Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Senin 6 Desember 2021: Waktu Bangkit
Narasi Injil Lukas hari ini cukup dramatis. Bagaimana Yesus menyembuhkan seorang lumpuh yang diturunkan dari atap rumah oleh empat orang.
Tetapi pada saat yang sama juga merupakan urusan-urusan komunitas (community affairs) (bdk Sang Sabda: 2018).
Lukas menarasikan seorang lumpuh yang disembuhkan oleh Yesus dan dosa-dosanya diampuni oleh-Nya.
Ketika Yesus melihat iman mereka (Luk 5: 20) yang berarti iman dari si lumpuh dan orang-orang yang telah bersusah payah menolong si lumpuh, Yesus mengampuni dosanya.
Orang lumpuh ini telah menjadi “beban” bela rasa dari orang-orang yang tergerak oleh rasa belas kasihan sehingga menggerakkan harapan penyembuhan dari Yesus.
Mereka membuktikan rasa belas kasih melalui korban luar biasa.
Kita bisa bayangkan bagaimana susahnya mereka menurunkan si lumpuh dari atap rumah agar disembuhkan oleh-Nya.
Lukas hendak mengingatkan kita bahwa penyakit yang diderita orang lumpuh itu menjadi fokus keprihatinan komunitasnya.
Yesus merespons harapan belas kasih komunitas dengan menyembuhkan si lumpuh dan mengembalikan seorang pribadi yang “sehat” ke dalam komunitasnya.
Tentu saja tidak semua anggota komunitas setuju dengan tindakan belas kasih kepada orang lumpuh.
Tapi hal yang lebih urgen kita refleksikan adalah rasa belas kasih itu menghadirkan harapan sehingga memungkinkan terjadinya mukjizat penyembuhan.
Bahkan kaum elite agama Yahudi juga kehilangan sensitivtas terhadap orang lumpuh yang telah menjadi sembuh itu.
Yesus justru dikambinghitamkan sebagai pelanggar aturan agama Yahudi dan penghujat Allah.
Kita dalam hidup harian kadang seperti “orang lumpuh” hanya berbaring dalam ketidkaberdayaan nasib.
Dosa terkadang mendera kuat sehingga kita tidak mampu menolong diri kita sendiri seperti orang lumpuh itu.
Tapi kisah empat orang yang mengusung orang lumpuh itu menginsafkan bahwa kita hidup dalam komunitas rohani.