Berita Olahraga

Punya Saham 51 Persen, Gubernur Edy Rahmayadi Siap Serahkan PSMS Medan ke Bobby Nasution

Gubernur Sumatra Utara, Edy Rahmayadi mengaku siap menyerahkan PSMS Medan untuk dikelola oleh Wali Kota Bobby Afif Nasution.

Editor: Ferry Ndoen
TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR
Pemain PSMS Medan mengikuti latihan rutin di Stadion Kebun Bunga, Medan, Senin (5/7/2021). Ditundanya kick off Liga 2 karena pandemi, skuat PSMS Medan tetap menggelar latihan rutin untuk menjaga stamina pemain. 

POS-KUPANG.COM - Gubernur Sumatra Utara, Edy Rahmayadi mengaku siap menyerahkan PSMS Medan untuk dikelola oleh Wali Kota Bobby Afif Nasution.

Terlebih belakangan muncul keinginan dari suporter yang menginginkan agar Bobby mengambil alih klub berjuluk Ayam Kinantan tersebut, demi bisa kembali berlaga di kasta tertinggi kompetisi sepakbola nasional.

"Kalau wali kota kepingin kelola PSMS, kelola," ucap Edy, Jumat (28/1/2022).

Meski demikian, ada syarat yang wajib dipenuhi, yakni membuat PSMS Medan benar-benar berjaya. Bukan malah nantinya justru menjadikan PSMS menjadi tim pesakitan.

Apalagi menjadikan tim Ayam Kinantan sebagai alat politik. 

Edy menegaskan, bahwa PSMS merupakan salah satu heritage, punya sejarah panjang dan prestasi di kancah persepakbolaan Indonesia, khususnya Sumut. 

Baca juga: Liga Champions: Chelsea Tampil di Babak Delapan Besar Liga Champions, Perjuangan Keren

Banyak pemain nasional maupun pemain ternama dahulunya dilahirkan dari klub tersebut.

"Dengan syarat jangan kau hancurkan PSMS. Karena itu kebanggaan rakyat Sumut. Saya mohon itu dimengerti," tegas mantan Pangkostradi itu.

Pemain PSMS Medan berebut bola dengan pemain Martapura Dewa United pada babak 8 besar Liga 2 2021 grup Y di Stadion Pakansari, Bogor, Jawa Barat, Kamis (23/12/2021). Hasil sementara dibabak pertama 0-0 untuk kedua tim. (Tribunnews/Jeprima)
Edy pun bercerita awal dirinya mengelola PSMS Medan, yakni tahun 2015 saat masih menjabat sebagai Pangdam I Bukit Barisan.

Sebagai putra daerah, dan mengetahui kondisi PSMS tengah dihadapkan dengan dualisme kepengurusan. Ia pun merasa tergerak untuk membenahi PSMS.

Maka Edy pun langsung mengambil alih PSMS Medan. Bahkan ia pun mengaku terpaksa mendudukan dua kubu pengurus PSMS kala itu.

Baca juga: Liga Inggris: Liverpool, Kalahkan Arsenal 2-0 di Kandang Lawan, Tempel Ketat Manchester City

"Tahun 2015 PSMS ini saya ambil, paksa. Kalian tahu nggak, tahun 2015 saya sebagai apa? Pangdam. Saya Pangdam, Saya duduk kan, begini, PSMS saya ambil. Dilaporkan lah saya ke polisi segala macam," ungkapnya.

Di awal mengurusi PSMS, Edy mengaku tak sedikit dana yang ia kucurkan untuk tim kebanggaan warga Kota Medan itu.

Bahkan ia menyebut, karena PSMS sudah berstatus Perseroan Terbatas (PT), maka ia pun memiliki 51 persen saham, sisanya diberikan kepada pihak yang peduli dengan klub tersebut.

Tak sampai di situ, banyak kendala ketika mengambil alih PSMS Medan.

Sejumlah sponsor yang ingin bekerja sama dengan terpaksa undur diri, akibat adanya gugatan penggunaan logo klub, yang akhirnya harus diputuskan di pengadilan.

"Di awal habis Rp 6 miliar, bayar ini, bayar laundry, tiket pesawat, gaji pemain," sebut Edy.

Perlahan, PSMS pun akhirnya promosi ke Liga 1 2018, setelah berhasil menjadi runner up, usai kalah dengan skor 2-3 dari Persebaya Surabaya di Final Liga 2 tahun 2017.

"Saya Pangdam masuk ke Liga 1. Berangkat saya ke Jakarta. Segala macam lah. Masuk lagi ke Liga 2. Turun lagi," kata mantan Ketua Umum PSSI itu.

Baca juga: Ada Umpan Matang Ezra Walian di Balik Dua Gol Cantik Bruno Cantanhede ke Gawang Madura United

Upaya dirinya mengembalikan tim Ayam Kinantan ke Liga 1 musim depan gagal, meski klub memiliki materi pemain yang menurutnya layak.

Edy pun menyebut, kegagalan tersebut bukan salah dipengelolaan, tetapi kurangnya pembinaan pemain muda.

"Kemarin saya mau masuk ke Liga 1 apapun, saya bayar. Tak boleh PSMS gunakan dana APBD. PSMS itu PT sekarang. Terus siapa yang dibayar? pemain bola. Itu sekarang bayarannya Rp 500 juta, Rp 250 juta, Rp 300 juta. Tapi kalau dihitung Ronaldo atau dihitung dengan Messi. Messi itu hitungannya sudah triliunan. Kalau mau menang, beli pemain," jelasnya.

Dan harapannya, pada kompetisi mendatang PSMS Medan bisa benar-benar promosi ke Liga 1. Tentunya kesiapan dana dan kualitas pemain menjadi kunci keberhasilan.

"Bagaiaman progres ke depan, harus masuk Liga 1. Liga 2 aja butuh uang Rp 12 miliar. Orang hanya melihat Rp 12 miliar. Pertanyaan kalau Liga 1, Mul (Mulyadi Simatupang) berapa duit? Rp 25 miliar paling sedikit," pungkasnya. (ind/tribun-medan.com)

Berita olahraga lainnya:
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Ngaku Punya Saham 51 Persen, Gubernur Edy Rahmayadi Siap Serahkan PSMS Medan ke Bobby Nasution

Gubernur Sumut Edy Rahmayadi yang diwawancarai di Rumah Dinas Gubernur, Jalan Sudirman, Medan usai Salat Jumat pada Jumat (5/11/2021).
Gubernur Sumut Edy Rahmayadi yang diwawancarai di Rumah Dinas Gubernur, Jalan Sudirman, Medan usai Salat Jumat pada Jumat (5/11/2021). (TRIBUN MEDAN/MUSTAQIM INDRA JAYA)
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved