Berita Sumba Barat
Kadis Pertanian Sumba Barat Akui Keterbatasan Obat Dan Peralatan Semprot Atasi Hama Belalang
Kepala Dinas Pertanian Sumba Barat Akui Keterbatasan Obat Dan Peralatan Semprot Atasi Hama Belalang Kumbara
Penulis: Petrus Piter | Editor: Kanis Jehola
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Petrus Piter
POS-KUPANG.COM, WAIKABUBAK - Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sumba Barat, Ir.Amos R.Dida di ruang kerjanya, Kamis 6 Januari 2022, mengaatakan, selama ini, pihaknya terus melakukan penyemprotan untuk membasmi hama belalang kumbara yang sedang menyerang tanaman jagung milik masyarakat di Desa Lokori dan Lolowano di Kecamatan Tanah Righu, Sumba Barat. Serangan hama belalang itu lebih luas terjadi pada lahan warga kearah pinggir laut.
Populasi hamabelalang kumbara di wilayah itu cukup banyak menyerang tanaman jagung juga tanaman padi ladang di dua desa itu dengan serangan cukup luas kearah pinggir laut. Hal itu terjadi karena curah hujan di dua wilayah itu sangat kurang sehingga menjadi tempat berkembang biaknya hama belalang tersebut. Sedangkan wilayah Kecamatan Loli, Kota Waikabubak dan Wanokaka yang sebelumnya terserang hama belalang kini berkurang bahkan sebagian wilayah kecamatan itu hilang sama sekali.
Dugaan sementara hama belalang itu mati atau berpindah tempat akibat curah hujan cukup tinggi terjadi di wilayah Loli, Kota dan Wanokaka.
Menurutnya, terakhir bersama tim brigadir melakukan penyemprotan hama belalang di Lokori dan Lolowano tanggal 21 Desember 2021. Selanjutnya jedah karena memasuki hari raya Natal dan tahun baru 2022. Saat ini, tim sedang bersiap-siap, rencana satu dua hari ke depan turun ke lapangan melakukan penyemprotan pembasmian hama belalang yang sedang menyerang tanaman padi dan jagung milik petani di dua desa itu.
Ia mengaku, keterbatasan obat dan alat penyemprotan menjadi salah satu kendala menghadapi serangan hama belalang yang terus meluas di wilayah itu.
Dikatakan beberapa waktu lalu, mengajukan permohonan bantuan obat ke Dinas Pertanian Propinsi NTT. Pihaknya mendapatkan obat tersebut dengan mengambilnya di UPT Pertanian Propinsi NTT di Lewa, Sumba Timur.
Diakui kesulitan lain adalah pada saat melakukan penyemprotan tak dapat menjangkau belalang terbang tinggi dari jangkauan peralatan yang digunakannya. Kondisi itu juga menyulitkan ketika melakukan penyemprotan di lapangan. Karenanya kadangkalah melakukan penyemprotan pada malam hari pada saat belalang sedang berkumpul.
Karena itu, ia mengajak seluruh masyarakat bekerjasama turun ke lapangan melakukan penyemprotan untuk membasmi hama belalang itu. (*)