Tsunami Ancam Flores
Peringatan Dini BMKG, BPBD NTT Minta Warga Tetap Waspada
Menurut Ambrosius, dengan adanya informasi dari BMKG bahwa ada potensi gempa bumi dan tsunami di NTT
Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Edi Hayong

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM, KUPANG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTT meminta warga agar tetap mewaspadai adanya peringatan dini dari BMKG terkait potensi gempa dan tsunami di NTT khususnya di Pulau Flores.
Kepala Pelaksana BPBD NTT, Ambrosius Kodo, S.Sos menyampaikan hal ini saat dikonfirmasi Sabtu 19 Maret 2022.
Menurut Ambrosius, dengan adanya informasi dari BMKG bahwa ada potensi gempa bumi dan tsunami di NTT.
Baca juga: Daddy Bocah NTT Gemar Nonton MotoGP Sejak Usia 2 Tahun, Berhenti Menangis Dengar Nama Rossi di TV
Potensi bencana gempa bumi dan tsunami di NTT itu disebabkan karena NTT dikepung oleh sumber gempa potensial yakni Sesar naik Busur Belakang (back arc thrust) di Utara Kepulauan Flores dan Segmen Megathrust Sumba yang meliputi selatan NTT.
"Karena itu, kepada warga masyarakat pemerintah terus imbau untuk senantiasa waspada dan siaga. Harus memulai hidup nyaman bersama ancaman. Memastikan patuh pada peringatan dini dari BMKG," kata Ambrosius.
Dijelaskan, masyarakat juga terus siaga dan mengikuti rilis dari BMKG terkait potensi bencana alam.
Baca juga: Siswa SD di Malaka Jadi Korban Penganiayaan, Pelaku Oknum Guru Dilaporkan ke Polisi
"Jadi peringatan dini dari BMKG itu disampaikan kepada masyarakat agar dapat meminimalisir dampak bencana," katanya.
Ambrosius meminta masyarakat juga selalu awas sehingga dapat mengetahui potensi dan dapat melakukan evakuasi.
"Kita imbau untuk masyarakat untuk selalu peka dengan keadaan cuaca, selalu awas sehingga segera evakuasi sebelum kejadian bencana," katanya.
Baca juga: Menparekraf Sandiaga Uno Wujudkan Mimpi Daddy Bocah NTT Jadi Komentator di Mandalika
Dikatakan, bagi masyarakat yang berdomisili di pesisir supaya tidak panik,namun tetap meningkatkan kewaspadaan serta terus mengikuti informasi yang resmi dari BMKG.
"Bagi pemerintah kabupaten dan kota sampai tingkat kecamatan, desa dan kelurahan serta masyarakat agar tetap waspada," ujarnya. (*)