Berita Ngada
Pater Kurt Bard Franz SVD Tawari Kue Buatan Orang Dapur Kemah Tabor Mataloka
PADA Januari 2005, wartawan Pos Kupang, Hyronimus Modo bersama Novemy Leo dalam kondisi basah kuyup diguyur hujan.
POS KUPANG.COM, KUPANG - PADA Januari 2005, wartawan Pos Kupang, Hyronimus Modo bersama Novemy Leo dalam kondisi basah kuyup diguyur hujan, memiliki kenangan indah bersama Pater Kurt Bard Franz, SVD.
Cerita ini ditulis oleh Hyronimus Modo setelah mendengar Pater Kurd Bard Franz SVD, meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Bajawa, Rabu (16/3). Semoga jiwanya beristirahat bersama para kudus di surga. RIP.
PADA Januari 2005, saya dan Novemy Leo (Pos Kupang) dalam kondisi basah kuyup diguyur hujan dalam perjalanan pulang dari lokasi Panas Bumi Mataloko, kami singgah di Kemah Tabor (nama lainnya Rumah Tinggi) di tempat pesemaian calon imam, Seminari St. Thomas Berchamns Toda Belu, Mataloko, Kabupaten Ngada.
Cuaca sore itu cukup cerah, dingin sudah pasti, apalagi pas musim hujan. Suasana sepi.
Setelah melewati pintu depan, salah seorang karyawan di Kemah Tabor tanya, "Kamu mau bertemu siapa?"
Tanpa basa basi saya jawab, "Pater Kurt."
"Kamu dari mana?"
"Dari Pos Kupang," jawab teman saya, Novemy Leo.
"Oh..., silahkan ke sana," jawab karyawan itu, sambil mengarahkan tangan kanannya le arah kiri.
"Pater di kamar nomor dua, iya pa dan ibu," lanjut karyawan itu.
Kami pun menuju kamar nomor dua. Tok.....tok.., saya mengetuk pintu.
Seketika pintu dibuka. Ada rasa heran dari ekspresi wajah orang berkulit putih berbadan tinggi yang berdiri pas di kami berdua.
"Mau perlu dengan siapa," demikian pertanyaan orang berkulit putih.
"Pater Kurt, ada?", begitu jawab kami serempak.
"Oh iya, ini saya," katanya.
