Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Senin 15 November 2021: Domine, ut Videam: Tuhan, supaya Aku Dapat Melihat
Provokasi agama pada saat ini seringkali meresahkan. Relasi sosial kemasyarakatan yang sudah lama dirajut terancam jadi rusak.
Ia pernah menjadi sandera di Roma.
Antiokhus Epifanes itu menjadi raja dalam tahun seratus tigapuluh tujuh di zaman pemerintahan Yunani.
Pada masa itu tampillah dari Israel beberapa orang jahat yang meyakinkan banyak orang dengan berkata, "Marilah kita mengadakan perjanjian dengan bangsa-bangsa sekeliling kita. Sebab sejak kita menyendiri, maka kita ditimpa banyak malapetaka."
Usul itu diterima baik. Mereka diberi hak oleh raja untuk menuruti adat istiadat bangsa-bangsa lain.
Kemudian mereka itu membangun sebuah gelanggang olah raga di Yerusalem menurut adat istiadat bangsa-bangsa lain.
Mereka pun memulihkan kulup mereka dan murtadlah mereka dari perjanjian kudus.
Mereka bergabung dengan bangsa-bangsa lain dan menjual dirinya untuk berbuat jahat.
Beberapa waktu kemudian Raja Antiokhus Epifanes menulis sepucuk surat perintah untuk seluruh kerajaan, bahwasanya semua orang harus menjadi satu bangsa.
Masing-masing harus melepaskan adatnya sendiri.
Maka semua bangsa menyesuaikan diri dengan titah raja itu.
Juga dari Israel ada banyak orang yang menyetujui pemujaan raja.
Dipersembahkanlah oleh mereka kurban kepada berhala dan hari Sabat dicemarkan.
Pada tanggal limabelas bulan Kislew dalam tahun 145 raja menegakkan patung berhala keji di atas mezbah kurban bakaran di bait Allah.
Dan di semua kota di seluruh Yehuda mereka dirikan pula mezbah pemujaan berhala.
Pada pintu-pintu rumah dan di lapangan-lapangan dibakar kurban.