Breaking News

Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Selasa 18 Januari 2022: Alasan Pembenar

Terkait perayaan hari Minggu dan menyambut Tubuh Tuhan, ada banyak ketentuan lain. Sebut saja yang pokok, tak boleh komuni bila melakukan dosa.

Editor: Agustinus Sape
Foto Pribadi
RD. Fransiskus Aliandu 

Renungan Harian Katolik Selasa 18 Januari 2022: Alasan Pembenar (Markus 2:23-28)

Oleh: RD. Fransiskus Aliandu

POS-KUPANG.COM - Teringat pengalaman masa kecil di kampung. Kalau mau berangkat ke gereja untuk misa hari Minggu, kurang lebih satu jam sebelumnya sudah diwanti-wanti oleh mama agar tidak boleh makan dan minum lagi. "Mau terima Tuhan Yesus", begitu alasannya.

Kemudian baru saya tahu bahwa ketentuan itu memang termuat di dalam kitab hukum Gereja.

Terkait perayaan hari Minggu dan menyambut Tubuh Tuhan, ada banyak ketentuan lain. Sebut saja yang pokok, tak boleh komuni bila melakukan perbuatan dosa.

Pernah saya pergi ke gereja dengan mengenakan pakaian olahraga. Ketahuan oleh mama, saya dipelototin dan dimarahin. Katanya, "Kenapa tidak pakai pakaian misa?"

Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 17 Januari 2022: Saat Bersama Tuhan

Memang mama sudah mengatur pakaian kami anak-anaknya menurut fungsinya masing-masing. Ada pakaian harian, ada pakaian untuk pesta, tapi ada pakaian untuk ke gereja.

Tak boleh seenaknya kami menggunakan tidak sesuai maksud dan fungsinya. Teristimewa pakaian misa, tak boleh dipakai untuk kepentingan lain. Bisa barabe, kena damprat. 

Konon kebiasaan di kampungku, selama pekan suci yang dimulai Minggu Palma, ada larangan untuk bekerja berat, bepergian jauh, menyetel musik.

Tak heran sebelum pekan suci, biasanya pekerjaan tumbuk padi, memotong kayu bakar sudah dilakukan sebagai persiapan untuk kebutuhan selama pekan suci. Para nelayan tak lagi melaut, para papalele alias saudagar keliling dari pasar ke pasar telah kembali ke rumah masing-masing.

Maka saya merasa tidak ada yang aneh saat orang-orang Farisi mempertanyakan Yesus, "Mengapa murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?"

Hal ini mereka ungkapkan karena melihat murid-murid Yesus memetik bulir gandum pada hari Sabat.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 15 Januari 2022: Saatnya Berubah

Kaum Farisi memang terkenal di kalangan orang Israel sebagai pencinta dan penjaga pelbagai peraturan tradisional. Khususnya dalam hal hari Sabat. Mereka hafal betul, apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan pada hari suci itu.

Memadamkan lampu? Tidak boleh! Berjalan lebih dari 900 m? Dilarang! Memetik bulir gandum sambil melewati ladang? Haram! Terdapat lebih kurang 39 jenis perbuatan yang dilarang coy!

Namun pernah seseorang curhat kepada saya. "Romo ... saya ini sudah tiga minggu tidak ke gereja." Saya terperanjat lalu bertanya, "Lho ... kenapa?"

Orang itu lalu bilang, "Habis gimana mo ... ayah saya sakit dan hanya saya yang menjaga dan merawatnya".

Imbuhnya lagi, "Bayangin deh mo ... pas saya ke gereja dan ayah saya terjatuh dan kemudian menghembuskan nafasnya, apakah saya nggak dosa?"

Dalam hati saya bergumam, "Oh iya ya ... khan ada alasan pembenar, demi kemanusiaan, untuk keselamatan."

Saya tak bisa membayangkan bagaimana kondisi orang-orang sakit yang opname di rumah sakit bila tak ada perawat yang bertugas di hari Minggu.

Gimana penumpang bisa sampai ke tujuan, bila pilot, sopir, nakhoda tak boleh berkarya di hari Minggu.

Polisi dan tentara sudah bertahun-tahun tak rayakan Natal dan Paskah di keluarganya karena harus bertugas menjaga keamanan.

Berlatar pengalaman terakhir ini, saya mengerti kenapa Yesus "membiarkan" para murid-Nya memetik butir gandum pada hari Sabat, meski perbuatan itu terlarang menurut ketentuan Taurat.

Tanggapan-Nya jelas, "... ketika Daud dan mereka yang mengikutinya kekurangan dan kelaparan ... ia masuk ke dalam Rumah Allah ... lalu makan roti sajian ... yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam ... dan memberinya juga kepada pengikut-pengikutnya."

Baca juga: Renungan Harian Katolik 18 Januari 2022: Merawat Hati dan Nilai Hidup

Yesus mengajarkan saya, benar tradisi dan ketentuan keagamaan seperti aturan tentang hari Minggu itu penting. Saya harus mematuhinya, supaya saya lebih mengasihi dan berbakti kepada Tuhan.

Saya tak boleh meremehkannya, apalagi melalaikannya. Saya mesti menyempatkan diri ke gereja, dengan pakaian yang pantas, dengan hati yang bersih.

Sang Guru tak mengajarkan bahwa ketetapan itu tak penting. Hanya saya juga mencatat ini. Ia menunjukkan kepada saya bahwa saya boleh mengabaikannya demi alasan pembenar yang kuat.

Demi alasan keselamatan, saya boleh menyimpang. Tapi bukan karena kemalasan; bukan karena hobi berenang atau futsal yang tak mau ditinggalkan; apalagi bukan karena kurangnya hormat saya terhadap Tuhan dengan patuh melaksanakan ketentuan itu.*

Teks Lengkap Bacaan Renungan Katolik 18 Januari 2022:

Ilustrasi bacaan renungan harian Katolik dari Alkitab.
Ilustrasi bacaan renungan harian Katolik dari Alkitab. (POS-KUPANG.COM/AGUSTINUS SAPE)

Bacaan Pertama: 1 Samuel 16:1-13

"Samuel mengurapi Daud di tengah saudara-saudaranya dan berkuasalah Roh Tuhan atas Daud."

Setelah Raja Saul ditolak, Tuhan bersabda kepada Samuel, “Berapa lama lagi engkau berdukacita karena Saul?

Bukankah ia telah Kutolak sebagai raja atas Israel?

Isilah tabung tandukmu dengan minyak dan pergilah.

Aku mengutus engkau kepada Isai, orang Betlehem itu, sebab di antara anak-anaknya telah Kupilih seorang raja bagi-Ku.”

Tetapi Samuel berkata, “Bagaimana mungkin aku pergi? Jika Saul mendengarnya, ia akan membunuh aku.”

Maka Tuhan bersabda, “Bawalah seekor lembu muda dan katakan: Aku datang untuk mempersembahkan kurban kepada Tuhan. Kemudian undanglah Isai ke upacara pengurbanan itu, lalu Aku akan memberitahukan kepadamu apa yang harus kauperbuat. Urapilah bagi-Ku orang yang akan Kusebut kepadamu.”

Samuel berbuat seperti yang disabdakan Tuhan, dan tibalah ia di Kota Betlehem.

Para tua-tua di kota itu datang mendapatkannya dengan gemetar dan berkata, “Adakah kedatanganmu ini membawa selamat?”

Jawab Samuel, “Ya, benar! Aku datang untuk mempersembahkan kurban kepada Tuhan. Kuduskanlah dirimu, dan datanglah dengan daku ke upacara pengurbanan ini.”

Kemudian Samuel menguduskan Isai dan anak-anaknya yang laki-laki, dan mengundang mereka ke upacara pengurbanan itu.

Lalu mereka itu masuk. Ketika melihat Elia, Samuel berpikir, “Sungguh, di hadapan Tuhan sekarang berdiri yang diurapi-Nya.”

Tetapi bersabdalah Tuhan kepada Samuel, “Janganlah terpancang pada paras atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Allah melihat hati.”

Lalu Isai memanggil Abinadab dan menyuruhnya lewat di depan Samuel.

Tetapi Samuel berkata kepada Isai, “Dia ini tidak dipilih Allah!”

Kemudian Isai menyuruh Syama lewat, tetapi Samuel berkata, “Orang ini pun tidak dipilih Tuhan!”

Demikianlah Isai menyuruh ketujuh anaknya lewat di depan Samuel, tetapi Samuel berkata kepada Isai, “Semuanya ini tidak dipilih Tuhan.”

Lalu Samuel berkata kepada Isai, “Inikah semua anakmu?”

Jawab Isai, “Masih tinggal yang bungsu, tetapi ia sedang menggembalakan domba.”

Kata Samuel kepada Isai, “Suruhlah memanggil dia, sebab kita tidak akan duduk makan, sebelum ia datang kemari.”

Kemudian disuruhnyalah menjemput dia. Kulitnya kemerah-merahan, matanya indah dan parasnya elok.

Lalu Tuhan bersabda, “Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia.”

Samuel mengambil tabung tanduk yang berisi minyak itu, dan mengurapi Daud di tengah saudara-saudaranya.

Sejak hari itu dan seterusnya berkuasalah Roh Tuhan atas Daud. Lalu berangkatlah Samuel menuju Rama.

Demikianlah Sabda Tuhan

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Mzm 89:20.21-22.27-28

Refrein. Aku telah mendapat Daud, hamba-Ku.

1. Pernah Engkau berbicara dalam penglihatan kepada orang-orang yang Kaukasihi. Engkau berkata, “Telah Kutaruh mahkota di atas kepala seorang pahlawan, telah Kutinggikan seorang pilihan dari antara bangsa itu.

2. Aku telah mendapat Daud, hamba-Ku; Aku telah mengurapinya dengan minyak-Ku yang kudus, maka tangan-Ku tetap menyertai dia, bahkan lengan-Ku meneguhkan dia.”

3. Dia pun akan berseru kepada-Ku, “Bapakulah Engkau, Allahku dan gunung batu keselamatanku.” Aku pun akan mengangkat dia menjadi anak sulung, menjadi Yang Tertinggi di antara raja-raja bumi.

Bait Pengantar Injil: Efesus 1:17-18

Refrein: Alleluya

Bapa Tuhan kita Yesus Kristus akan menerangi mata budi kita, agar kita mengenal harapan panggilan kita. Alleluya.

Bacaan Injil: Markus 2:23-28

"Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat."

Pada suatu hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum, dan sementara berjalan murid-murid-Nya memetik bulir gandum.

Maka kata orang-orang Farisi kepada Yesus, “Lihat! Mengapa mereka berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?”

Jawab Yesus kepada mereka, “Belum pernahkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan para pengiringnya kekurangan dan kelaparan? Tidakkah ia masuk ke dalam Rumah Allah waktu Abyatar menjabat sebagai Imam Agung lalu makan roti sajian yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam dan memberikannya juga kepada pengikut-pengikutnya?”

Lalu kata Yesus kepada mereka, “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat. Jadi Anak Manusia adalah Tuhan, juga atas hari Sabat.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik lainnya

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved