BeritaSumba Timur
Balita di Wanga dan Patawang Dapat Makanan Tambahan dari MSM
PT Muria Sumba (MSM) menyerahkan bantuan susu dan biskuit untuk 26 anak-anak balita dan ibu hamil di Posyandu Desa Wanga dan Pustu Desa Patawang.
Penulis: Ryan Nong | Editor: Ferry Ndoen
Laporan Wartawan POS-KUPANG.COM, Ryan Nong
POS-KUPANG.COM | WAINGAPU -- PT Muria Sumba (MSM) menyerahkan bantuan susu dan biskuit untuk 26 anak-anak balita dan ibu hamil di Posyandu Desa Wanga dan Pustu Desa Patawang.
Simon Silitonga selaku Staff CSR MSM menyatakan pemberian makanan tambahan kepada 25 balita dan 1 ibu hamil di 2 lokasi tersebut merupakan wujud kepedulian perusahaan terhadap masalah stunting di Sumba Timur.
“Ini merupakan salah satu program CSR kami untuk anak-anak dan ibu hamil yang akan dilaksanakan berkesinambungan dan regular setiap bulan. Kami mulai di November ini dan akan terus berlanjut hingga tahun depan.
Setiap bulan susu Dancow, Prenagen dan biskuit Regal kami sediakan untuk balita yang berada dalam status stunting atau gizi buruk serta ibu hamil dalam kondisi hamil KEK atau kekurangan energi kronis," ujar Simon.
Baca juga: Liga 2 2021: Segini peluang Skuad The Prestige Phoenix RANS Cilegon FC Lolos Babak 8 Besar
Simon juga menambahkan bahwa salah satu ujung tombak kegiatan penanganan stunting di posyandu melalui kader-kader posyandu, oleh karena itu perusahaan bekerja sama dengan posyandu untuk penyaluran bantuan.
Harapannya tidak lain agar balita dan ibu hamil dapat berubah statusnya menjadi normal setelah mendapatkan makanan tambahan. Setiap bulan kami juga akan turut memantau perkembangan berat badan dan tinggi badan anak balita penerima bantuan”, ujar Simon.
Seniati Upa Loro Dimu (30) penyuluh gizi Puskesmas Umalulu yang membawahi Posyandu Wanga dan Pustu Patawang menyebutkan ada 168 balita yang berada di Posyandu Wanga.
Dari jumlah tersebut ada 8 balita yang stunting dan 3 balita yang kurang gizi dan tak ada bayi gizi buruk.
Baca juga: Urus Olahraga Tanpa Sekat, Mengurus Olahraga Tak Boleh Ada warna Sebagai Penghalang Prestasi
Sedangkan di Pustu Patawang, dari total 211 balita, terdapat 12 balita stunting dan 2 balita kurang gizi, tidak ada gizi buruk.
“Kami sedikit kesulitan untuk kontrol balita dan ibu hamil yang statusnya kurang gizi dan gizi buruk karena banyak orang tua yang tidak secara rutin memeriksakan anaknya ke posyandu. Meski demikian, sesuai program dan arahan dari Puskesmas, kami terus menggalakkan program-program untuk pengentasan stunting di Sumba Timur, antara lain pemberian makanan tambahan, penyuluhan ibu-ibu, pelatihan kader-kader posyandu dan lain sebagainya," ucap Seniati Upa Loro Dimu.
Tak dipungkiri, selama pandemi kegiatan posyandu pun terbatas, ini menjadi tantangan berat bagi tenaga kesehatan dan kader.
Adanya kebijakan dari pemerintah untuk membatasi aktivitas di luar rumah, menjaga jarak, bekerja dari rumah, dan pelaksanaan protokol pencegahan penyebaran Covid 19 lainnya membuat banyak pengelola posyandu menghentikan sementara aktivitasnya.
Namun demikian, seluruh petugas dari puskesmas, posyandu, pustu terus berupaya semaksimal mungkin mendampingi para balita, para orang tua dan ibu hamil.
Menurut Simon meskipun sejak tahun 2018 angka stunting di Sumba Timur mengalami penurunan, namun selama pandemi tentunya menjadi tantangan yang sangat berat.