Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Rabu 24 November 2021: Saat Bersaksi
Rusia di zaman pengejaran dan penganiayaan. Saat itu orang-orang kristen harus sembunyi-sembunyi untuk berkumpul dan berdoa.
Renungan Harian Katolik Rabu 24 November 2021: Saat Bersaksi (Lukas 21:12-19)
Oleh: RD. Fransiskus Aliandu
POS-KUPANG.COM - Rusia di zaman pengejaran dan penganiayaan. Saat itu orang-orang kristen harus sembunyi-sembunyi untuk berkumpul dan berdoa.
Konon suatu ketika polisi rahasia berhasil menggerebek persembunyian dan menangkap sekumpulan orang kristen yang sedang berdoa. Salah seorang di antaranya bernama "Natassa".
Seperti yang lain, ia diinterogasi, disiksa dan ditahan. Kemudian dilepaskan dengan ancaman tak boleh berkumpul dan berdoa lagi.
Selang beberapa waktu, terjadi penggerebekan lagi dan ditangkap sekumpulan orang kristen. Ternyata Natassa termasuk di antaranya. Ia disiksa lebih kejam lagi keji agar dia bisa jera.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 21 November 2021: Kerajaan-KU Bukan Berasal dari Dunia
Tapi ketika dilakukan penggerebekan lagi, Natassa justru sedang berdoa bersama orang-orang kristen yang lain. Kali ini ia disiksa lebih keji lagi dan dibuang ke tempat kerja paksa. Sejak itu tak terdengar nama gadis itu lagi.
Seorang polisi yang ikut menyiksa selalu teringat padanya. Wajah gadis itu seakan membayanginya.
Maka polisi itu pun menyesal. Ia berusaha mencari ke segenap tempat gadis kecil yang tetap teguh imannya itu. Ia ingin meminta maaf padanya.
Sayangnya ia tak pernah menemukannya. Maka ditulislah sebuah buku yang jadi best seller, "Maafkan saya, Natassa !".
Kisah kayak Natassa banyak menghiasi lembaran sejarah Gereja. Ada banyak "Natassa" lain, kecil atau besar, tua atau muda, laki-laki atau perempuan. Mereka telah digelari kudus, martir.
Tapi satu hal yang penting dan harus tetap dicatat, Gereja tetap kokoh. Gereja tak pernah hancur oleh penganiayaan dan penindasan.
Saat melihat orang-orang sedang mengagumi keindahan Bait Allah di Yerusalem, Yesus berkata bahwa suatu ketika bangunan itu akan terbongkar seluruhnya dan diruntuhkan.
Dan ketika murid-murid-Nya lantas kepo bertanya, "Kapan itu akan terjadi ?", Yesus anggap tak penting bicara tentang kapan.
Yesus justru lantas bicara tentang penganiayaan yang bakal menimpa pengikut-Nya jelang tibanya saat keruntuhan itu.
"Tetapi sebelum semuanya itu kamu akan ditangkap dan dianiaya; kamu akan diserahkan ke rumah-rumah ibadat dan penjara-penjara, dan kamu akan dihadapkan kepada raja-raja dan penguasa-penguasa oleh karena nama-Ku" (Luk 21:12).
Dan, Ia menasihatkan mereka agar tabah, bertahan. "Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu" (Luk 21:19).
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 19 November 2021: Rumah Tuhan
Mengapa Yesus meminta murid-murid-Nya agar tabah, tegar, kuat bertahan?
Ini jawaban-Nya, "Hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi" (Luk 21:13).
Bila orang tidak tabah dan mudah menyerah kepada keyakinan yang dipaksakan, keyakinan yang akan mereka ajarkan tidak bisa dipersaksikan.
Sulit mempercayai warta orang yang tak memiliki integritas. Bagaimana orang bisa percaya tentang nasihat untuk jujur, kalau sendiri tak kuat bertahan dari iming-iming suap.
Tabah bukan berarti nekad atau biar asal menderita. Tabah berarti teguh dengan keyakinan, tak melempem, tergiur, terpancing, apalagi sampai melepaskan apa yang diyakini.
Saat kini memang penganiayaan tak berbentuk dan sekian dasyat seperti dialami Natassa di Rusia dulu. Tapi kita pun tetap diminta untuk tabah dan kuat bertahan.
Ada saat kita harus bersaksi karena dilarang untuk beribadat, untuk berkumpul berdoa. Ada saat juga kita terkondisi "dianiaya" tugas dan pekerjaan, jabatan dan terlebih uang, sehingga bisa terpancing, tergiur dan menjadi goyah integritas diri.
Ada saatnya karena pilihan teman hudup, jodoh, kita diharuskan untuk melepaskan keyakinan. Apakah saat-saat seperti itu menjadi kesempatan bagi kita untuk bersaksi?
Paling mendasar, bersaksi berarti menyampaikan dan memperlihatkan apa yang didengar, dilihat, diketahui, dan diyakini.
Itu berarti betapa pentingnya pendengaran, penglihatan, pengenalan, pengetahuan, dan pendalaman tentang Tuhan.
Cukup sering kita kagok, takut, jadi melempem nyali lantaran rendah dan kurangnya pengetahuan dan pendalaman iman.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 23 November 2021: Yang Takkan Hancur
Doa hari ini, "Tuhan Yesus, sering kali aku cemas akan rapuhnya imanku. Bantulah aku agar aku bisa rajin untuk mengenal Engkau. Kuatkan aku untuk berani memberi kesaksian tentang Engkau di mana pun aku berada. Amin". *
Teks Lengkap Bacaan Renungan Katolik 24 November 2021:

Bacaan Pertama: Daniel 5:1-6.13-14.16-17.23-28
Tampaklah jari-jari tangan manusia yang menulis pada dinding
Sekali peristiwa Raja Belsyazar mengadakan perjamuan besar untuk para pembesarnya; seribu orang jumlahnya.
Di hadapan seribu orang itu raja minum-minum anggur.
Dalam kemabukan anggur, Belsyazar menitahkan orang mengambil perkakas emas dan perak yang telah dibawa oleh Nebukadnezar, ayahnya, dari dalam bait suci di Yerusalem.
Sebab Belsyazar dan para pembesarnya, para isteri dan gundik mereka, ingin minum dari perkakas itu.
Maka dibawalah perkakas emas dan perak, yang dirampas dari bait suci, rumah Allah di Yerusalem.
Lalu raja dan para pembesarnya, para isteri dan gundik mereka, minum dari perkakas itu.
Mereka minum anggur dan memuji-muji para dewa yang dari emas dan perak, tembaga, besi, kayu dan batu.
Pada waktu itu juga tampaklah jari-jari tangan manusia, menulis pada kapur dinding istana raja, di depan kaki dian.
Raja sendiri melihat punggung tangan yang sedang menulis itu. Maka raja menjadi pucat dan pikirannya menggelisahkan dia; sendi-sendi pangkal pahanya menjadi lemas dan lututnya berantukan.
Lalu dibawalah Daniel menghadap raja. Bertanyalah raja kepada Daniel, “Engkaukah Daniel, salah seorang buangan yang diangkut ayahku dari tanah Yehuda?
Telah kudengar bahwa engkau penuh dengan roh para dewa, dan memiliki kecerahan akal budi dan hikmat yang luar biasa.
Aku pun telah mendengar bahwa engkau dapat memberikan makna dan dapat menguraikan kekusutan.
Oleh sebab itu jika engkau dapat membaca tulisan itu dan dapat memberitahukan maknanya kepadaku, maka kepadamu akan dikenakan pakaian dari kain ungu dan pada lehermu akan dikalungkan rantai emas, dan dalam kerajaan ini engkau akan mempunyai kekuasaan sebagai orang ketiga.”
Kemudian Daniel menjawab raja, “Tak usahlah Tuanku memberi hadiah; berikanlah kepada orang lain saja!
Namun demikian, aku akan membaca tulisan itu bagi Tuanku dan memberitahukan maknanya.
Tuanku telah menyombongkan diri terhadap Yang Berkuasa di surga; Perkakas dari bait-Nya dibawa orang kepada Tuanku.
Lalu Tuanku dan para pembesar, para isteri dan para gundik Tuanku telah minum anggur dari perkakas itu.
Tuanku telah memuji-muji para dewa dari perak dan emas, dari tembaga, besi, kayu dan batu, yang tidak dapat melihat atau mendengar ataupun mengetahui.
Tuanku tidak memuliakan Allah, yang menggenggam nafas Tuanku dan menentukan segala jalan Tuanku.
Sebab itu Ia memerintahkan punggung tangan itu, dan dituliskanlah tulisan ini. Beginilah tulisan itu, ‘Mene, mene, tekel, urfasin’.
Dan beginilah makna perkataan itu, ‘Mene’ artinya masa pemerintahan Tuanku telah dihitung oleh Allah dan telah diakhiri.
‘Tekel’ artinya Tuanku telah ditimbang dengan neraca dan didapati terlalu ringan; ‘Urfasin’, kerajaan Tuanku dipecah dan diberikan kepada orang Media dan Persia.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan: Daniel 3:62-67
Refr. Pujilah dan luhurkanlah Dia selama-lamanya.
1. Pujilah Tuhan, hai matahari dan bulan
2. Pujilah Tuhan, hai segala bintang di langit
3. Pujilah Tuhan, hai segala hujan dan embun
4. Pujilah Tuhan, hai segala angin
5. Pujilah Tuhan, hai api dan panas terik
6. Pujilah Tuhan, hai hawa yang dingin dan kebekuan
Bait Pengantar Injil: Wahyu 2:10c
Refr.: Alleluya
Hendaklah engkau setia sampai mati, sabda Tuhan, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.
Bacaan Injil: Lukas 21:12-19
Karena nama-Ku kalian akan dibenci semua orang, tetapi tidak sehelai pun rambut kepalamu akan hilang
Pada waktu itu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Akan datang harinya kalian ditangkap dan dianiaya.
Karena nama-Ku kalian akan diserahkan ke rumah-rumah ibadat, dimasukkan ke dalam penjara, dan dihadapkan kepada raja-raja dan para penguasa.
Hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi.
Sebab itu tetap teguhlah di dalam hatimu, jangan kalian memikirkan lebih dahulu pembelaanmu.
Aku sendirilah yang akan memberi kalian kata-kata hikmat, sehingga kalian tak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu.
Dan kalian akan diserahkan juga oleh orang tuamu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu dan sahabat-sahabatmu, dan beberapa orang di antaramu akan dibunuh; karena nama-Ku kalian akan dibenci semua orang.
Tetapi tidak sehelai pun rambut kepalamu akan hilang. Kalau kalian tetap bertahan, kalian akan memperoleh hidupmu.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik lainnya