Timor Leste
Daya Beli Rakyat Timor Leste Jauh Menurun Saat Gunakan Dollar Amerika, Ini Penyebabnya
Pertumbuhan ekonomi Timor Leste terbilang masih lambat dibandingkan negara-negara Asia Tenggara.
Penulis: Maria Enotoda | Editor: maria anitoda
Suku Marobo adalah suku yang bertempat tinggal di beberapa desa di Bobonaro, kota Maliana, Timor Leste, khususnya desa Ilatlaun, Atuaben, dan Soileso.
Pada 1990 diketahui bahwa jumlah populasinya sekitar 3.000 jiwa.
Suku Marobo masih mempunyai tali saudara dengan suku Kemak dan menggunakan bahasa Kemak, sehingga sering juga disebut orang Kemak Marobo.
Selain bahasa Kemak, suku Marobo juga menggunakan bahasa lain, yaitu bahasa Bunak atau Tenun Terik sebagai lingua franca untuk berkomunikasi dengan bangsa lain yang ada di sekitarnya.
Seorang antropolog Prancis bernama Brigitte Clamagirand pernah menetap di pemukiman suku Marobo. Ia membuat dokumentasi yang menggambarkan masyarakat Marobo mempunyai keahlian di seni tenun. Suku Marobo memang terkenal atas tenun (atau 'tais', sebuah jenis tenun Timor Leste).
Sayangnya, pengetahuan tenun dengan masyarakat Marobo sendiri terputus saat Indonesia menduduki Timor pada 1975.