Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik, Jumat 21 Januari 2022: Dipanggil untuk Apa?

Betapa bahagianya diri kita ketika menyadari bahwa kehadiran kita sungguh membawa suka cita dan kebahagiaan bagi orang lain.

Editor: Agustinus Sape
Foto Pribadi
RD. Fransiskus Aliandu 

Renungan Harian Katolik, Jumat 21 Januari 2022: Dipanggil untuk Apa? (Markus 3:13-19)

Oleh: RD. Fransiskus Aliandu

POS-KUPANG.COM - Betapa bahagianya diri kita ketika menyadari bahwa kehadiran kita sungguh membawa suka cita dan kebahagiaan bagi orang lain.

Ketika orang sakit, kita hadir membawa penyembuhan atau hiburan; ketika orang kecewa, kita hadir sebagai pembawa harapan; ketika orang putus asa, kehadiran kita sungguh membawa semangat baru.

Itulah panggilan hidup kita dalam mengikuti Yesus, Sang Guru. Dia memanggil kita, yakni orang yang dikehendaki-Nya untuk menyertai Dia dan untuk diutus-Nya membawa kabar baik dan suka cita bagi setiap orang; menyembuhkan orang sakit dan mengusir roh jahat.

Baca juga: Renungan Harian Katolik, Jumat 21 Januari 2022: Habe Bonum Animum; Milikilah Hati yang Baik

Panggilan hidup kita adalah panggilan untuk bermakna dalam hidup. Biarpun dengan hal-hal kecil asalkan memberi sumbangan yang berarti untuk hidup orang lain. Melalui dan karena kita orang merasa bahwa dia adalah manusia.

Kita ada bersama orang lain, tinggal bersama dan berjalan bersama menuju satu cita-cita; saling membantu dan menolong. Itu merupakan sebuah bentuk tindakan bermakna bagi sesama.

Dengan demikian, kita sungguh menampakkan wajah kemurahan Tuhan bagi sesama. Kita membawa kasih Tuhan kepada sesama dan atau membawa sesama mengalami kemurahan Tuhan.

Olehnya, kita kembali menyadari bahwa kita ini orang yang dipanggil. Yesus-lah yang memanggil kita.

Kita bukan orang sembarangan. Karena Yesus tidak memanggil orang sembarangan. Ia memanggil mereka "yang dikehendaki-Nya". Berarti kita ini sudah Ia rencanakan dan sudah Ia kandungkan dalam hati-Nya. Kita ini adalah orang yang dikasihi-Nya.

Dia memanggil dengan menyebut nama kita masing-masing. Persis yang dilakukan-Nya saat memanggil dan menetapkan dua belas orang.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 18 Januari 2022: Alasan Pembenar

Bahkan ada di antara kita yang dipanggil dengan nama baru. Seperti Simon yang diberi-Nya nama Petrus karena Dia ingin jadikan sebagai wadas, batu karang untuk jemaat-Nya.

Atau, seperti Yakobus dan Yohanes yang diberi nama "Boanerges" yang berarti anak-anak guru. Ini bukan sekadar catatan mengenai watak keduanya yang keras, melainkan juga sebagai nubuat bahwa mereka akan mengambil bagian khusus dalam taufan, badai yang kelak akan menimpa Yesus.

Kita juga berusaha menyadari lagi bahwa Yesus memanggil kita untuk ada bersama-Nya. Inilah dasar panggilan dan pilihan-Nya atas kita.

Itu artinya, yang paling utama adalah untuk hadir secara fisik bersama Dia dalam hidup dan perjalanan-Nya.

Kehadiran fisik yang mencakup kesegenapan aspek, seperti terkait cita-cita atau visi, menyatu hati , senasib. Jadi, bukan hanya penyertaan karena hal-hal lahiriah dan sepele.

Setelah ada bersama, Dia ternyata mengutus kita dengan maksud khusus. Bukan menurut pikiran dan sukanya kita. Tetapi untuk mewartakan Injil dan mengusir setan dengan kuasa yang Ia berikan.

Maksud dan tujuan ini harus disadari sungguh. Sebab dewasa ini banyak sekali jalan, suara dan bahkan ideologi sesat yang bisa memengaruhi diri kita.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 19 Januari 2022: Degil

Paus Fransiskus menyebut materialisme, konsumerisme dan hedonisme bisa mengarahkan kita kepada satu bahaya besar yaitu idolatria atau pemujaan berhala. 

Bahaya idolatria ini akan mengarahkan kita manusia kepada egolatria yaitu pemujaan diri sendiri, seakan-akan menjadikan diri kita segala-galanya dan melupakan orang lain.

Maka, kita sadari bahwa Tuhan memanggil kita untuk ada bersama-Nya dan berjalan bersama-Nya dan bersama orang lain.

Saling mendengarkan satu sama lain. Bukannya menjadikan diri kita lebih utama sehingga menjadi idolatria dan egolatria di zaman ini. *

Teks Lengkap Bacaan Renungan Katolik 21 Januari 2022:

Ilustrasi bacaan renungan harian Katolik dari Alkitab.
Ilustrasi bacaan renungan harian Katolik dari Alkitab. (POS-KUPANG.COM/AGUSTINUS SAPE)

Bacaan Pertama: 1 Samuel 24:3-21

"Aku tidak akan menjamah Saul sebab dialah orang yang diurapi Tuhan."

Pada suatu hari Saul mengambil 3000 orang pilihan dari seluruh orang Israel, lalu pergi mencari Daud dan orang-orangnya di gunung batu Kambing Hutan.

Maka sampailah Saul ke kandang-kandang domba di tepi jalan.

Di sana ada gua, dan Saul masuk ke dalamnya untuk membuang hajat, tetapi Daud dan orang-orangnya duduk di bagian dalam gua itu.

Lalu berkatalah orang-orang itu kepada Daud, “Telah tiba hari yang dikatakan Tuhan kepadamu: Sesungguhnya, Aku menyerahkan musuhmu ke dalam tanganmu. Maka perbuatlah kepadanya apa yang kaupandang baik!”

Maka Daud bangun, lalu memotong punca jubah Saul dengan diam-diam.

Kemudian berdebar-debarlah hati Daud, karena telah memotong punca jubah Saul.

Lalu ia berkata kepada orang-orangnya, “Dijauhkan Tuhanlah kiranya dari padaku untuk melakukan hal yang demikian kepada tuanku, kepada orang yang diurapi Tuhan; dijauhkanlah aku dari menjamah dia, sebab dialah orang yang diurapi Tuhan.”

Dengan perkataan itu Daud mencegah orang-orangnya; ia tidak mengizinkan mereka bangkit menyerang Saul.

Sementara itu Saul bangun meninggalkan gua, hendak melanjutkan perjalanannya.

Maka bangunlah Daud, ia keluar dari dalam gua itu dan berseru kepada Saul dari belakang, katanya, “Tuanku Raja!”

Saul menoleh ke belakang. Maka Daud berlutut dengan mukanya ke tanah dan sujud menyembah.

Lalu berkatalah ia kepada Saul, “Mengapa engkau percaya akan perkataan orang-orang yang mengatakan: Sesungguhnya Daud mengikhtiarkan celakamu? Ketahuilah, pada hari ini Tuanku sendiri melihat, bahwa hari ini Allah menyerahkan engkau ke dalam tanganku dalam gua itu.

Ada orang yang menyuruh aku membunuh engkau, tetapi aku merasa sayang kepadamu karena pikirku: Aku tidak akan menjamah tuanku itu, sebab dialah orang yang diurapi Tuhan.

Lihatlah ini, Bapaku! Lihatlah punca jubahmu ada dalam tanganku.

Dari kenyataan bahwa aku memotong punca jubahmu dengan tidak membunuh engkau, dapatlah kauketahui dan kaulihat, bahwa tanganku bersih dari kejahatan dan pengkhianatan, dan bahwa aku tidak berbuat dosa terhadap engkau, walaupun engkau mengejar-ngejar aku untuk mencabut nyawaku.

Tuhan kiranya menjadi hakim di antara aku dan engkau! Tuhan kiranya membalaskan aku kepadamu, tetapi tanganku tidak akan memukul engkau; seperti peribahasa orang tua-tua mengatakan: Dari orang fasiklah timbul kefasikan.

Sungguh, tanganku tidak akan memukul engkau!

Terhadap siapakah raja Israel keluar berperang? Siapakah yang kaukejar? Anjing mati! Seekor kutu saja!

Sebab itu Tuhan kiranya menjadi hakim yang memutuskan perkara kita!

Kiranya Dia memperhatikan dan memperjuangkan perkaraku!

Kiranya Ia memberi keadilan kepadaku dengan melepaskan aku dari tanganmu.”

Setelah Daud selesai menyampaikan perkataan itu, berkatalah saul, “Suaramukah itu, ya anakku Daud?”

Sesudah itu dengan suara nyaring menangislah Saul.

Katanya kepada Daud, “Engkau lebih besar daripada aku, sebab engkau telah melaukan yang baik kepadaku, padahal aku melakukan yang jahat kepadamu.

Telah kautunjukkan pada hari ini, betapa engkau telah melakukan yang baik kepadaku: Walaupun Tuhan telah menyerahkan aku ke dalam tanganmu, engkau tidak membunuh aku.

Apabila seseorang menangkap musuh, masakan dilepaskannya dia pergi dengan selamat?

Tuhan kiranya membalaskan dengan kebaikan apa yang kaulakukan kepadaku pada hari ini.

Dari ini semua, sesungguhnya aku tahu, bahwa engkau pasti menjadi raja dan jabatan raja Israel akan tetap kokoh dalam tanganmu.”

Demikianlah Sabda Tuhan

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Mzm 57:2.3-4.6.11

Refrein: Kasihanilah aku, ya Allah, kasihanilah aku.

1. Kasihanilah aku, ya Allah, kasihanilah aku, sebab kepada-Mulah jiwaku berlindung; di bawah sayap-Mu aku akan bernaung sampai berlalulah malapetaka ini.

2. Aku berseru kepada Allah, Yang Mahatinggi, kepada Allah yang mengerjakan segalanya bagiku: Kiranya Ia mengirim utusan dari surga dan menyelamatkan daku, mencegah orang-orang yang menganiaya aku; semoga Allah mengirimkan kasih setia dan kebenaran-Nya.

3. Bangkitlah mengatasi langit, ya Allah! Biarlah kemuliaan-Mu meliputi seluruh bumi! Sebab, kasih setia-Mu menjulang setinggi langit, dan kebenaran-Mu setinggi awan-gemawan.

Bait Pengantar Injil: 2 Korintus 5:19

Refrein: Alleluya

Dalam diri Kristus Allah mendamaikan dunia dengan Diri-Nya dan mempercayakan warta perdamaian kepada kita

Bacaan Injil: Markus 3:13-19

"Yesus memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya untuk menyertai Dia."

Pada suatu hari Yesus naik ke atas bukit.

Ia memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya dan mereka pun datang kepada-Nya.

Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia, untuk diutus-Nya memberitakan Injil, dan untuk menerima dari Dia kuasa mengusir setan.

Kedua belas orang yang ditetapkan-Nya itu ialah: Simon, yang diberi-Nya nama Petrus, Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, yang keduanya Ia beri nama Boanerges, yang berarti anak-anak guruh; selanjutnya Andreas, Filipus, Bartolomeus, Matius, Tomas, Yakobus anak Alfeus, Tadeus, Simon orang Zelot, dan Yudas Iskariot yang mengkhianati Dia.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik lainnya

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved