Berita Ekbis

Taman di Atas Laut Kelapa Lima Jadi Lokasi Pusat Kuliner Kota Kupang, Harus Ditata Dengan Baik 

Penataan ulang lokasi pusat kuliner yang berada di depan Hotel Aston, Kelapa Lima, Kota Kupang dari yang dulunya kumuh menjadi lokasi yang modern sang

Editor: Ferry Ndoen
POS-KUPANG.COM/Oby Lewanmeru
Bangunan Taman di Atas Laut yang hendak dijadikan pusat kuliner Kota Kupang di Pantai Kelapa Lima, Kota Kupang. Gambar diambil, Selasa 25 Januari 2022 

Laporan POS-KUPANG.COM, Berto Kalu

POS-KUPANG.COM,KUPANG - Penataan ulang lokasi pusat kuliner yang berada di depan Hotel Aston, Kelapa Lima, Kota Kupang dari yang dulunya kumuh menjadi lokasi yang modern sangat luar biasa dari sisi ekonomi.

Demikian disampaikan Dr. James Adam,SE.MBA. pengamat ekonomi regional, ketika diwawancarai via telepon pada Selasa, 25 Januari 2022.

Hal ini didasari ketika nantinya masyarakat melihat begitu megahnya bangunan tersebut, akan dengan sendirinya tertarik untuk berkunjung, dan mencari sesuatu yang bisa dibeli dari lokasi itu.

Perlu dipersiapkan dengan matang, sehingga kedepan lokasi itu bisa menyiapkan kebutuhan atau keinginan pengunjung.

Perubahan sistim sporadis atau pola klasik yang kemudian dipadukan dengan pola modern menurutnya merupakan suatu langkah maju.

Namun bagaimana nanti kedepan memadukan kedua pola tersebut menjadi suatu sistem yang tertata dengan baik, sehingga kedua unsur tersebut tidak hilang.

"Jadi ada satu tempat yang modern, tapi di dalamnya ada orang berjualan ikan, baik ikan segar atau bakar, ini mesti ditata dengan baik jangan sampai bangunan yang modern itu akhirnya hilang karena tidak tertata dengan baik, itu yang harus menjadi catatan," ujarnya

Menurut pandangannya, lokasi ini nantinya cukup untuk menampung seluruh penjual yang sekarang ini sedang direlokasi ke Pasir Panjang.

Ia katakan, perlu ada rantai pasok dan rantai nilai atau kerja sama antara pelaku usaha disekitar lokasi pusat kuliner.

"Contoh kecil seperti ini, ketika ada orang datang berkunjung ke restoran siap saji, mereka mau makan ikan bakar dll, itu semua disuplai oleh penjual ikan disitu, "ujarnya.

Dari sisi ekonomi sebetulnya menguntungkan buat pemerintah, dalam hal kalau bisa dioptimalkan sebagai sumber pendataan asli daerah (PAD).

"Sehingga sekarang ini tergantung pengelola, saya harap jangan pemerintah lagi yang kelola harus di kasih pihak ke-3 dalam hal ini pihak-pihak yang profesional, sehingga tempat itu tetap terjaga, aktivitas ekonomi nelayan penjual ikan tetap jalan, " Jelas Adam.

Ia menambahkan beberapa catatan yang perlu dijaga dalam hal pengelolaan.

Menurutnya, lingkungan tersebut harus dijaga, mulai dari pembuangan limbah air ikan yang harus di tata dengan baik, sehingga memberi kenyamanan bagi pengunjung yang datang.

"menjadi tidak bagus misalnya tempat semegah ini, tapi tata pengelolaan limbah dan sebagainya tidak diurus dengan baik, orang datang mau duduk enak cari udara segar, tiba-tiba dia cium bau perut ikan, itu juga perlu diperhatikan, " Cetusnya.

Ia berharap masyarakat punya kesadaran untuk bersama mau menjaga apa yang sudah dibangun pemerintah.

"Karena sekarang saya dengar lampu-lampu disitu dan dibelakang hotel On The Rock itu sebagian sudah rusak, bisa dibayangkan pemerintah telah mengeluarkan sangat besar anggaran untuk membangun kawasan itu, "

Kalau mau tempat itu terus eksis, dan bertahan lama satu-satunya cara adalah semua yang terlibat harus taat aturan (*cr13).

Dr. James Adam,SE.MBA. pengamat ekonomi regional.
Dr. James Adam,SE.MBA. pengamat ekonomi regional. (POS-KUPANG/DOKUMENTASI PRIBADI)
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved