Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Senin 17 Januari 2022: Saat Bersama Tuhan
Ditanyakan kepada Yesus mengapa ketika murid Yohanes Pembaptis dan kaum Farisi menjalankan puasa, murid-murid-Nya justru tidak?
Konon para dokter dan perawat sering harus meminta surat pernyataan "pulang karena permintaan sendiri", lantaran pasien bersikeras pulang, keluar dari rumah sakit, gara-gara ingin merayakan Natal atau Idul Fitri, atau baralek gadang alias pesta besar di rumah. Rasanya "rugi" bila tak ambil bagian dan merasakan kegembiraan saat itu.
Yesus menggambarkan diri-Nya sebagai mempelai yang sedang merayakan pesta. Saat-saat ini penuh kegembiraan bagi-Nya. Dan para murid-Nya tidak bisa mendahulukan kepentingan mereka sendiri.
Lebih lagi, pesta-Nya adalah bahasa lambang, simbol bagi terbangunnya kembali hubungan antara manusia dengan Allah. Inilah kegembiraan yang tak bisa ditolak.
Ada saatnya nanti, kala mempelai "diambil", itulah waktu para murid mulai berpuasa.
Maksudnya, nanti ketika Yesus ditangkap, disalibkan, dan wafat. Saat itu barulah para murid berpuasa untuk mengungkapkan kesedihan mereka; pun pula untuk menjernihkan hidup batin, menjaga hubungan baik dengan Sang Guru.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 15 Januari 2022: Saatnya Berubah
Dalam konteks seperti begini, ada saatnya saya boleh bergembira bersama Tuhan. Lantaran merasakan kehadiran yang begitu dekat, campur tangan-Nya yang luar biasa sehingga usaha saya sukses, anak saya lulus dan diwisuda, pernikahan capai usia emas, pesta dan syukuran patut diselenggarakan.
Namun ... hidup tak melulu pesta. Ada saatnya puasa harus mendapat tempat utama dalam kehidupan saya.
Ada saatnya saya mesti berpuasa untuk mendapatkan bimbingan Roh, untuk membersihkan hati saya, untuk menjaga hubungan iman saya dengan Tuhan.
Ada waktunya, saya harus mengungkapkan kepedihan dengan berpuasa, lantaran demi menyelamatkan saya, Tuhan harus menderita dan mati secara keji untuk menyelamatkan saya. *
Teks Lengkap Bacaan Renungan Katolik 17 Januari 2022:

Bacaan Pertama: 1 Samuel 15:16-23
"Mengamalkan sabda Tuhan lebih baik daripada kurban sembelihan. Maka Tuhan telah menolak engkau sebagai raja."
Setelah Raja Saul melanggar perintah Tuhan, Samuel berkata kepadanya, “Sudahlah! Aku akan memberitahukan kepadamu apa yang disabdakan Tuhan kepadaku tadi malam.”
Kata Saul kepadanya, “Katakanlah!”
Sesudah itu berkatalah Samuel, “Engkau ini kecil pada pemandanganmu sendiri! Meskipun demikian bukankah engkau telah menjadi kepala atas suku-suku Israel? Bukankah Tuhan telah mengurapi engkau menjadi raja atas Israel?