Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Rabu 17 November 2021: Setia dengan Cinta Terbesar
Perumpamaan tentang mina (Luk 19: 11-28) memiliki “kesamaan” dengan perumpamaan tentang talenta (Mat 25:14-25:30).
The Order of Carmelites mendefinisikan talenta sebagai "cinta, pelayanan, berbagi", yang adalah "uang dari sang tuan".
Dengan kata lain, talenta dan harta terbesar adalah kemampuan kita untuk mencintai. Juaranya adalah orang yang mengambil risiko terbesar.
Artinya, orang yang paling bersedia untuk menginvestasikan dirinya pada momen yang tampaknya paling tidak menguntungkan.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 14 November 2021: Menjadi Orang Pilihan
Tuhan meminta kita tekun belajar untuk bekerja keras dan setia dalam komitmen hidup-Nya.
Mungkin saja kita diserahi tanggung jawab mengerjakan hal kecil dan sederhana. Tapi akan membawa pengaruh yang besar kalau kita kerjakan dengan ulet.
Setiap kita menerima mina yang sama sesuai kemampuan kita. Hal yang akan membedakan kita adalah bagaimana cara kita mengelola kepercayaan Tuhan itu.
Mungkin saja kita kurang berhasil. Santa Teresa dari Kalkuta akan meneguhkan kita: “Kita dipanggil bukan untuk sukses, melainkan untuk setia.” *
Teks Lengkap Bacaan Renungan Katolik 17 November 2021:

Bacaan I 2Mak 7:1.20-31
Terjadi pula yang berikut ini: Tujuh orang bersaudara serta ibu mereka ditangkap. Lalu dengan siksaan cambuk dan rotan mau dipaksa oleh sang raja untuk makan daging babi yang haram.
Tetapi terutama ibu itu sungguh mengagumkan secara luar biasa. Ia layak dikenang-kenangkan baik-baik. Ia mesti menyaksikan ketujuh anaknya mati dalam tempo satu hari saja. Namun demikian, itu ditanggungnya dengan besar hati oleh sebab harapannya kepada Tuhan.
Dengan rasa hati yang luhur dihiburnya anaknya masing-masing dalam bahasanya sendiri, penuh dengan semangat yang luhur. Dengan semangat jantan dikuatkannya tabiat kewanitaannya lalu berkatalah ia kepada anak-anaknya:
“Aku tidak tahu bagaimana kamu muncul dalam kandungku. Bukan akulah yang memberi kepadamu nafas dan hidup atau menyusun bagian-bagian pada badanmu masing-masing!
Melainkan Pencipta alam semestalah yang membentuk kelahiran manusia dan merencanakan kejadian segala sesuatunya. Dengan belas kasihan-Nya Tuhan akan memberikan kembali roh dan hidup kepada kamu, justru oleh karena kamu kini memandang dirimu bukan apa-apa demi hukum-hukum-Nya.”
Adapun raja Antiokhus mengira bahwa ibu itu menghina dia dan ia menganggap bicaranya suatu penistaan. Anak bungsu yang masih hidup itu tidak hanya dibujuk dengan kata-kata, tetapi sang raja juga menjanjikan dengan angkat sumpah bahwa anak bungsu itu akan dijadikannya kaya dan bahagia, asal saja ia mau meninggalkan adat istiadat nenek moyangnya. Bahkan ia akan dijadikannya sahabat raja dan kepadanya akan dipercayakan pelbagai jabatan negara.