Unwira Kupang

UNWIRA Kupang Gelar Seminar Nasional, Ini Yang Dibahas

Pembangunan Kota yang modern seperti apapun tidak akan bermakna besar bila hilang nilai-nilai historis, alam yang rusak dan kesejahteraan manusia

Editor: Ferry Ndoen
POS-KUPANG.COM/IRFAN HOI
Seminar Nasional Online Vista yang diselenggarakan Universitas Katolik Widya Mandira (UNWIRA) Fakultas Teknik- Program Studi Arsitektur. Acara secara virtual. Senin 14 Februari 2022. 

 Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Pembangunan Kota yang modern seperti apapun tidak akan bermakna besar bila hilang nilai-nilai historis, alam yang rusak dan kesejahteraan manusia yang timpang.

Asrul Mahjuddin dari Centre For Sustainable Urban Planning & Real Estate (SUPRE), Faculty Of Built Environment University Of Malaysia menyampaikan ini Senin, 14 Februari 2022

Ia menanggapi ini terkait isu Kota Tangguh atau kota yang memiliki kemampuan beradaptasi dari berbagai aspek termasuk kebencanaan.

Ibu Kota Negara (IKN) baru Indonesia yaitu Nusantara dan IKN Malaysia yaitu Putra Jaya menjadi contoh dalam Seminar Nasional Online Vista yang diselenggarakan Universitas Katolik Widya Mandira (UNWIRA) Fakultas Teknik- Program Studi Arsitektur itu.

Ashrul menilai kota tangguh ada sejak isu abad 20 yang mempertahankan peradaban dan sejarah dari dampak bencana.

Smartcity menjadi salah bentuk pembangunan kota yang lebih maju dari segala infrastruktur. Suatu kota lebih indah dibangun dengan dorongan atau unsur sejarah dan rancangan pemerintah.

"Sangat penting dan harus diketengahkan," katanya.

Ia mencontohkan Kuala Lumpur dalam hal ini. Sama halnya pun Jakarta dan Malioboro di Jogjakarta yang mempunyai historical impact dan berdampak pada ekonomi masyarakatnya.

"Sejarah adalah strongest point," kata dia menanggapi pertanyaan Sam Pandie, Sekretaris Ikatan Arsitektur Indonesia (IAI) NTT.

Rani Hendrikus, Dosen Teknik Sipil Unwira Kupang, sendiri menilai Indonesia pada umumnya latah dalam hal pembangunan. Pemerintah di daerah dalam hal pembangunannya terbawa arus dan gaya pembangunan seperti Jakarta.

Ashrul menilai ini terkait budaya dan upaya mempertahankan identitas di kota tersebut. Contoh lebih luas adalah Eropa dan Asia mempunyai budaya yang berbeda dalam arsitektur.

Menurutnya, baik pembangunan IKN maupun mot8 lainnya di Indonesia maupun Malaysia perlulah melibatkan masyarakat asli setempat. Semua aspek baik soal sejarah, alam dan kebutuhan masyarakat kelas ekonomi menengah ke bawah ada pada penduduk setempat.

"Input orang lokal sangatlah penting meskipun tidak berpendidikan tinggi dan berprofesi yang elit tetapi mereka bagian dari pembangunan itu. Ide dan suara mereka penting sangat. Yang tahu permasalahan orang miskin hanyalah orang miskin," tambah dia.

Begitu juga dengan IKN Indonesia di Kalimantan nanti yang mana porsi pembangunan perlu melibatkan lebih banyak masyarakat Kalimantan karena mereka adalah penduduk yang lama mendiami wilayah itu.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved