Wawancara Eksklusif
Ketua PSI NTT Beberkan Strategi Rekrut Caleg untuk Pemilu 2024: Tiru Pola Indonesian Idol
PSI membuka diri untuk tokoh masyarakat atau figur lain di luar anggota dan pengurus partai menjadi calon anggota legislatif.
POS-KUPANG.COM - Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), dr Christian Widodo membeberkan persiapan PSI menyongsong Pemilu 2024.
Anggota DPRD Provinsi NTT ini mengungkapkan beberapa strategi, di antaranya PSI membuka diri untuk tokoh masyarakat atau figur lain di luar anggota dan pengurus partai menjadi calon anggota legislatif (caleg).
Manager Online Pos Kupang Alfons Nedabang mewawancarai Ketua DPW PSI NTT dr Christian Widodo dalam acara Jurnal Politik dengan tema Peran PSI Di Perpolitikan NTT, Rabu 2 Februari 2022.
Berikut ini petikan wawancara eksklusif:
Dari dokter terus bermetamorfosa menjadi politikus, ceritanya bagaimana?
Jadi saya awalnya itu berpikir bahwa kalau saya hanya di ruang praktik misalnya satu hari saya bisa bantu 30 orang maksimal pagi dan sore praktek. Tapi dengan saya ada di dalam politik, mempengaruhi kebijakan, saya bukan hanya bisa membantu 30-40 orang, tapi saya bisa bantu ratusan ribuan orang dengan kebijakan yang baik. Contoh membenahi Puskesmas, saya bisa membantu, jangkauan saya lebih luas, saya bisa bantu kebijakan soal Covid dan lain sebagainya.
Jadi berangkat dari pikiran itu saya merasa bahwa penting sekali kita ada di dalam politik sehingga mempengaruhi kebijakan karena jujur, banyak sekali kebijakan yang diambil demi kehidupan kita setiap harinya tapi tanpa kita tahu tujuannya. Contoh di Jakarta kita suruh 3 in 1 kita ikut. Hari ini 3 in 1 lewat sini, besok lagi nggak boleh yang sama ganti yang lain, plat nomor ganjil genap kita ikut. Jadi alangkah baiknya kita ikut dalam membuat kebijakan itu sehingga kita tahu karena itu mempengaruhi sekali kehidupan kita.
Proses membuat, mengambil keputusan terhadap program dan kebijakan itu terjadi dalam sistem politik ya?
Iya betul. Jadi, politik itu salah satu kendaraan untuk mempengaruhi kebijakan. Omong kosong kalau tanpa politik kita bisa masuk untuk mempengaruhi kebijakan. Sekarang bisa lihat semua menteri itu dipilih oleh Presiden. Presiden dimenangkan oleh koalisi partai, toh kembalinya ke partai politik jadi pengaruhnya sangat besar.
Gen politiknya ada atau memang termotivasi oleh faktor eksternal?
Itu gabungan dari beberapa faktor. Kalau dari internal seperti yang tadi saya bilang, ada keinginan saya merasa kalau saya hanya berpikir bahwa politik itu kotor, kita selamanya menarik diri akhirnya tidak ada orang-orang yang mau masuk ke dalam politik karena semua berpikir jangan dekat situ.
Padahal kita mau politik ini baik kita harus masuk ke dalam. Itu yang pertama. Yang kedua, gen politik itu ada di bapak saya. Jadi bapak Theo Widodo itu mungkin sudah tidak asing bagi masyarakat Kota Kupang, NTT. Beliau adalah seorang yang memang juga terlibat aktif dalam kemasyarakatan, politik, sebagai pengamat.
Enakan mana nih, dokter atau politikus?
Sama-sama ada baik ada buruknya. Kalau di dokter itu kesamaannya itu saya sudah bekerja sebagai pelayan publik jadi saya tidak kaget ketika saya pindah dari dunia kedokteran pelayanan kesehatan ke politik.
Saya terbiasa dengan menjadi pelayan publik jadi dimarah-marahi itu sudah biasa. Pasien pun kalau bertanya kadang marah-marah dan dokter harus sabar.
Lalu mungkin perbedaannya saja kalau dulu saya di dunia dokter apa yang saya bantu itu selalu dinilai ini tulus kalau di dunia politik kadang kita memberikan bantuan orang masih berpikir jangan sampai ini ada intensi tertentu ada niat misalnya berharap dipilih kembali, dan lain sebagianya. Mungkin perbedaannya itu menurut saya.
Waktu membuat keputusan untuk berpolitik pasti melalui proses panjang. Boleh diceritakan?
Itu hasil pergumulan panjang, hasil diskusi bersama keluarga, karena saya sampaikan ke isteri bahwa ini bukan keputusan kecil, ini keputusan besar. Nanti kalau saya sudah masuk ke dunia politik isteri juga harus paham pekerjaan saya.
Kalau tanya saya pergi jam berapa boleh tapi jangan tanya saya pulang jam berapa karena politisi itu pergi tahu jamnya pulang tidak tahu jamnya.
Kadang ngobrol ngalir ngidul sampai lupa waktu. Itu pergumulan dengan keluarga. Lalu pergumulan dengan diri sendiri ya banyak berdoa, saya kadang banyak meminta nasehat romo, suster, kebetulan saya Katolik jadi sering diskusi, Romo kalau saya ambil keputusan ini bagaimana, kira-kira begitu.
Jadi waktu itu di usia berapa tahun?
Itu kira-kira PSI berdiri dua tahun saya sudah bergabung. Jadi kalau sekarang PSI berusia 7 tahun maka sekitar 5 tahun lalu. Waktu itu saya 31 tahun, sekarang 36 tahun.
Adakah tokoh politik di NTT atau nasional yang menjadi panutan?
Idola kami anak-anak muda itu ya Pak Jokowi dan Pak Ahok. Kalau bicara Partai Solidaritas Indonesia ini memang dulu awal-awal, teman-teman muda yang membantu Pak Ahok saat pilkada dulu lalu ketika pilkada itu berakhir kita berpikir bahwa kita hanya sebagai organisasi saja kan sayang ini bubar, maka kita harus buat sebuah partai.
PSI pertama kali mengikuti Pemilu 2019 dan hasilnya untuk konteks NTT cukup memuaskan. Bisa dijelaskan berapa kursi di DPRD provinsi dan kabupaten/kota?
Kami 2019 itu mendapatkan 11 kursi, 1 di Provinsi, 10 di kabupaten/kota. Satu itu saya di Provinsi sendirian, tapi 10 di kabupaten kota itu yang paling banyak itu 3 kursi di Ende, kami satu fraksi. Lalu ada di Malaka 1 kursi, Kota Kupang 1 kursi, Kabupaten Kupang 1 kursi, Sumba Tengah 1 kursi, Sumba Barat 1 kursi, Manggarai Timur 1 kursi dan di Ende 3 kursi.
Mayoritasnya anak-anak muda ya. Memangnya PSI sangat konsen terhadap anak muda? Ada batasan usia?
Iya, jadi dulu saat pencalegan itu kami ada syarat. Tidak boleh lebih dari 45 tahun dan tidak boleh berpolitik sebelumnya, menjadi pengurus partai politik inti seperti ketua, sekretaris, bendahara. Jadi kalau dia hanya sebatas anggota partai politik lainnya tidak apa-apa. Karena syarat itu maka sekarang banyak anggota DPRD yang dari PSI itu anak-anak muda. Tetapi nanti di 2024 kami sudah melonggarkan syarat itu, lebih fleksibel, mengakomodir yang usianya lebih tua sepanjang DNAnya sama dengan PSI.
Bagaimana mengetahui DNA-nya, mestinya masuk dulu baru tahu?
Kami punya proses penjaringan. Hanya kami satu-satunya partai yang membuat penjurian independen. Ada tim panelis independen, 2019 kami lakukan itu. Saya mengundang ada empat, tokoh akademisi, tokoh agama, tokoh perempuan, tokoh aktivis, mereka menjadi juri jadi nanti mereka memberikan scoring semua bacaleg itu dipanggil untuk diwawancara, mereka memberikan penilaian lalu penilaian itu mereka berikan kepada kami DPW menjadi salah satu instrumen, alat ukur untuk kami meloloskan dia menjadi caleg PSI.
Sejak awal kami berusaha untuk menggunakan sistem maritoktrasi. Siapa yang mempunyai kapabilitas, kapasitas, kualitas, dialah yang bisa menjadi caleg dari PSI.
Penjurian independen itu berlaku untuk tingkat provinsi atau kabupaten/kota?
Itu semua. Di provinsi bahkan di nasional itu yang menjadi juri ibu Mari Pangestu lalu ada pak Mahfud MD jadi seperti Indonesian Idol, juri duduk, panggil satu-satu jadi saya pun diwawancara ketika menjadi caleg.
Sekarang menyongsong pemilu 2024 hal yang sama juga dilakukan?
Iya betul. Nanti mulai Maret sudah ada juknis untuk masyarakat yang tertarik menjadi bacaleg dari PSI. Nanti mulai dari proses pemberkasan, administratif lalu kalau dia Lolos, dia bersiap untuk tes wawancara tadi dengan juri independen. Ketika lolos, ada lagi penilaian dia turun sosialisasi di masyarakat, nanti tim dari DPW bisa ikut untuk mengamati, cara menyampaikan dia baik, santun.
Banyak aspek yang dinilai?
Ya untuk menjawab itu karena kita tidak tahu kalau orang ini mengaku saja saya jujur, nanti di tengah-tengah baru ketahuan. Oleh karena itu penjaringan itu ketat. Mungkin memang agak berat bagi sebagian orang, wah PSI mau jadi caleg kok berat ya.
Artinya PSI bersedia membuka diri untuk tokoh masyarakat atau figur lain di luar dari anggota atau pengurus partai?
Betul sekali. Bahkan slogan kami saja terbuka, progresif, itu kita. Jadi kami sangat terbuka siapa saja boleh. Yang penting melewati tahapan-tahapan mekanisme jadi caleg tadi.
Ini sudah mulai persiapan sudah mulai ada yang kontak ke DPW PSI NTT lalu kami bilang tunggu sebentar, mungkin Maret keluar juknisnya nanti bapak dan ibu bersiap-siap melengkapi berkas yang ada, ikuti wawancara dan lain sebagainya. (michaella uzurasi)