Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Rabu 5 Januari 2022: Satu dengan Bapa
Setelah memberi makan lima ribu orang, Yesus lalu menyuruh mereka pulang. Ia kemudian memerintahkan para murid-Nya mendahului Dia ke seberang.
Dengan berdoa, Ia tidak memisahkan diri dari Bapa-Nya, merasa diri hebat dan berbangga dengan diri-Nya sendiri.
Dengan berdoa dan dalam doa, Ia tetap menghidupkan kuasa ke-Allah-an dalam diri-Nya. Sebab, kuasa yang dasyat itu memiliki ketergantungan dan menjadi hidup dalam kesatuan dengan Bapa.
Sementara Yesus sedang sendirian berdoa di bukit, para murid dan juga kita tengah berada dalam perahu: rumah tangga dan keluarga, usaha mengais rezeki, dan sebagainya. Kita sedang mendayung ke seberang.
Ada kala waktunya siang. Cuacanya cerah membangkitkan harapan. Arah terlihat jelas. Biduk melaju cepat, apalagi terbantu arus searah.
Tapi bisa jadi saatnya datang malam. Gelap gulita. Terterpa angin sakal. Betapa payahnya kita mendayung. Kelelahan dan nyaris putus asa.
Dalam kondisi apa pun yang kita alami, penginjil Markus ingin mengajak kita untuk melihat pesan penting dari apa yang dilakukan oleh Yesus.
Yesus memang menyuruh kita berlayar ke seberang. Hidup kita tak selamanya berisi "peristiwa roti". Hidup kita pada hakekatnya adalah sebuah perjalanan, ziarah ke seberang.
Sebuah kabar sarat makna bahwa kita manusia menyadari pelayaran pergi ke seberang. Perjalanan kita harus dibarengi dengan usaha mendayung dan terus bersusah payah mendayung.
Tapi sungguh sebuah kabar bermakna buruk, bila kita lalai mengambil waktu berada sendirian dalam keheningan dan keakraban dengan Bapa kita di surga.
"Manusia tidak akan bahagia kecuali ia terhubung dengan mata air kehidupan rohani yang tersembunyi dalam jiwanya sendiri. Setiap dari kita perlu membangun keterbukaan pada keheningan, rumah bagi diri kita sendiri, tempat kita menyentuh sumber mata air kehidupan di dalam diri kita. Tidak ada yang seberharga keheningan" (Thomas Merton).*
Teks Lengkap Bacaan Renungan Katolik 5 Januari 2022:

Bacaan Pertama: 1 Yohanes 4:11-18
"Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita."
Saudara-saudariku yang terkasih, Allah begitu mengasihi kita! Maka haruslah kita juga saling mengasihi.
Tidak ada seorang pun yang pernah melihat Allah.