Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Rabu 22 Desember 2021: Kerendahan Hati
Kalau engkau tak mampu menjadi beringin yang tegak di puncak bukit. Jadilah belukar, tetapi belukar yang baik yang tumbuh di tepi danau.
Kita semua bisa menulis Magnificat kita sendiri. Akan menarik untuk melihat bagaimana dengan pelbagai cara Allah campur tangan dalam hidup kita masing-masing.
Seperti Bunda Maria yang murah hati, Allah dapat mengundang siapa saja dalam menjalankan misi penyelamatan-Nya bagi dunia tanpa memandang status sosial, jabatan, kedudukan, dan lain-lain.
Tuhan memakai kita untuk mewartakan kebaikan hati-Nya karena ketaatan dan kecintaan kita kepada Dia. Hendaklah kita bersikap rendah hati satu kepada yang lain.
Orang Indonesia merayakan Hari Ibu -Mother's Day setiap 22 Desember. Ini adalah hari yang penting dan penuh arti. Hari untuk mendoakan dan mengenang jasa dari ibu kita masing-masing juga kalau ibu sudah meninggal dunia dan sudah berada di surga.
Setiap hari Ibu, kita diundang selalu untuk mengenang di dalam doa, juga setelah ibu dipanggil Bapa surgawi, doa-doa kita untuk ibu tidaklah terhenti.
Kasih ibu kepada beta, tak terhingga sepanjang masa. Hanya memberi tak harap kembali, bagai sang surya menyinari dunia.
Kita semua pasti tahu lagu sederhana ini. Dengan temponya yang lembut kita semua dinasihati bahwa kasih sayang seorang ibu tidak bisa terhitung oleh waktu dan berlangsung hingga akhir hayatnya.
Dalam Kitab Suci, kita belajar dari pribadi Bunda Maria, seorang ibu yang rendah hati dan setia menemani anak-Nya dalam suka dan duka.
Kita juga punya sosok ibu dalam kehidupan nyata kita yang selalu menjaga dan mencintai kita. Dari kita kecil sampai hari ini, sang ibu selalu menemani kita ke mana pun kita pergi, juga selalu ada di saat kita susah maupun senang.
Bapa Suci Paus Fransiskus ketika merayakan Mother's Day pernah mengatakan, "Hari Ibu merupakan momen yang selalu dirayakan. Jadi, mari kita ingat dengan rasa syukur dan kasih sayang bagi semua ibu, bahkan ibu kita yang sudah berada di surga."
Oleh karena itu, marilah kita mengheningkan cipta sejenak. Kita ingat dengan rasa syukur dan kasih sayang bagi semua ibu yang telah berjasa bagi kehidupan manusia, juga ibu kita masing-masing, baik yang masih hidup maupun yang sudah berada di surga.
Jika pada hari ini mempersembahkan misa atau biasanya setia mengikuti misa harian, kenanglah ibu di altar, seperti yang telah dipesankan oleh Santa Monika kepada putranya Santo Agustinus, sebelum ia meninggal dunia, "Anakku, ingatlah selalu aku di Altar Tuhan!"
Mari kita belajar untuk mempunyai kerendahan hati seperti ibu-ibu kita di dunia, yang selalu menjaga dan merawat kita dari kecil sampai sekarang.
Dan mari kita belajar juga rendah hati seperti Bunda Maria, yang selalu setia dan sabar dalam setiap suka dan duka yang dialami.
Selamat Hari Ibu. Janganlah lupa ucapkan "Selamat Hari Ibu" kepada sosok ibu dalam hidupmu!