KKB Papua

Panglima TNI Sebut Komandan Kompi Berbohong Terkait 3 Prajurit Tewas di Distrik Gome Papua

Tim Investigasi dari Kodam kemudian melakukan penyelidikan ulang. Hasilnya, ditemukan ada kronologi yang ditutupi.

Editor: Alfons Nedabang
ANTARA FOTO/HAFIDZ MUBARAK A
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa langsung menuju Papua usai terjadi kontak tembak dengan KKB hingga tiga personel TNI tewas. 

POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Tiga orang prajurit TNI tewas akibat serangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Gome Papua, pada akhir Januari 2022 lalu. Korban adalah Serda Rizal dan Pratu Baraza dari Satgas Pamtas Mobile Yonif R 408/SBH. Satu lainnya bernama Pratu Rahman.

Di balik laporan tewasnya tiga tentara itu, ternyata ada kebohongan dari atasan langsung para prajurit tersebut.

Adalah Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa yang melontarkan tudingan itu. Ia menyebut Komandan Kompi (Danki) diduga lalai yang kemudian berbohong soal kronologi tewasnya para anak buahnya itu.

Peristiwa penyerangan itu terjadi sekitar pukul 05.28 WIT.

Baca juga: KKB Papua Makin Berulah, Jenderal Andika Perkasa Bakal Tambah 2 Pos Pengamanan di Wilayah Freeport

Ketika itu, Pos Koramil Distrik Gome yang ditempati Satgas Kodim YR 408/Sbh diserang oleh KSTP saat pergantian tugas jaga.

KKB yang telah dicap sebagai kelompok teroris itu menyerang pos pengamanan TNI di sana. Serda Rizal, Pratu Tuppal Baraza, dan Pratu Rahman meninggal dalam kejadian itu.

Namun, belakangan muncul kecurigaan ketika peristiwa itu diinvestigasi. Tim Investigasi dari Kodam kemudian melakukan penyelidikan ulang. Hasilnya, ditemukan ada kronologi yang ditutupi.

Diduga, Komandan Kompi tidak menceritakan kronologi yang sebenarnya terjadi pada hari itu. Peristiwa yang kemudian berujung penyerangan dan penembakan Pos Koramil.

"Ternyata hasilnya berbohong yang terjadi bukan yang dilaporkan dan yang terjadi sebenarnya ini disembunyikan oleh si Danki Komandan Batalyon," kata Andika dalam akun YouTube resminya yang dikutip, Sabtu 19 Maret 2022.

Baca juga: Penyamaran Anggota KKB Ini Tamat Sudah, Pelaku Dibekuk Saat Berkeliaran di Manokoari, Ini Sosoknya

Andika mengakui bahwa penyerangan memang dilakukan oleh kelompok bersenjata. Namun, ada andil dari komandan kompi di sana.

Menurut Andika Danki ikut berperan sehingga memicu insiden penyerangan KKB. Danki tidak memperhitungkan dan menyepelekan lokasi gelar pasukannya. Sehingga kemudian pasukannya menjadi target penyerangan.

"Jadi, ya betul yang melakukan tindak pidana pembunuhan adalah kelompok bersenjata. Tapi juga ada peran penggelaran oleh Komandan Kompi yang dalam hal ini sebagai komandan pos di tempat yang tidak diperhitungkan dan disepelekan," lanjutnya.

Andika lantas mengungkap alasan Danki menggelar pasukan di lokasi kejadian yang berujung penyerangan KKB hingga menewaskan tiga prajurit.

Menurut Andika, Danki menggelar pasukan dengan pertimbangan hanya demi mendapat uang tambahan untuk pengamanan. Andika tak bisa menutupi kejengkelannya.

Baca juga: Bungkam Pergerakan KKB Papua, TNI Kirim Ratusan Prajurit ke Tanah Cendrawasih, Targetnya Ini: Habisi

"Karena kita di sini semuanya memikirkan dukungan kemudian bagaimana melindungi anggota, di sana hanya begini-begini saja rupanya. Maksudnya pertimbangan pendek sekali hanya soal 'oh kita dapat uang tambahan untuk pengamanan' di situ, dikorbankan semuanya," sebut Andika.

Andika pun memerintahkan agar Danki yang bertugas itu dilakukan proses hukum. "Jadi saya ingin ada proses hukum terhadap Danpos ini atau komandan kompi. Dituntaskan supaya menjadi pembelajaran juga," tutupnya. (tribun network/git/dod)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved