Berita Nasional
Presiden Jokowi Terima Ketua Umum PBNU 2021-2026, Yahya Cholil Staquf di Istana Bogor
Presiden Joko Widodo alias Jokowi menerima Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama 2021-2026, Yahya Cholil Staquf, di Istana Bogor Jawa Barat, Rabu.
Pada Muktamar ke-34 NU Presiden Joko Widodo berharap agar santri-santri Nahdlatul Ulama bisa menjadi kekuatan lokomotif perubahan yang menyejahterakan masyarakat.
“Pemerataan memang bukan sebuah hal yang gampang untuk dilakukan, tetapi saya melihat bahwa kekuatan di NU sekarang, anak muda yang pinter-pinter, santri-santrinya yang pinter-pinter yang keluaran banyak dari universitas yang besar dari seluruh negara yang ada di dunia ini,” ucap Jokowi.
“Apabila ini bisa dirajut dalam sebuah kekuatan lokomotif, Saya meyakini ini bisa menarik gerbong-gerbong yang ada di bawah untuk bersama-sama dalam rangka menyejahterakan kita semuanya,” tambahnya.
Tidak hanya dukungan, Presiden Jokowi dalam kesempatan tersebut secara terbuka juga menawarkan kepada santri-santri sebuah wadah seperti halnya PT atau kelompok usaha.
“Pemerintah, saya menyiapkan, kalau siap, saya menyiapkan konsesi, baik itu yang konsesi terserah mau dipakai untuk lahan pertanian silakan, saya juga ingin menyiapkan konsesi Minerba, yang pengen bergerak di usaha-usaha nikel misalnya, usaha-usaha batubara, usaha-usaha boksit, usaha-usaha tembaga silakan,” ujar Jokowi.
Jabatan rangkap untuk Miftachul Akhyar
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas memohon kepada PBNU agar Rais Aam PBNU terpilih, KH Miftachul Akhyar, tetap bisa menjadi ketua MUI.
Hal ini terkait rangkap jabatan KH Miftachul Achyar sebagai pimpinan ulama di NU, sekaligus Ketua Umum MUI. Padahal, keputusan komite pemilihan Rais Aam di NU sempat melarang rangkap jabatan.
"MUI meminta dan memohon dengan sangat kepada NU agar memperkenankan bapak KH Miftachul Akhyar supaya tetap bisa merangkap dan melaksanakan tugasnya menjadi ketua umum MUI," ujar Anwar Abbas seperti dikutip KOMPASTV dari Antara, Senin 27 Desember 2021.
Anwar Abbas mengatakan sosok Kiai Miftach masih dibutuhkan dalam organisasi MUI demi menyelesaikan visi dan misi yang telah dibangun selama ini.
"Karena sosok beliau terus terang sangat-sangat dibutuhkan oleh MUI sehingga dengan demikian diharapkan apa yang menjadi tugas dan misi serta tujuan dari MUI dapat terlaksana dengan baik," kata Anwar.
Bagi Anwar Abbas, MUI butuh KH Miftachul Akhyar mengingat sosok ulama itu bisa jadi perekat umat.
"Untuk itu MUI sangat memerlukan sosok seorang ketua umum yang mumpuni yang mampu merekat dan memperkuat persatuan serta kesatuan di kalangan umat dan warga bangsa," kata dia.
Dalam gelaran Muktamar NU di Lampung, KH Miftachul Akhyar terpilih oleh komite Ahwa di Lampung.
Dalam penetapan sebagai Rais Aam itu, Miftachul diminta agar tidak rangkap jabatan dan fokus terhadap pengembangan PBNU.