Berita Nasional

Komut Pertamina Sebut Banyak Kontrak yang Merugikan BUMN, Ahok: Itu yang Saya Marah

Hal itu ia ungkapkan dalam video di channel YouTube-nya yakni Panggil Saya BTP yang diunggah pada 19 November 2021 lalu.

Editor: Gordy Donofan
Youtube/panggil saya BTP
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. 

POS-KUPANG.COM - Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyatakan, banyaknya kontrak yang dimiliki BUMN, tetapi justru menguntungkan pihak lain.

Hal itu ia ungkapkan dalam video di channel YouTube-nya yakni Panggil Saya BTP yang diunggah pada 19 November 2021 lalu.

"Banyak kontrak-kontrak di BUMN yang sangat merugikan BUMN, termasuk Pertamina. Itu yang saya marah, ini lagi kita koreksi. Kenapa kontrak-kontraknya menguntungkan pihak lain?" ungkapnya seperti dikutip dalam video, Senin (29/11/2021).

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menilai, permasalahan yang terjadi BUMN itu suka terlindungi oleh oknum-oknum yang ada di Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Alhasil, seringkali tidak menjadi temuan yang mengarah pada korupsi.

Baca juga: Apa itu Isolating Living? Gaya Hidup yang Dianut Anak Sulung Ahok BTP Nicholas Sean Purnama

"Itu mens rea (niat jahat)-nya ada, tapi mungkin anda terlindungi oknum BPK. Jadi tidak ada kerugian, atau dikatakan cuma salah bayar atau kelebihan bayar. Kalau saya, pasti Anda saya proses. Saya ini sudah kenyang sama oknum BPK," kata Ahok.

Pada video itu, Ahok menekankan, para pejabat eksekutif di BUMN harus memiliki kemampuan dan keberanian dalam memutuskan sebuah proyek bisnis. Bila tidak mengerti akan proyek tersebut, maka bisa menggunakan jasa konsultan atau investment bank.

Namun, dalam proses menggarap proyek itu, pejabat BUMN harus memilih konsultan yang benar-benar profesional dan memiliki mitigasi yang jelas jika terjadi kerugian atau kegagalan akibat kondisi yang diluar kontrolnya. Ahok bilang, hal itu untuk mengetahui niat dari para pejabat tersebut.

"Kita bisa lihat mens area, kalau dia mau mengatur oknum konsultan, misalnya maunya pakai konsultan ini, hanya maunya konsultan ini, selalu dia. Spesialis BUMN yang mahal-mahal punya. Itu anda harus curiga, harusnya cut, enggak boleh," jelas dia.

Pernyataan Ahok itu pun menuai tanggapan Menteri BUMN Erick Thohir. Ia mengaku mengapresiasi sorotan dan perhatian Ahok terhadap operasional bisnis BUMN.

Menurut Erick, hal itu selaras dengan fokus pembenahan yang dilakukan oleh Kementerian BUMN. Dia pun meminta Ahok mendalami dan meninjau kontrak yang bersangkutan dengan Pertamina.

“Tolong di-review yang ada di Pertamina, seperti saya juga me-review keseluruhan BUMN,” kata Erick di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (1/12/2021).

Baca juga: Soroti Banyak Kontrak BUMN Bermasalah, Ahok Kena Sindir Stafsus Erick Thohir

Mantan Bos Inter Milan itu menegaskan, sejak tahun lalu, Kementerian BUMN fokus melakukan pembenahan dan perbaikan terhadap internal dari setiap perusahaan pelat merah.

“Jadi kalau Pak Ahok, Pak Komut menyatakan itu, saya mengucapkan terima kasih,” ujar dia.

Sebelumnya, pernyataan Ahok juga sempat mendapat respons dari Staf Khusus Menteri BUMN atau Juru Bicara Kementerian BUMN, Arya Sinulingga. Ia mengingatkan Ahok untuk tak jadi 'komisaris rasa direktur'.

Menurut dia, kritik Ahok terhadap BUMN, pada dasarnya sudah lama disampaikan oleh Menteri BUMN. Artinya, hal-hal tersebut sudah menjadi perhatian Kementerian BUMN di bawah kepemimpinan Erick.

Apa yang diomongkan Pak Ahok sudah lama diomongkan Pak Erick, mulai dari urusan bahwa jangan sampai proyek-proyek itu jadi bancakan korupsi, dan juga kalau ada kerja sama BUMN itu harus win-win solution, tidak boleh ada yang dirugikan. itu semua sudah dibicarakan jauh-jauh hari," ujar Arya kepada wartawan, dikutip pada Senin (29/11/2021).

Ia mengatakan, sebagai upaya menyelesaikan permasalahan yang ada, saat ini Kementerian BUMN memiliki lima transformasi, yang sudah seharusnya diketahui oleh pihak-pihak yang bekerja di perusahaan pelat merah, tak terkecuali Ahok.

Maka, Arya menilai, prinsip-prinsip tranformasi itu yang juga harus diterapkan Ahok di Pertamina, sehingga terjadi perbaikan di perusahaan energi milik negara tersebut.

"Sebagai komut (komisaris utama), beliau seharusnya membicarakan itu juga di sesama dewan komisaris. Jangan sampai Pak Ahok di Pertamina jadi komisaris rasa direksi, komut rasa dirut, itu jangan. Harus tahu batasan-batasannya," ungkap dia.

Arya berharap, Ahok bisa semakin banyak belajar dengan hal-hal yang sedang dilakukan Kementerian BUMN dan melihat pekembangannya. Menurutnya, ia tak ingin Ahok sebagai salah satu komisaris utama di perusahaan pelat merah 'ketinggalan kereta'.

"Berharap ke depan Pak Ahok semakin banyak belajar dari apa yang sedang dilakukan BUMN. Jangan sampai Pak Ahok ketinggalan kereta, masak Pak Ahok sebagai komut ketinggalan kereta," kata Arya.

Berita Nasional Lainnya

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Antara Ahok, Erick Thohir, dan Arya Sinulingga soal Kontrak yang Bikin Rugi BUMN

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved