Berita Manggarai

TRIBUN WIKKI: Mbaru Gendang Ruteng Puu, Manggarai Tampilkan Keaslian Budaya Dengan Arsitek Lodok

TRIBUN WIKKI: Mbaru Gendang Ruteng Puu, Manggarai Tampilkan Keaslian Budaya Dengan Arsitek Lodok

Penulis: Robert Ropo | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/ROBERT ROPO
Rumah Gendang Ruteng Pu'u 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Robert Ropo

POS-KUPANG.COM, RUTENG---Kampung tradisional (traditional vilange) Ruteng Puu di Kelurahan Golo Dukal, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai sebagai salah satu kampung adat tertua.

Kampung adat ini memiliki dua rumah adat yakni Rumah Gendang dan juga Rumah Tambor. Kedua bangunan ini berderi kokoh di tengah kampung itu.

Rumah adat ini terjaga keasliannya. Karena kedua bangunan itu termasuk salah satu bangunan di sampingnya memiliki arsitek bentuk atapnya kerucut, sangat menyatu dengan bentuk Lingko Lodok sebagai budaya orang Manggarai. Lodok sendiri berbentuk seperti jaring laba-laba.

Semakin mejaga kekhasan budaya, karena bangunan rumah adat ini juga terbuat berbentuk panggung dengan lantai papan, dinding papan dan atapnya terbuat dari ijuk dan bangunanya berbentuk bulat/bundar.

Selain anda bisa menyaksikan atap bangunan berbentuk sarang laba-laba, Anda juga bisa melihat alat musik tradisional seperti gong dan gendang yang disimpan di dalam mbaru gendang itu.

Baca juga: Proses Pembangunan Berjalan Tujuh Tahun, Akhirnya Rumah Gendang Tenda Diresmikan

Di tengah halaman kampung adat ini terdapat susunan batu-batu berupa kuburan leluhur dan juga watu takung/batu persembahan simbol kepercayaan nenek moyang jaman dulu.

Di pinggir pada sekeliling halaman kampung adat ini juga disusun batu-batu alam yang unik sehingga makin memikat hati para pengunjung ketika berwisata kesana.

Warga masyarakat Kampung Adat Ruteng Puu, Urbanus Renoldus Pil, kepada POS-KUPANG.COM, Jumat 19 November 2021, menjelaskan, di kampung adat itu terdapat dua rumah adat yaitu Rumah (mbaru) Gendang dan juga mbaru Tambor.

Di depan dari rumah adat ini, kata Urbanus, juga terdapat watu takung/batu persembahan simbol kepercayaan nenek moyang jaman dulu. Dimana sebelum mengenal gereja, terdahulu nenek moyang mereka menganut kepercayaan lokal.

Urbanus juga mengatakan, di Kampung Ruteng Puu terdapat dua keluarga besar yakni keluarga besar Ruteng Runtu dan Keluarga besar Ruteng Ndosor. Sedangkan yang tinggal di dalam kampung tradisional Ruteng Puu merupakan utusan dari setiap anggota keluarga besar dari kedua keluarga besar itu.

"Sehingga jika ada acara adat maka yang menjadi koordinasi adalah warga yang tinggal di kampung itu,"ungkapnya.

Urbanus juga mengaku, acara yang rutin dilakukan setiap tahun di kampung tradisional itu adalah acara tutup tahun dan menyambut tahun baru. Acara ini dilakukan sebagai bentuk ucapan syukur dan terima kasih kepada Tuhan dan lelulur pada tahun sebelumnya dan memohon doa untuk tahun baru.

Karena itu, bagi pengunjung jika ingin melihat upacara adat itu, maka disarankan untuk berwisata pada akhir tahun. Jika hanya ingin melihat keaslian budaya Manggarai bisa datang pada waktu kapan pun.

Letak kampung adat ini terbilang sangat strategis sebab berada di jantung Kota Ruteng, pusat Ibu Kota Kabupaten Manggarai, Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved