Hasilkan Remaja Yang Respon dan Tanggap Penanggulangan Covid-19 Melalui Lingkar Remaja Unicef
Program Lingkar remaja yang digagas Unicef sejak tahun 2017 lalu di Provinsi NTT, mampu menghasilkan para remaja yang cepat tanggap dalam upaya menceg
Penulis: Hermina Pello | Editor: Hermina Pello
Spirit Lingkar Remaja yakni menjadi sebuah platform dimana remaja diajak tak saja bisa mengenal dirinya sendiri sebab identitas itu sangat penting. Tapi juga bagaimana remaja bisa peka melihat dan menyelesaikan isu yang ada di sekitarnya.
Baca juga: Pemberian vaksinasi Covid-19 Bagi Remaja Usia 12 Tahun Sangat Penting Dalam Dunia Pendidikan
“Apa yang menjadi masalah buatku dan apa yang bisa aku lakukan untuk lingkunganku, bagaimana berjejaring dengan teman sebaya, berjejaring dengan lingkungan dan dengan teman yang punya perhatian yang sama. Lalu bersama-sama melakukan aksi nyata. Itu goalnya Lingkar remaja,” kata Fajar
Fajar juga menjelaskan tentang latar belakang Unicef membentuk Lingkar Remaja. “Kenapa kita buat Lingkar Remaja? Karena melibatkan remaja adalah tantangan apalagi remaja saat ini sedang berada dalam masa pandemic Covid-19. Sehingga bagaimana mereka bisa care dan bisa melihat perkembangan dan menyelesaikan isu yang ada itu menjadi hal yang perlu dilakukan dan didukung semua pihak,” kata Fajar.
Ditambahkan Fajar, masa remaja itu adalah masa yang membingungkan bagi anak remaja karena di fase itu mereka bukan anak kecil tapi juga bukan orang dewasa sepenuhnya. Karenanya terkadang kadang mereka masih diremehkan orang dewasa bahwa mereka masih anak-anak belum bisa melakukan apa-apa, belum bisa berpikir, bicara dan melakukan hal-hal yang berkaitan dengan penyelesaian isu-isu besar.
Baca juga: Satgas Covid-19 TTU Tinjau Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 Bagi Remaja
“Padahal moment remaja adalah momen untuk mengembangkan diri, momen yang tepat untuk belajar berkomunikasi, berjejaring dan mempelajari dan menyelesaikan isu. Karena anak jaman sekarang beda, mereka sudah aware dengan isu yang kelihatan berat tapi sebenarnya mereka bisa mengatasinya. kayaknya ngga bisa padaala mereka mampu banget,” yakin Fajar.
Fajar mengatakan, Lingkar Remaja digagas Unicef sejak tahun 2016 dan di NTT sudah masuk tahun 2017. Pembentukan Lingkar Remaja sudah melalui proses riset yang panjang dan kini sudah ada 300-an Lingkar Remaja di Indonesia dari Aceh hingga Papua. DI NTT ada di Kota Kupang, TTS dan Kabupaten Kupang dan aka meluas ke daerah lainnya.
“Terimakasih untuk semua pihak, WVI, masyarakat dan komunitas seperti Sanggar Anak Nekamese yang telah membuat Lingkar Remaja menjaji Best Pratice sehingga bisa dilihat manfaatnya untuk bisa direplikasi di tempat lain,” kata Fajar.
Lingkar Remaja di Kota Kupang berada di 5 titik, diantaranya di Gereja Kaisarea, Kuanino, Liliba dan Eden TTS
Baca juga: Operasi Zebra Ranakah-2021, Polres Ngada Gelar Vaksinasi Massal Covid-19
Hasil dari Lingkar remaja spiritnya anak-anak bisa terlibat dan member solusi apalagi difasilitasi oleh orang dewasa. Ide-ide kreatif munculs eperti membuat drama, sosialisasi 3M, mensosialisasikan tentang prokes, pendataan orang sekitar terkait vaksinasi dan mengajak masyarakat untuk ikut vaksinasi.
“Pointnya, remaja bisa melakukan aksi yang signifikan dan punya impek besar bagi isu-isu yang penting apalagi jika didampingi fasilitator yang mumpuni," kata Fajar.
Adiyen, perwakilan Remaja dari Lingkar Remaja Nekamese mengaku sangat terkesan dengan Lingkar Remaja yang digagas Unicef.
Menurutnya, program Lingkar Remaja yang masuk ke Sanggar Anak Nekamese ini membuat dia dan belasan anak lainnya bisa terlibat dalam upaya mencegah penularan Covid-19 di wilayanya.
"Lingkar remaja sangat bermanfaat untuk remaja. Ketika pandemi Covid-19, kami sudah keluar rumah, jarang bermain dengan kawan, sekolah juga harus online, tapi dengan lingkar remaja kami bisa bertemu dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat dan kami bisa ikut pelatihan kepemipinan dan upaya mencegah penularan Covid-19," kata Adiyen.
Selain belajar tentang kepemimpinan, Adiyen dan teman-temannya juga belajar tentang bagaimana bisa melihat dan mendiskusikan tentang isu yang terjadi di sekitarnya dan bagaimana mereka bisa membentuk jejaring untuk bersama mencari solusi penyelesaian masalah dimaksud.