Berita Ende

Kepala BPS: Pengangguran Salah Satu Penyebab Jumlah Penduduk Miskin di Ende Naik

Kepala BPS: Pengangguran Salah Satu Penyebab Jumlah Penduduk Miskin di Ende Naik

Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/LAUS MARKUS GOTI
Kepala BPS Kabupaten Ende, Paulus Puru Bere di ruang kerjanya, Senin 6 Desember 2021. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oris Goti

POS-KUPANG.COM | ENDE - Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara ( NTT) di tahun 2021 ini meningkat dari tahun sebelumnya, 2020.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Kabupaten Ende, secara absolut, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Ende di tahun 2020 mencapai 65.22 ribu jiwa.

Sementara di tahun 2021 jumlah penduduk miskin meningkat menjadi 66.38 jiwa.

Demikian disampaikan kepala BPS Kabupaten Ende, Paulus Puru Bere saat diwawancarai POS-KUPANG.COM, di ruang kerjanya, Senin 6 Desember 2021.

Paulus menguraikan, pada periode 2020 sampai 2021 garis kemiskinan perkapita per bulan naik Rp. 35. 737, yaitu dari Rp. 392.591 pada 2020, menjadi Rp. 428.328 perkapita per bulan pada 2021 untuk Kabupaten Ende.

Paulus menyebut, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) pada 2021 mengalami kenaikan yakni dari 5. 56 menjadi 6. 77 poin di 2021.

Ia menjelaskan indeks kedalaman kemiskinan merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan.

Sehingga, lanjut Paulus, semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan.

"Sementara itu, Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) juga mengalami kenaikan yakni dari 1, 19 menjadi 2.15," jelasnya.

Indeks keparahan merupakan ukuran rata - rata kesenjangan (gap) pengeluaran antar penduduk miskin. "Indeks semakin tinggi gap semakin besar," kata Paulus.

Paulus menjelaskan, untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach).

Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran.

Jadi, penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan dibawah garis kemiskinan (2021 : Rp. 428.328 perkapita).

Sumber data utama yang dipakai adalah data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas).

Lantas faktor apa saja yang memengaruhi meningkatnya jumlah penduduk di miskin di Kabupaten Ende? Paulus mengamini, bahwa pengangguran merupakan salah faktor meningkatnya jumlah penduduk kemiskinan.

Selain itu, pandemi Covid-19 tentu juga sangat memengaruhi kehidupan ekonomi masyarakat.

Disinggung bahwa pemerintah dalam masa pendemi Covid-19 ini memberi bantuan kepada masyarakat kurang mampu, salah satunya misalnya melalui Bantuan Langsung Tunai, apakah tidak cukup membantu?

Paulus menerangkan, bantuan tidak memberikan pengaruh yang signifikan.

Pasalnya, total bantuan per bulan yang diterima, per Kepala Keluarga (KK) berkisar Rp. 300 ribu, sementara garis kemiskinan Rp. 428.328 perkapita bukan per KK.

Faktor lain, pengeluaran untuk pajak, pungutan dan asuransi di tahun 2021 ini juga meningkat, dari 2,89 % di tahun 2020 naik menjadi 4,18.

Menurutnya, kenaikan ini menunjukan, bahwa masyarakat mulai sadar, kendati di sisi lain, kemudian faktor meningkatnya jumlah penduduk miskin.

Dia menambahkan, ada hal positif yang patut dicatat, yakni, pengeluaran untuk rokok dan kenduri atau beragam acara pesta lainnya menurun pada 2021.

"Mungkin dari sisi kesehatan yah, masyarakat mulai sadar. Juga soal pesta di tengah situasi pandemi Covid-19, jarang dilakukan sehingga pengeluaran untuk itu di tahun 2021 ini menurun," ungkapnya. (*)

Baca Berita Ende Lainnya

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved