Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Senin 31 Januari 2022: Bebas dari Roh Jahat

Kali ini penginjil Markus bercerita tentang Yesus mengusir roh jahat dari orang Gerasa. Cerita ini didahului oleh cerita tentang angin ribut diredakan

Editor: Agustinus Sape
Foto Pribadi
RD. Fransiskus Aliandu 

Renungan Harian Katolik Senin 31 Januari 2022: Bebas dari Roh Jahat (Markus 5:1-20)

Oleh: RD. Fransiskus Aliandu

POS-KUPANG.COM - Kali ini penginjil Markus bercerita tentang Yesus mengusir roh jahat dari orang Gerasa. Cerita ini didahului oleh cerita tentang angin ribut diredakan (Mrk 4:35-41). 

Petang itu Yesus mengajak para murid bertolak ke seberang, melintasi danau. Tapi sekonyong-konyong perahu ditimbus badai, gelombang besar. Ini sungguh membahayakan para murid. 

Maka Yesus yang lagi tidur dibangunkan, "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?" Syukurlah Yesus mau membantu. Ia menghardik angin dan danau yang menggelora itu. Alam pun takluk kepada-Nya dan menjadi teduh kembali. 

Menurut alam pikiran orang Timur Tengah kuno, danau dihuni oleh kuasa si jahat. Kuasa ini demikian dasyat dan tak ada yang dapat meredam apalagi menaklukkannya.

Tapi Yesus menghardik danau. Ia membentak si jahat dengan berani dan penuh kuasa. Nampak bahwa Yesus sungguh orang yang berkuasa. Ia mampu menaklukkan kuasa alam yang tak dapat ditaklukkan oleh manusia mana pun.

Selepas kejadian itu, mereka tiba di seberang. Betapa mencengangkan. Baru turun dari perahu, Yesus langsung berhadapan dengan kuasa si jahat lagi dalam diri seorang yang kerasukan roh jahat.

Seolah-olah roh jahat itu ada di mana-mana. Roh jahat itu hadir di berbagai tempat dan dalam pelbagai bentuk atau rupa. 

Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 29 Januari 2022: Angin dan Danau pun Taat Kepada-Nya

Roh jahat itu ada di rumah, kantor, asrama, komunitas. Ia ada di sini, di sana, di mana-mana.

Ia bisa saja masuk dan merasuki diri teman, saudara, kompetitor, bawahan, atasan. Jangan-jangan ia pun (telah) bertakhta dalam diriku, membuat diriku mengalami kerasukan? 

Ia pun hadir dalam perjalanan, penyeberangan, penziarahan hidup. Ia mendatangi, mengganggu, menghadang, menggoncangkan, menakutkan, dan membahayakan siapa pun.

Ia mengganggu dan meretakkan hubungan pertemanan dan persaudaraan. Ia mengguncang, membuat oleng usaha dan perusahaan. 

Saya coba berfantasi sejenak sambil membayangkan bahwa diri saya hadir dalam perjalanan bersama Yesus dan menyaksikan langsung kejadian itu.

Bagaimanakah perasaan saya pada saat melihat orang yang kerasukan setan itu berteriak, memberontak. Rasa-rasanya kejadian itu pasti sungguh menyeramkan, menakutkan.

Saya pun sempat berkata pada diri sendiri, bagaimana kalau seandainya diri saya dikuasai roh jahat dan membuat saya kerasukan?

Namun ... bukankah sering saya tergoda dan "kerasukan" membeli ini dan itu, menyebarkan gosip dan hoaks?

Tidakkah saya sadari bahwa terkadang saya begitu menakutkan dengan amarah, benci, dendam, dan perilaku jahat yang tak pernah bisa saya kontrol?

Dalam cerita kejadian ini, roh itu justru mendatangi Yesus dan berteriak histeris, "Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi? Demi Allah, jangan siksa aku!"

Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 29 Januari 2022: Diam, Tenanglah!

Kemudian roh itu meminta kepada Yesus, "Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi itu, biarkanlah kami memasukinya".

Kalau roh jahat saja mengakui Yesus itu Putera Allah, penuh kuasa; maka saya mesti makin percaya dan selalu mendatangi Yesus. Saya tak boleh menjauh bahkan melupakan-Nya.

Saya mesti selalu memohon kepada-Nya, "Tuhan Yesus, Putera Allah yang hidup, bebaskanlah aku dari roh-roh jahat!"

Teks Lengkap Bacaan Renungan Katolik 31 Januari 2022:

Ilustrasi bacaan renungan harian Katolik dari Alkitab.
Ilustrasi bacaan renungan harian Katolik dari Alkitab. (POS-KUPANG.COM/AGUSTINUS SAPE)

Bacaan Pertama: 2 Samuel 15:13-14.30;16:5-13a

"Daud melarikan diri dari Absalom, dan Simei mengutuk dia sesuai dengan perintah Tuhan."

Waktu itu Absalom, putra Daud memberontak. Maka datanglah seseorang kepada Daud, katanya: “Hati orang Israel telah condong kepada Absalom.”

Kemudian berbicaralah Daud kepada semua pegawainya yang ada bersama-sama dengan dia di Yerusalem, “Bersiaplah, marilah kita melarikan diri, jangan sampai kita tidak dapat luput dari tangan Absalom. Pergilah dengan segera, supaya ia tidak dapat lekas menyusul kita, dan mendatangkan celaka atas kita serta memukul kota ini dengan mata pedang!”

Maka Daud mendaki bukit zaitun sambil menangis. Ia mengenakan selubung kepala, dan mereka mendaki sambil menangis.

Ketika Raja Daud sampai ke Bahurim, keluarlah dari sana seorang dari kaum keluarga Saul; ia bernama Simei bin Gera. Sambil mendekati raja, ia terus menerus mengutuk.

Daud dan semua pegawainya ia lempari dengan batu, walaupun segenap tentara dan semua pahlawan berjalan di kiri kanannya.

Beginilah perkataan Simei pada waktu mengutuk, “Enyahlah, enyahlah, engkau penumpah darah, orang dursila! Tuhan telah membalas kepadamu segala darah keluarga Saul, yang engkau gantikan menjadi raja. Tuhan kini menyerahkan kedudukan raja kepada anakmu Absalom. Sungguh, engkau sekarang dirundung malang, karena engkau seorang penumpah darah.”

Lalu berkatalah Abisai, anak Zeruya, kepada raja, “Mengapa bangkai anjing ini mengutuki Tuanku Raja?” Izinkanlah aku menyeberang dan memenggal kepalanya.”

Tetapi kata raja, “Tak usahlah campur tangan, hai anak Zeruya! Biarlah ia mengutuk! Sebab apabila Tuhan bersabda kepadanya: Kutukilah Daud, siapakah yang akan bertanya: mengapa engkau berbuat demikian?”

Kata Daud pula kepada Abisai dan kepada semua pegawainya, “Sedangkan anak kandungku saja ingin mencabut nyawaku, apalagi si orang Benyamin ini! Biarkanlah dia, dan biarlah ia mengutuk, sebab Tuhanlah yang telah bersabda kepadanya demikian. Mungkin Tuhan akan memperhatikan kesengsaraanku ini, dan Tuhan membalasku dengan sesuatu yang baik sebagai ganti kutuk orang itu pada hari ini.”

Demikianlah Daud melanjutkan perjalanan bersama orang-orangnya.

Demikianlah Sabda Tuhan

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Mzm 3:2-3.4-5.6-7

Refrein: Bangkitlah, ya Tuhan, selamatkanlah aku.

1. Ya Tuhan, betapa banyak lawanku! Betapa banyak orang yang bangkit menyerang aku; banyak orang berkata tentang aku, “Baginya tidak ada pertolongan dari Allah.”

2. Tetapi, Tuhan, Engkaulah perisai yang melindungi aku, Engkaulah kemuliaanku, Engkaulah yang mengangkat kepalaku! Dengan nyaring aku berseru kepada Tuhan, dan Ia menjawab aku dari gunung-Nya yang kudus.

3. Maka, aku dapat membaringkan diri dan tertidur; dan kemudian bangun lagi, sebab Tuhan menopang aku! Aku tidak takut kepada puluhan ribu orang yang mengepung aku dari segala penjuru. Bangkitlah, ya Tuhan! Tolonglah aku, ya Allahku!

Bait Pengantar Injil: Alleluya

Refrein: Alleluya

Seorang nabi besar telah muncul di tengah kita, dan Allah mengunjungi umat-Nya.

Bacaan Injil: Markus 5:1-20

"Hai roh jahat, keluarlah dari orang ini!"

Sekali peristiwa, sampailah Yesus dan murid-murid-Nya di seberang Danau Galilea, di daerah orang Gerasa. Baru saja Yesus turun dari perahu, datanglah kepada-Nya seorang yang kerasukan roh jahat dari pekuburan.

Orang itu diam di sana dan tidak ada lagi yang sanggup mengikatnya, dengan rantai sekalipun!

Sudah sering ia dibelenggu dan dirantai, tetapi rantai itu diputuskannya dan belenggu itu dimusnahkannya, sehingga tidak ada seorang pun yang cukup kuat untuk menjinakkannya.

Siang malam ia berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan memukuli diri dengan batu.

Ketika melihat Yesus dari jauh, berlarilah ia mendapatkan-Nya.

Ia lalu menyembah-Nya, dan dengan keras ia berteriak, “Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah yang Mahatinggi? Demi Allah, jangan siksa aku!”

Karena sebelumnya Yesus mengatakan kepadanya, “Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!”

Kemudian Yesus bertanya kepada orang itu, “Siapa namamu?”

Jawabnya, “Namaku Legion, karena kami banyak.” Ia memohon dengan sangat supaya Yesus jangan mengusir roh-roh itu keluar dari daerah itu.

Adalah di sana, di lereng bukit, sekawanan babi sedang mencari makan.

Lalu roh-roh itu meminta kepada Yesus, katanya, “Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi itu, dan biarkanlah kami memasukinya!”

Yesus mengabulkan permintaan mereka. Lalu keluarlah roh-roh jahat itu, dan memasuki babi-babi itu.

Maka kawanan babi yang kira-kira dua ribu jumlahnya itu terjun dari tepi jurang ke dalam danau dan mati lemas di dalamnya.

Maka larilah penjaga-penjaga babi itu! Mereka menceritakan hal itu di kota dan di kampung-kampung sekitarnya.

Lalu keluarlah orang untuk melihat apa yang telah terjadi. Mereka datang kepada Yesus dan melihat orang yang kerasukan itu duduk; orang yang tadinya kerasukan legion itu, kini berpakaian dan sudah waras.

Maka takutlah mereka. Orang-orang yang telah melihat sendiri hal itu menceritakan apa yang telah terjadi atas orang yang kerasukan setan itu, dan tentang babi-babi itu.

Lalu mereka mendesak Yesus supaya Ia meninggalkan daerah mereka.

Pada waktu Yesus naik lagi ke dalam perahu, orang yang tadinya kerasukan setan itu meminta, supaya ia diperkenankan menyertai Yesus.

Tetapi Yesus tidak memperkenankannya. Yesus berkata kepada orang itu, “Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala yang telah diperbuat Tuhan atasmu, dan ceritakan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!”

Orang itu pun pergi, dan mulai memberitakan di daerah Dekapolis segala yang telah diperbuat Yesus atas dirinya, dan mereka semua menjadi heran.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik lainnya

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved