak beruntung dan selalu sial!
Di sini, Uskup Agung Via Dolorosa menunjuk sebuah Jalan Menuju Kebahagiaan dengan melewati usaha yang serius untuk memugar kehidupan baru yakni melawan kemauan diri sendiri pada hal-hal yang bertentangan dengan Tuhan dan melawan sesama.
Di sini juga Uskup Agung Emeritus Gabriel Manek dengan lantang mengatakan: akar kebahagiaan ada pada membuka diri untuk melayani sesama, membuka pintu hati untuk memperhatikan kebutuhan orang lain, memberi peluang bagi usaha yang sungguh-sungguh untuk membangun kehidupan yang bermartabat dalam diri orang lain, atau memberi strategi hidup baru kepada mereka yang menderita, mereka yang sedang mencari strategi terpuji untuk mengembangkan 'pola hidup yang benar' dalam diri mereka yang luka dan kerkah bathin.
Saudara dan saudariku terkasih dalam Kristus! Mgr Gabriel Manek memberi jalan dan mengajak kita sekalian untuk menuntun banyak orang yang kehilangan Jalan Menuju Kebahagiaan oleh karena sikap ingat diri terlampau menguasai alam pemikirannya.
Manusia terjebak dalam perasaan ingat diri, korupsi dan menipu. Mengapa korupsi? Hal itu terjadi karena tidak ada rasa puas dengan apa yang ada dalam diri sendiri. Lalu, mengapa menipu?
Oleh karena manusia haus untuk tidak mengatakan 'yang benar' dan 'terpuji'; manusia mencari jalan lintas untuk menutup diri terhadap kebenaran yang adalah Kehendak Tuhan sendiri.
Di dalam karya pelayanan dan hasrat yang bening untuk berada di antara orang-orang kecil, hal inilah yang menyanggupkan Mgr Manek untuk selalu bersahabat (habat karib) dengan siapa saja, dan terlebih dengan orang-orang miskin, yang tidak memiliki masa depan yang baik.
Hati Mgr Manek selalu cepat terharu dengan kondisi 'kehidupan sulit' yang dijumpai dalam diri orang-orang miskin.
Para sahabat Mgr Gabriel Manek SVD (SMGM) kini berada pada jalan yang benar, jalan yang direstui komandan Uskuo Orang Miskin, agar pelayanan di antara orang-orang sederhana dapat kiranya memberi nilai tambah dalam membangun masa depan yang terpuji! *