Unwira Kupang

Gedung Ikonik Rektorat Unwira Kupang Sebuah Master Plan Berkonsep Salib

Suka-duka pembangunan gedung Rektorat baru Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) di bilangan Penfui, Kota Kupang

Penulis: Ray Rebon | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/FOTO KIRIMAN DARI UNWIRA KUPANG
Gedung Rektorat baru Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) di bilangan Penfui, Kota Kupang. 

"Jadi rasanya bagaimana jika sebuah Universitas besar dengan perkembangan yang sekian pesat tapi keadaannya seperti itu? Itulah yang membuat kita berpikir, Unwira harus memiliki gedung baru yang representative. Terutama untuk pelayanan mahasiswa agar alur dari registrasi ke BAK, ke keungan berjalan dalam satu area yang bagus dan nyaman. Inilah yang menjadi ide awal", katanya

Sebagai pimpinan Yayasan, menurut Pater Yul, pihaknya memang sudah punya cita-cita sejak lama bahwa yang akan lebih dahulu dibangun adalah gedung-gedung kuliah. Karena dalam pembicaraan dengan Pimpinan Prodi dan Fakultas, disampaikan bahwa yang paling penting adalah ruang kuliah.

Mahasiswa wajib mendapat pelayanan terbaik. Artinya, mahasiswa harus memiliki ruang kuliah yang baik. Itulah yang terlebih dahulu dibangun. Sehingga dibangunlah dua terlebih dabulu gedung kuliah. Salah satunya adalah gedung St. Yosef Freinademetz untuk FKIP.

Baca juga: PKM Kolaboratif Prodi Musik Dan Bahasa Unwira Kupang Kreatif Bantu Umat Dalam Bernyanyi

Gedung megah berlantai empat ini bahkan diakses menggunakan lif. Dengan konsep gedung berlantai empat ini, kebutuhan ruangan kuliah FKIP akhirnya sudah bisa teratasi.

Baru setelah itu, pihak Yayasan mulai berpikir mengeksekusi ide pembangunan Gedung Administrasi pusat yang oleh Pater Yul diharapkan akan menjadi ikon dari keseluruhan Kampus Unwira Penfui.

Disebut sebagai ikon karena gedung Rektorat baru tersebut, akan menjadi pusat pelayanan administrasi Unwira.

"Kita lalu mulai berdiskusi dan mengambil master plan yang diusun dengan melihat batas batas tanah yang terbaru. Di mana, konsepnya tetap konsep Salib. Jadi, kalau master plan tata bangunan di sini diperhatikan dari atas udara, akan terlihat bahwa tata bangunannya berbentuk salib. Dan jantung dari Salib itu berada di patung Arnoldus Jansen itu," jelas Pater Yul.

Dari alurnya, lanjut Pater Yulius Yasinto, tahun 2015 saat memasuki periode kedua dirinya menjabat rektor, ide tentang membangun rektorat sudah mulai menguat.

Saat itu, kata Pater Yul, bersama para pengurus Yanpenkar, dirinya terus mendorong hal ini dalam setiap pertemuan termasuk di RUA. Akhirnya persetujuan prinsipnya sudah diterima di RUA Yapenkar 2015.

Setelah itu, pihaknya mencari desainer, lalu ditemukan arsitektur yang cocok yang memahami konsep-konsep yang disodorkan Yapenkar.

"Setelah mendiskusikan konsep-konsep bangunannya, akhirnya kami sepakat dan mulai dibangun",cerita Pater Yul

Gedung rektorat akhirnya dibangun dan pembangunan itu telah rampung sehingga siap diresmikan.

Menurut Pater Yul, hal paling prinsip dari konsep gedung Rektorat Unwira adalah, pertama, efektifitas. Yaitu efektifitas alur pelayanan mahasiswa. Bahwa mahasiswa harus merasa nyaman dalam area yang nyaman dan tidak ada tumpukan saat registrasi serta juga pegawai yang melayani mereka harus merasa nyaman.

Artinya, ungkap pater Yul dari tiga alur pelayanan mahasiswa yang utama yaitu di BAK, pendataan di Pusat Teknologi Informasi, dan verifikasi di Keuangan harus berjalan satu arah dan di satu lokasi.

Itulah alasan mengapa, seluruh pusat pelayanan mahasiswa diletakan di lantai satu.

Kedua adalah, konsep efisiensi koordinasi antara Yayasan dengan Rektorat, Rektor dengan para Wakil Rektor, juga dengan unit-unit yang penting seperti LPPM, LPM, Teknologi Informasi, Biro-biro utama, dan divisi-divisi.

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved