Timor Leste

Pesan Presiden Lu Olo Saat Timor Leste Memperingati 30 Tahun Pembantaian Massal Santa Cruz di Dili

Lu Olo membuat komentar dalam sambutannya pada peringatan 30 tahun Pembantaian Santa Cruz 1991, di Pemakaman Santa Cruz, Dili, Jumat 12 November 2021.

Editor: Agustinus Sape
Tatoli.tl
Presiden Republik Demokratik Timor Leste Francisco Guterres menyampaikan pidato pada peringatan 30 tahun peristiwa pembantaian massal di Pekuburan Santa Cruz, di Dili, Jumat 12 November 2021. 

Itu menjadi salah satu momen paling dramatis di negara ini, karena gambar pembantaian tersebar di seluruh dunia dan mengubah selamanya sejarah bangsa.

Cuplikan kasus pembantaian di Pemakaman Santa Cruz Dili 12 November 1991
Cuplikan kasus pembantaian di Pemakaman Santa Cruz Dili 12 November 1991 (Tatoli.tl)

Lu Olo mengatakan solidaritas internasional untuk perjuangan Timor Leste tumbuh dengan menyebarnya rekaman dan gambar Max Stahl.

Pembantaian Santa Cruz adalah demonstrasi terbesar dan paling terlihat menentang pendudukan Indonesia sejak 1975.

“Pembantaian Santa Cruz mengungkapkan keinginan kolektif kita untuk hidup sebagai negara merdeka di antara banyak negara merdeka lainnya di seluruh dunia,” kata Lo Olo.

Pada tanggal 12 November 1991, demonstrasi damai yang dilakukan oleh kaum muda dengan long march dari Gereja Motael ke Pemakaman Santa Cruz, untuk menghormati kematian seorang pahlawan muda Timor, Sebastião Gomes, seorang pendukung kemerdekaan Timor Leste, yang dibawa keluar dari gereja dan ditembak oleh tentara Indonesia.

Setelah memasuki kuburan, pasukan Indonesia menembaki ratusan warga sipil tak bersenjata. Lebih dari 250 pemuda Timor tewas dalam pembantaian itu.

Orang Timor Leste menghormati dan memuji Max Stahl sebagai salah satu pahlawan terbesar Timor Leste di antara yang lainnya.

Baca juga: Max Stahl, Wartawan Perekam Pembantaian Santa Cruz Dili Timor Timur Meninggal Dunia

Lu Olo mengatakan, “Mari kita hormati dan puji pahlawan muda kita yang meninggal di sini di pemakaman ini 30 tahun yang lalu, termasuk Kamal Bamadhaj, seorang mahasiswa ilmu politik internasional dan aktivis hak asasi manusia, yang terbunuh di antara para pahlawan muda kita.

“Setelah pemulihan kemerdekaan, pada tahun 2002, bangsa telah mencari sisa-sisa mereka yang masih hilang. Negara akan mendukung keluarga para korban untuk mengurangi penderitaan dan kesedihan yang mereka alami selama bertahun-tahun,” kata Lu Olo.

“Sebagai Presiden Republik (Timor Leste), saya memberi penghormatan khusus kepada salah satu pahlawan besar kita, Max Stahl. Hari ini, kita memperingati 30 tahun Pembantaian Santa Cruz di Dili, sedangkan pemakaman Max Stahl diadakan di Brisbane, Australia,” tegas Lu Olo.

“Atas nama Negara Timor Leste, sebagai Presiden Republik, saya mengirimkan pelukan hangat kami kepada keluarga Max Stahl di Brisbane, Australia, serta kepada keluarga para korban di Timor Leste,” katanya.

Peringatan itu diakhiri dengan peletakan bunga di Pemakaman Santa Cruz.

Sumber: tatoli.tl

Berita Timor Leste lainnya

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved