Remaja Sanggar Suara Nekamese Hasilkan 1.343 Masker Tanggulangi Covid-19
Remaja Sanggar Suara Nekamese Hasilkan 1.343 Masker untuk Penanggulangan Penyebaran Covid-19
Penulis: Gordi Donofan | Editor: OMDSMY Novemy Leo
POSKUPANGWIKI.COM - Remaja Sanggar Suara Nekamese Hasilkan 1.343 Masker untuk Penanggulangan Penyebaran Covid-19. Ribuan masker dibuat oleh puluhan remaja secara manual menjahit dengan tangan.
Pendeta Seprianus Pdt Seprianus Y Adonis, S.Th dari Sanggar Anak Nekamese mengatakan, anak-anak remaja di Sanggar Nekamese selalu terlibat dan dilibatkan dalam berbagai kegiatan sosial, termasuk kegiatan-kegiatan dalam upaya penanggulangan penyebaran Covid-19.
Pdt Sepri menyampaikan hal itu dalam acara ngobrol asyik bersama Pos Kupang, Minggu (21/11/2021). Hadir dalam acara itu, Septian Fajar, Komunikasi Pembangunan Unicef Indonesia; Irene Arifajar, Spesialis Perlindungan Anak Wahana Visi Indonesia (WVI) dan Adiyen, Perwakilan Remaja dari Lingkar Remaja Nekamese.
Diskusi selama satu jam dipandu Host Novemy Leo mengangkat tema Remaja dalam Upaya Pencegahan Penyebaran Covid-19 di NTT yang digelar dalam rangka Hari Anak Sedunia tanggal 20 November 2021
Beberapa waktu lalu, Sanggar Suara Nekamese melibatkan remaja untuk mensosialisasikan pencegahan penyebaran Covid-19 dengan cara rajin mencuci tangan. Para remaja kemudian diajak membuat tipitap atau tempat cuci tangan dengan menggunakan jirigen bekas dan kayu bulat.
Selanjutnya, para remaja juga berinisiasi menjahit masker dengan jarum tangan. Dan mereka memperoleh 1.343 masker dan kemudian dibagi gratis kepada seluruh jemaat dan sebagian masyarakat umum lainnya.
“Kalau remaja digandeng dan dilihat, diberi kesempatan maka mereka akan menunjukkan potensi, dan hal ini akan jauh lebih efektif karena sesama mereka saling mengkapasitasi,” jelas Pdt Sepri.
Selama ini Pemerintah belum banyak mendukung kegiatan Sanggar Anak Nekamese, namun WVI sudah bermitra dengan Sanggar Suara Nekamese sejak beberapa tahun. “Pemerintah akhir-akhir ini mulai mendukung kami. Dukungan Pemerintah lebih berat ke pengembangan kelor dan produksi lokal tenunan. Mereka belum lirik ke pendidikan anak 3M seperti teater dan tari tradisional,” kata Pendeta Seprianus.
Untuk bisa mengkampanyekan isu anak termasuk isu Covid-19 kepada masyarakat luas, Pdt Sepri selalu melibatkan kelompok remaja yang tergabung dalam kelas seni budaya. Dan pesan pesan bermakna terkait Covid-19 itu disampaikan remaja melalui teater yang mereka pertunjukkan kepada jemaat di Gereja. “Dengan teater, pesan yang kita sampaikan jauh lebih mudah diterima dan dipahami oleh masyarakat,” kata Pdt Seprianus.
Pendeta Seprianus menjelaskan, Sanggar Suara Nekamese sudah dibentuk tahun 2016. Dan kini memiliki 14 unit kerja. Diantaranya, unit belajar 3M, kelas Bahasa Inggris; kelas seni suara paduan suara, kelas vocal grup; kelas teater; kelas belajar alat musik tradisional dan nasional; kelas pengembangan pangan lokal seperti ubi, jagung dan pisang.
Baca juga: Lingkar Remaja Unicef Hasilkan Remaja yang Tanggap Dalam Upaya Mencegah Penyebaran Covid-19
Juga ada kelas pengembangan kelor, teh kelor, kopi kelor, coklat kelor, stik kelor; kelas menenun; kelas pangkas rambut dan salon kecanitkan; kelas tata ruangan dekorasi; kelas penanganan gizi; kelas latihan kepemimpinan. Dan kelas terbaru yakni kelas Lingkar Remaja yang diinisasi oleh Unicef dan WVI.
Dan pada awal masa pandemi Covid-19, sejumlah kelas di Sanggar Suara Nekamese nyaris tak bisa berjalan apalagi saat berlaku PPKM. Namun belakangan waktu kemudian, pihaknya membuka kembali sejumlah kelas atau unit kerja dimaksud lantaran hal itu sangat dibutuhkan masyarakat setempat.
Seperti Kelas 3M yakni Membaca, Menulis dan Berhitung dan juga les Bahasa Inggris yang diinisiasi oleh WVI. Karena masih banyak orang di wilayah Nekamese yang sudah kelas 6 SD tapi belum bisa membaca, menulis dan berhitung.
“Kami bikin kelas les dan difasilitasi oleh Adiyen dan teman lainnya yang duduk di bangku SMA. Pemerintah berlakukan belajar dari rumah atau BDR tapi anak di desa kami belajar dari rumah itu hasilnya tidak maksimal maka kami biasa hanya 2 kelas, misalnya kalau biasanya anak SD kelas 1, 2 dan 3 digabung, maka sejak pandemic Covid-19 rombongan belajar diperkecil, pendamping akan mendampingi 5 sampai 6 anak dengan penerapan prokes secara ketat,” jelas Pdt Sepri.
Bahkan pihaknya menyediakan laptop dan Handphone untuk pendaping yakni anak SMA agar untuk bisa mengakses tugas sekolah. Dan Gereja menjadi pusat belajar karena disana memiliki jaringannya cukup baik.
Terkait program Lingkar Remaja yang digagas Unicef dan WVI, Pdt Seprianus memberikan apresiasi. Menurutnya, Lingkar remaja ini baru masuk sekitar bulan November 2021 lalu, dan saat ini mereka sementara mengikuti pelatihan fasilitator. Ada 4 tahapan yang harus dilalui dalam pelatihan mulai dari tahapan lingkar, proses lingkaran, berjejaring, hingga melakukan aksi.
“Bagi saya, Lingkar Remaja ketika sudah sangat banyak menolong kami. Kami dibantu dengan kartu aktifitas yang sederhana sehingga memudahkan fasilitator dan masyarakat untuk cepat memahami dan melakukan aksi nyata,” kata Pdt Sepri.
Pdt Sepri membandingkan, selama ini konsep yang dipergunakan Sanggar Suara Nekamese kadang menggunakan kurikulum panduan mengajar yang agak berat. Tapi di Lingkar remaja, paduannya lebih ringan dan mudah dipahami bahkan lengkap dengan permainan yang lebih memudahkan pemahaman mereka.
Baca juga: Ratusan Remaja di NTT Terlibat Dalam Kampanye Penanggulangan Penyebaran Covid-19
“Jadi kami sempat usulkan ke teman WVI dan Unicef bahwa saya rindu Lingkar Remaja ini dikembangkan modelnya ke wilayah lain karena proses dan pengembangannya lebih mudah dilakukan,” kata Pdt Sepri.
Pdt Sepri optimis program Lingkar Remaja bisa diteruskan ke desa desa termasuk ke desanya. Sebab fasilitator tidak akan mengalami kesulitan untuk mendampingi anak-anak karena panduannya sangat sederhana. Anak yang beraktifitas di Lingkar Remaja akan jauh lebih berkembang sebab modelnya sudah ada di dalam kartu aktifitas.
“Saya optimis hasilnya akan baik. Anak-anak sudah membayangkan melakukan aksi kampanye tentang manfaat dari vaksinasi. Karena memang di desa kami banyak orang yang mau vaksin tapi takut dengan bahasa bala bala di luar bahwa vaksin itu kayak gini. Karenanya anak anak mulai menginisitasi bahwa aksi kita adalah membuat kampanye tentang pentingnya vaksinasi Covid-19. Dan anak-anak yang berusia 12-17 tahu itu akan mengemas kampanye itu dalam bentuk teater,” kata Pdt Sepri.
Pemerintah sudah mestinya menganggap remaja adalah bagian penting dalam upaya meminimalisir kasus Covid-19. Caranya dengan melibatkan remaja dalam upaya penanggulangan penyebaran Covid-19.
“Saya rindu pemerintah menganggap remaja bagian dari proses penting dalam upaya pencegahan dan penanggulangan Covid-19. Saya lihat kadang kita tidak melirik remajanya, kita lebih melihat kepada orang dewasa. Padahal ada banyak hal yang bisa dilakukan anak remaja,” kata Pdt Sepri.
Sesama remaja jika saling mengkapasitasi maka akan jauh lebih baik. Sebab anak remaja bisa memberi pengaruhi positif terhadap remaja lainnya untuk bersama-sama melakukan upaya penanggulangan penyebaran Covid-19 dengan cara-cara remaja.
“Misalnya mengkampanyekan protokol kesehatan, mengkampanyekan vaksinasi dan dampak positif dari vaksin untuk bisa menekan penyebaran Covid-19 dengan pertunjukan teater atau kegiatan lainnya,” kata Pdt Sepri.
Pdt Sepri mengajak semua pihak bisa memadang remaja bukan sebagai anak kecil yang tidak paham apa-apa. “Tapi marilah kita memandang remaja sebagai orang yang punya kapasitas dan pantas diberi ruang agar mereka bisa bergerak untuk ikut bersama menanngulangi penyebaran Covid-19,” kata Pdt Seprianus.
Pdt Seprianus berpesan agar anak-anak Indonesia, anak-anak NTT dan anak-anak Kota Kupang harus tetap bersemangat dan berkarya di masa pandemi Covid-19. Tentunya dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.
“Kalian punya masa depan pasti baik. Belajar dari situasi sekarang, belajar berpikir positif, tetap meyalurkan hobi, minat bakat dengan tetap mamatuhi prokes. Mari lakukan proyek kecil, aksi kecil untuk mengusir kebosanan tapi juga bisa bermanfaat bagi orang lain. Misalnya mendorong orang di sekitar untuk memaksimalkan vaksinasi Covid-19,” pesan Pdt Sepri. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, gordi donovan)