Berita Nasional

Jelang Pilpres 2024, Anies Baswedan Jadi Rebutan 3 Parpol, Peluang Gubernur DKI Jakarta Makin Besar?

Tony Rosyid mengatakan, peluang Anies untuk menjadi pemimpin Republik Indonesia ini semakin besar pada ajang Pilpres 2024 mendatang.

Editor: Eflin Rote
ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengacungkan jempolnya saat akan menjalani pemeriksaan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Selasa (21/9/2021). KPK memeriksa Anies Baswedan sebagai saksi untuk tersangka mantan Direktur utama Perumda Sarana Jaya Yoory Corneles Pinontoan (YRC) atas kasus dugaan korupsi pengadaan lahan di Munjul, Cipayung, Jakarta Timur. 

“Kesimpulannya bahwa semakin calon itu kuat, maka akan semakin banyak yang merapat. Ini ‘sunnatullah’ dalam dunia politik, dan Anies nampaknya sedang mendapat anugerah ini. Hal ini sekaligus akan dapat menambah energi dan semangat para relawan untuk,” ungkapnya.

Baca juga: Ridwan Kamil Tiba-tiba Puji Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Soal Apa?

Berdasarkan analisisnya, ada dua macam pendukung yakni pendukung emosional dan rasional.

Untuk pendukung emosional biasa disebut sebagai pendukung fanatik, sehingga sudut pandangnya sulit dibelokkan untuk pindah ke pilihan lain.

“Banyak faktor yang membuat para pemilih jatuh hati, dan keukueh memilih calon itu. Mungkin melihat performanya menarik, cara bicaranya lembut, apa adanya dan tidak banyak drama, tidak marah ketika dihujat dan dicaci maki,” imbuhnya.

Baca juga: Peluang Anies Baswedan di Pilkada DKI Jakarta Lebih Besar dibanding Pilpres 2024? Simak Penjelasan

Kemudian pendukung rasional yang jumlahnya dianggap kalah banyak dengan pemilih emosional.

Meski minoritas, para pemilih rasional punya pengaruh besar karena mereka kaum otak cerdas yang mengerti bagaimana bicara, menciptakan opini dan memengaruhi orang lain.

“Nah, kita bisa saksikan para penulis dan kaum akademisi yang terus menerus menyuarakan Anies Baswedan for presiden di ruang publik. Mungkin hanya puluhan hingga ratusan jumlah orangnya, tapi kahadirannya luar biasa dalam mempengaruhi para pemilih Indonesia yang emosional tersebut. Para pemilih rasional dan emosional bertemu di sini,” katanya.

Tony melanjutkan, untuk pemilih rasional juga terdapat dua kategori, yaitu pemilih yang idealis dan pragmatis.

Para pemilih idealis ini adalah orang-orang yang berpikir kritis dan selalu melihat rekam jejak sang calon pemimpin.

Kedua, pemilih rasional yang pragmatis. Mereka hanya akan bergabung dengan calon yang diprediksi peluang menangnya lebih besar, seperti pimpinan partai dan pemilik modal.

“Bagi mereka, integritas dan kapasitas bukan yang utama, yang penting itu adalah kemenangan. Kalau calon yang mereka usung menang, jatah menteri untuk partainya jelas,” ucapnya.

“Mereka juga akan ikut menikmati kekuasaan. Bagi para pemodal, bisnisnya aman, bahkan bisa berkembang karena adanya akses ke kekuasaan. Namanya juga bergabung dengan pemenang,” tambahnya.

Safari Indonesia 

Diberitakan sebelumnya, Anies Baswedan berencana keliling Indonesia usai mengemban amanah sebagai Gubernur DKI Jakarta selama lima tahun.

Namun Anies tak menjelaskan detil maksud dan tujuan safari di Indonesia, apakah terkait Pilpres 2024 mendatang atau hanya sekadar liburan.

Diketahui, masa jabatan Anies sebagai Kepala Daerah di Ibu Kota akan berakhir pada 16 Oktober 2022 mendatang.

Setelah itu, Anies merasa menjadi orang bebas atau tidak terikat kontrak kerja dengan instansi pemerintahan.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved