Natal 2021
Natal di Gereja Rehobot Bakunase: Yang Kurang Diperhitungkan Manusia Justru Diperhatikan Allah
Kabar apakah yang orang harapkan di tengah-tengah kesesakan dan kesusahan. Tentu saja kabar baik, kabar sukacita, berita yang membawa harapan.
Kebaktian Natal di Gereja Rehobot Bakunase Kupang: Yang Kurang Diperhitungkan Manusia Justru Diperhatikan Allah
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Kabar apakah yang orang harapkan di tengah-tengah kesesakan dan kesusahan. Tentu saja kabar baik, kabar sukacita, berita yang membawa harapan.
Dan inilah yang dialami bangsa Israel khususnya daerah Zebulan dan Naftali, dimana mereka mengalami kemalangan karena dikalahkan dan ditawan oleh musuh mereka bangsa Asyur.
Dua wilayah kecil yang kurang diperhitungkan dan diperhatikan justru kepada mereka berita penghiburan itu diberikan melalui nabi Yesaya (Bdk. Yunus 1:46; 7:52), dukacita peperangan akan berganti dengan sukacita dan kegembiraan karena akan datang sang pembebas, dimana akan lahir seorang anak yang telah dinubuatkan sebagai Imanuel (Yes. 7:14; 8:8).
Demikian cuplikan khotbah berdasarkan teks kitab nabi Yesaya 9:1-6 dari Pdt. Dr. Mesakh A.P. Dethan, M.Th, MA, Dosen Pasca Sarjana Universitas Kristen Artha Wacana Kupang pada Kebaktian Menyambut Natal di Gereja Rehobot Bakunase, Klasis Kota Kupang, yang dilayani oleh Pdt. Yuli Bani Banunu, S.Th (Ketua Majelis Jemaat) dan Pdt. Kristoforus Sunur, S.Th., Jumat 24 Desember 2021.
Menurut Mesakh Dethan, mungkin konteks kita di Rehobot Bakunase berbeda dengan bangsa Israel pada waktu itu, namun kata-kata hiburan dalam Yesaya 9:1-2 menarik untuk kita simak.
"Tetapi tidak selamanya akan ada kesuraman untuk negeri yang terhimpit itu. Kalau dahulu Tuhan merendahkan tanah Zebulon dan tanah Naftali, maka di kemudian hari Ia akan memuliakan jalan ke laut, daerah seberang sungai Yordan, wilayah bangsa-bangsa lain.
Dua bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar.
Dalam ayat 3-5 dari teks Yesaya 9 ini menurut penafsir Derek Kidner dalam New Bible Commentary hlm. 597, ada permainan kata dan ungkapan-ungkapan yang dikontraskan satu sama lain: sorak-sorai dan sukacita panen yang akan terdengar karena tongkat si penindas telah dipatahkan (ayat 3 dan 4); sepatu tentara dan jubah berlumuran darah, justru menjadi umpan api, untuk menghangatkan karena kelahiran seorang anak (ayat 5 dan 6).
"Sebab setiap sepatu tentara yang berderap-derap dan setiap jubah yang berlumuran darah akan menjadi umpan api. Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putra telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.
Teks ini berisi nubuatan langsung tentang kedatangan sang Mesias penyelamat Israel. Kata-kata nubuatan ini sangat berarti bagi Isarel terutama dua kota Zebulon dan Naftali yang terdampak langsung oleh serangan dari Tiglath-pileser III pada tahun 732 SM.
Akan tetapi, menurut Tafsiran Utley, barangkali tidak ada yang berpikir bahwa sesuatu yang baik bisa keluar dari dua daerah yang kecil ini.
Dari derap kaki tentara yang menyerbu ke Yerusalem melalui Zebulon dan Naftali justru dari sini juga pemulihan Israel akan terjadi. Karena dari daerah kecil ini akan lahir sang Mesias pembebas sebagaimana dinubuatkan para nabi.
“Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala” (Mika 5:1).
Hal ini yang bisa kita renungan pada malam menyambut Natal ini. Bahwa harapan justru muncul dari yang tidak diperhitungkan manusia. Kristus menggenapi nubuat para leluhurnya.