Berita Pendidikan

Terapkan Smart Farming, Dua Petani Milenial asal NTT  jadi Jutawan

Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui program Petani Milenial yang di gencarkan oleh Kementerian Pertanian

Editor: Ferry Ndoen
POS-KUPANG.COM/HO/ISTIMEWA
Terapkan Smart Farming, Dua Petani Milenial asal NTT jadi Jutawan 

POS-KUPANG.COM, KUPANG – Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui program Petani Milenial yang di gencarkan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) tengah menyiapkan diri mencetak sumber daya manusia (SDM) mumpuni yang mampu memajukan sektor pertanian.

Dibesarkan pada era digitalisasi, petani milenial diharapkan bisa mengikuti perkembangan zaman. Untuk itu, para petani milenial diharapkan bisa mengoptimalkan penggunaan teknologi digital dalam setiap kegiatan pertanian.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, menegaskan Kementan terus berupaya mengubah wajah sektor petanian mengandalkan para petani muda dan pemanfaatan teknologi digital.

“Pembangunan pertanian ke depan akan semakin mengandalkan para petani muda dengan teknologi digital, terutama sebagai strategi untuk memperkuat produksi dan distribusi. Agripreneur muda yang melek teknologi adalah potensi dan mitra strategis memecahkan kendala distribusi serta lemahnya akses pasar petani selama ini,” tutur Mentan SYL.

Mentan Syahrul pun menjelaskan naiknya jumlah pemuda di sektor pertanian di masa pandemi ini dapat menjadi momentum tepat untuk memperluas adopsi teknologi di sektor pertanian.

Baca juga: Kementan Ajak Petani Milenial NTT Terapkan Integrated Farming, Ini Faktanya

“Sebanyak 85,62 persen di antara mereka merupakan pengguna internet dan berpeluang menjadi early adopter dari teknologi digital di sektor pertanian”, tegas Mentan.

Menjawab tantangan Mentan, Kiki Nurrizky Eka Putra Krisnadi, petani milenial asal NTT yang juga  Founder CV Dapur Kelor telah memulai sesuatu yang baru. Ia telah menjadi motor penggerak  penanaman dan pemanfaatan  tanaman kelor  di NTT. 

Ditemui dilokasi usahanya (20/02) Kiki mengatakan, NTT  memilii  sumber daya alam yang mumpuni selain kearifan lokal dan budaya yang membanggakan.  Meski demikian Kiki mengatakan bahwa di balik semua itu persoalan angka gizi buruk masih cukup tinggi. Maka, sesuai dengan misinya  Kiki ingin  mewujudkan  NTT pada khususnya dan Indonesia pada umumnya  sehat melalui Gerakan Revolusi  Nutrisi. 

“Saya membuka terbuka bagi siapa saja yang ingin belajar dan mengetahui cara berbudidaya daun kelor, proses panen, cara mengolah daun kelor hingga pengemasan olahan daun kelor  di Unit  Pengelolaan Daun Kelor  UKM Dapur Kelor”, ajak Kiki.

Kiki pun tak sendiri, bersama rekannya  Lucky Nurramadhan Putra Krisnadi, Co Founder CV Dapur Kelor ia berupaya mengajak masyarakat untuk memanfaatkan daun kelor sebagai potensi lokal ini untuk menyejahterakan keluarga.

Lucky mengatakan bahwa Dapur Kelor telah memproduksi  banyak varian kelor. Di antaranya, yakni teh celup kelor, premium moringa, powder floritea apel dan lemon, masker powder moringa splashers, coklat  kelor, kapsul daun, kopi flores kelor dan sabun kelor. Produk- produk inilah yang mengantarkan Kiki dan Lucky enjadi jutawan.

Hal yang positif dan menjadi dorongan bagi siapa saja untuk melakukannya dengan tekun dan tiada henti.

Sebagai milenial yang adaptif pada penggunaan digitalisasi, dua milenial ini pun memanfaatkan irrigation system time keeper dalam budidaya kelor serta mesin pengering portable untuk proses pengolahannya.

“Penggunaan irrigation system time keeper ini berfungsi menjadi sistem irigasi otomatis pada tanaman kelor sehingga memudahkan petani dalam mengkontrol air mengingat NTT yang notabene nya lahan kering. Sistem ini pun bisa dikendalikan otomatis dengan mengatur waktu siram seperti pada sistem irigasi tetes otomatis. Bedanya ini msh menggunakan pengatur waktu yang diatur manual. Ke depannya kita akan libatkan IoT dalam sistem irigasi ini, jadi tinggal klik di HP, tanaman kelor akan teririgasi otomatis", tutur Lucky.

Ketika ditanyakan terkait  fungsi dari mesin pengering portable, ia menjelaskan  mesin ini berfungsi tak hanya untuk mengontrol temperatur tetapi juga bisa untuk mengukur kelembapan.
"Kenapa kelembaban perlu diperhatikan? Karena proses pengeringan setiap segmen dalam lemari mesin akan menunjukan kelembaban yang berbeda.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved