Timor Leste
Timor Leste Punya Harta Karun Minyak yang Berlimpah tapi Masih Nyelundup dari Indonesia
Cadangan minyak negara yang merdeka dari NKRI itu diprediksi akan segera habis. Jika prediksi itu benar terjadi.
POS-KUPANG.COM - Timor Leste diprediksi menghadapi ancaman krisis minyak pada 2022.
Cadangan minyak negara yang merdeka dari NKRI itu diprediksi akan segera habis.
Jika prediksi itu benar terjadi, Timor Leste memang bakal jadi negara miskin.
Masih ada minyak saja rakyat di negara ini hidup morat-marit.
Baca juga: Dokumen Kemenlu Selandia Baru Bongkar Ini, Timor Leste Disebut Bisa Jadi Negara Paling Berbahaya
Timor Lests adalah satu-satunya negara di Asia Tenggara yang tak menjadi negara ASEAN.
Mayoritas anggota ASEAN menolak Timor Leste bergabung.
Alasannya, negara kecil itu belum memiliki ekonomi yang kuat.
Padahal, Timor Leste memiliki ladang minyak sebagai penunjang utama pendapatan nasional negara.
Hanya saja, minyak Timor Leste diprediksi hanya dapat bertahan pada 2022.
Artinya tahun depan, tidak ada sumber daya alam yang dapat diandalkan di Timor Leste.
Seperti diketahui, Timor Leste sudah 22 tahun resmi lepas dari Indonesia.
30 September 1999, Timor Timor memilih melepaskan diri dari Indonesia.
Baca juga: Timor Leste Belum Diterima Jadi Anggota ASEAN, Ini Manfaat Bergabung Jadi Anggota ASEAN
Tepatnya pada tanggal 20 Mei 2002, Timor Leste secara resmi tercatat sebagai negara yang diakui oleh PBB.
Setelah lepas dari Indonesia, Timor Leste mengandalkan minyak dan gasnya sebagai sumber ekonomi.
Bahkan pernah dilaporkan bahwa Timor Leste diberkati dengan pendapatan minyak dan gas sebesar US$23 miliar atau sekitar Rp 329 triliun selama 15 tahun terakhir.
Angka tersebut dilaporkan mampu membayar 86% kegiatan negara.
Selundupkan Minyak dari Indonesia
Dilansir Bangkapos.com dari Intisari.grid.id, meski Timor Leste mengaku berlimpah minyak, Timor Leste pernah ketahuan menyelundupkan minyak dari Indonesia.
Beberapa waktu lalu, TNI pernah pernah menggagalkan penyelundupan bahan bakar minyak (BBM) dari Indonesia ke negara tetangga.
Yang mengejutkan, negara yang menjadi tujuan penyelundupan adalah Timor Leste.
Padahal diketahui Timor Leste memiliki ladang minyak yang melimpah.
Terbongkarnya kasus penyelundupan BBM tersebut pun jadi sorotan.
Pasalnya, jumlah minyak yang diselundupkan tak sedikit.
Kejadian tersebut terjadi pada tahun 2019 hingga menjadi sorotan banyak pihak.
Mengutip dari kompas.com pada Minggu (23/6/2019), aparat TNI dari Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Satgas Pamtas) RI-RDTL Sektor Timur, Yonif Raider 408/Sbh, saat itu berhasil menggagalkan penyelundupan ribuan liter Bahan Bakar Minyak (BBM) di wilayah perbatasan RI-RDTL.
Mayor Inf Joni Eko Prasetyo, Dansatgas Yonif Raider 408/Sbh mengungkapkan bahwa BBM tersebut diamankan di tiga tempat berbeda.
Kepada Kompas.com, Minggu (23/6/2019), Joni mengatakan, "Ada 1.445 liter BBM yang berhasil kami amankan, dengan rinciannya 1.410 liter jenis minyak tanah dan 35 liternya adalah solar."
Joni menambahkan, cara pelaku melakukan penyelundupan BBM dengan dimasukan ke dalam jeriken berbagai ukuran.
Kemudian BBM selundupan tersebut ditimbun oleh pihak yang tidak bertanggung jawab untuk diselundupkan ke Timor Leste.
Pertama kali penyelundupan BBM tersebut digagalkan oleh Pos pengamanan di Nunura Kipur 2 di Desa Tohe, Kecamatan Raihat, Kabupaten Belu.
Sementara terbongkarnya kasus kedua digagalkan oleh Pos Delomil Kipur 2 di area hutan larangan Dusun Delomil, Desa Lamaksenulu, Kecamatan Lamaknen, Belu.
Penyelundupan yang ketiga kalinya digagalkan oleh Pos Motaain PLBN Kipur 1 di Pantai Pasir Putih, Desa Kakuluk Mesak, Kecamatan Tasifeto Timur, Belu.
Kasus penyelundupan BBM ini terbongkar dari adanya laporan maupun pengaduan masyarakat melalui salah satu pos yang terdekat yaitu Nunura, Delomil dan Motaain PLBN.
Joni mengungkapkan, "Awalnya anggota pos menerima informasi tentang adanya oknum masyarakat yang akan melakukan kegiatan ilegal penyelundupan BBM ke Timor Leste, melalui jalan tikus dan pantai yang ada di perbatasan, sehingga anggota bergerak cepat mengagalkan penyelundupan BBM itu."
Joni mengatakan, penggagalan penyelundupan tersebut dikarenakan adanya kedekatan dan kepercayaan masyarakat kepada Satgas.
Hal itu menjadi kunci untuk bersama-sama mencegah berbagai tindakan yang merugikan dan membahayakan masyarakat setempat maupun negara.
Penyelundupan 1.410 liter BBM jenis minyak tanah dan solar ini merupakan akumulasi yang berhasil digagalkan oleh Satgas Pamtas RI-RDTL Yonif Raider 408/Sbh.
Kejadian tersebut hanya terjadi selama satu Minggu belakangan itu.
"Barang bukti yang berhasil kami amankan ini masih berada di Mako Satgas, sampai menunggu petunjuk selanjutnya dari pimpinan," ujar dia.
Menurut Joni, kehadiran Satgas Yonif Raider 408/Sbh di perbatasan RI-RDTL merupakan salah satu upaya mencegah terjadinya berbagai kegiatan ilegal di wilayah tersebut.
Termasuk tindak kejahatan yang bersifat lintas negara yang sangat berpotensi merugikan masyarakat setempat maupun negara.
"Kami berkomitmen akan terus membantu masyarakat dan pemerintah serta berbagai instansi terkait lainnya dari berbagai upaya kejahatan atau kegiatan ilegal lainnya yang melalui lintas batas negara.
Kami juga senantiasa bersama-sama dengan masyarakat, karena sesungguhnya tugas pengamanan di wilayah perbatasan ini dapat berjalan dengan baik, jika melibatkan masyarakat maupun berbagai instansi terkait lainnya," ujarnya.
Negara-negara ASEAN Tak Peduli
Meski Timor Leste seperti anak tiri, negara-negara ASEAN tak peduli.
Timor Leste sudah lama berharap ingin gabung, tetapi selalu ditolak.
Selama 11 tahun lamanya Timor Leste tak henti mengajukan diri sebagai calon anggota ASEAN.
Bahkan di antara 10 negara anggota, ada satu negara yang getol menolak keinginan Timor Leste bergabung dengan ASEAN.
Tak lain adalah negara tetangga Indonesia, yakni Singapura yang keras menentang bergabungnya Timor Leste sebagai bagian dari ASEAN.
Beberapa faktor menjadi pertimbangan mengapa Timor Leste mendapat reaksi dingin dari anggota ASEAN.
Melansir artikel dari laman Tribun Palu, alasan yang paling kuat adalah faktor ekonomi.
Secara ekonomi, negara yang dulu merupakan bagian dari Indonesia itu memiliki ekonomi sekitar 1.442 miliar dollar AS.
Angka itu jelas di bawah Singapura, Filipina, Malaysia, dan Indonesia.
Boleh jadi Timor Leste kaya akan sumber daya alam berupa ladang minyak dan gas yang melimpah.
Namun, sumber daya alam utama dan satu-satunya yang dimiliki Timor Leste itu diprediksi akan kering pada tahun 2022.
Padahal sekitar 90% pendapatan Timor Leste datang dari minyak dan gas nasional.
Kemudian faktor lainnya, negara kecil itu masih memiliki keterbatasan ekonomi yang tidak terdiversifikasi dan ketergantungan pada impor secara luas.
Oleh karena keterbatasan sumber daya itulah yang menjadi masalah utama Timor Leste gagal menjadi anggota ASEAN.
Singapura sebagai salah satu negara maju di ASEAN punya kekhawatiran terkait masuknya Timor Leste sebagai anggota ASEAN.
Ditakutkan Singapura apabila Timor Leste bergabung maka hanya akan menjadi beban kekuangan bagi Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara itu.
Apalagi dalam anggota ASEAN ada sebuah komitmen.
Anggota ASEAN mengamanatkan untuk saling membantu secara ekonomi dan teknis untuk pembangunan mereka.
Komitmen tersebut akan sangat sulit ditepati oleh Timor Leste.
Namun, ada yang getol menolak, ada pula yang mendukung.
Secara mengejutkan, di tengah penolakan itu, Kamboja mendadak memberikan dukungan agar Timor Leste bergabung dengan ASEAN.
Dilansir dari khmertimeskh.com pada Minggu (10/10/2021), Menteri Luar Negeri Prak Sokhonn menyatakan kembali dukungannya terhadap tawaran Timor Leste untuk menjadi anggota ASEAN.
Sokhonn menyatakan dukungannya untuk keanggotaan Timor Leste di ASEAN pada Pertemuan Dewan Koordinasi ASEAN ke-30 yang diadakan pada hari Senin, menurut siaran pers kementerian.
"Kamboja mendukung aplikasi Timor Leste untuk menjadi anggota ASEAN."
"Sokhonn juga menyatakan dukungannya untuk keterlibatan lebih lanjut dengan Timor Leste dalam berbagai program pengembangan kapasitas dalam kerangka kerja ASEAN.”
Pada bulan Februari, selama pembicaraannya dengan seorang politikus asal Timor Leste, Adaljiza Albertina Xavier Reis Magno, Sokhonn memberi dukungan berkelanjutan Kamboja untuk aksesi Timor Leste ke ASEAN.
Sokhonn percaya bahwa keanggotaan Timor Leste akan membawa lebih banyak manfaat bagi ASEAN.
Berita Timor Leste Lainnya
Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Kenapa Timor Leste Punya Harta Karun Minyak tapi Kok Masih Nyelundup dari Indonesia