Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Senin 8 November 2021: Salibkan Egoisme
Perang yang sesungguhnya berlangsung dalam diri manusia. Pertempuran antara kebaikan dan kejahatan. Perang antara yang terang dan yang gelap.
Renungan Harian Katolik Senin 8 November 2021: Salibkan Egoisme (Luk 17: 1-8)
Oleh: Pater Steph Tupeng Witin SVD
POS-KUPANG.COM - Orang yang pernah mengenal filsafat pasti sadar bahwa dunia terkecil adalah diri manusia.
Perang yang sesungguhnya berlangsung dalam diri manusia.
Pertempuran antara kebaikan dan kejahatan.
Perang antara yang terang dan yang gelap.
Yang baik, terang akan berjuang menegakkan benderanya dalam diri manusia.
Sementara yang jahat, buruk dan gelap akan berupaya sekeras mungkin agar menurunkan kibaran bendera kebaikan, kebenaran, dan terang.
Bagi pengikut Kristus, selalu ada keyakinan bahwa tabernakel Allah yang utama adalah diri manusia.
Tapi setan pun tidak akan pernah tinggal diam. Dia selalu mencari jalan licik untuk melarikan manusia dari jalan Allah.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 6 November 2021: Kesetiaan
Tapi kita selalu percaya bahwa Tuhan tidak pernah kalah melawan kekuasaan jahat.
Meski korban untuk meraih itu tidak gampang. Banyak korban, derita dan air mata yang tumpah.
Waktu pertempuran pun pasti panjang dan melelahkan.
Tuhan mengingatkan kita agar saling mengampuni dan memaafkan.
Pengampunan adalah jalan keluar dari kesesatan akal sehat.
Pengampunan adalah tanda bahwa kita manusia biasa, berdosa dan rapuh.
Pengampunan menjadi inti dari iman Kristen, dan Juruselamat kita memberikan pengampunan bahkan menjelang kematian-Nya di kayu salib.
Yesus mengasihi orang-orang yang telah memaku-Nya di kayu salib dan memohon agar Bapa-Nya mengampuni mereka.
Tuhan Yesus tidak memendam kepahitan atau kemarahan, melainkan menunjukkan anugerah dan kasih-Nya kepada mereka yang telah menyakiti-Nya.
Ajakan Tuhan untuk mengampuni dan memaafkan sesama yang bersalah kepada kita itu akan mendapatkan perlawanan yang sengit dari kekuatan jahat.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 7 November 2021, Minggu Biasa XXXII: Kasih Murni, Rahmat Tak Bertepi
Setan akan merayap di tengah kegelapan malam untuk memprovokasi egoisme dalam diri agar bangkit melakukan perlawanan terhadap desakan Tuhan untuk rela mengampuni.
Iblis akan mencari jalan lihai dan licik untuk mmperdaya rasa harga diri agar tidak takluk pada ajaran spiritual dari Tuhan untuk membebaskan manusia dari beban dendam, iri hati dan dengki tak berujung.
Setan akan tetap berusaha menumpuk beban dalam diri manusia karena itulah kulminasi kejayaan kekuatan jahat.
Kekuatan gelap akan berjuang agar diri manusia tidak boleh bebas dari beban dosa dan tidak terkungkung dalam penjara kekuasaan jahat.
Dia akan memprovokasi egoisme, salah satu kekuatan destruktif yang ketika tidak dituntun akal sehat dan nurani bening, akan menjadi sumber perlawanan terhadap kekuatan Kabar Gembira.
Pengampunan adalah jalan pembebasan dari kekuatan jahat.
Kesadaran ini hanya menjadi sebuah keniscayaan ketika iman menjadi ajakan untuk lebih percaya kepada Tuhan.
Faith is an imitation to believe. Iman kepada Tuhan melewati dinding agama yang primordial.
Pengampunan bersifat universal. Pengampunan tidak kenal batas geografi dan batas primordial lain.
Ia menjadi cahaya terbuka yang membuat kita mampu melihat orang lain sebagai saudara.
Hanya iman kepada Tuhan yang menjadi energi religiositas yang berdaya meruntuhkan egoisme manusia sehingga membuka gerbang pengampunan bagi sesama.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 5 November 2021: Dusta Putih
Tuhan mengingatkan kita agar lebih beriman kepada Tuhan sehingga mampu menyalibkan egoisme.
Ketika egoisme tersalibkan, mengalirlah rahmat pengampunan untuk membingkai hidup kita.
Saya kutip sebuah syair lagu ini untuk mengingatkan bahwa hanya iman kepada Tuhan menjadi sumber kekuatan untuk mengampuni:
Ketika hatiku t'lah disakiti
Ajarku memberi hati mengampuni
Ketika hidupku t'lah dihakimi
Ajarku memberi hati mengasihi.*
Teks Lengkap Bacaan Renungan Katolik 8 November 2021:

Bacaan Pertama: Kebijaksanaan 1:1-7
Kebijaksanaan adalah roh yang sayang akan manusia, Roh Tuhan memenuhi seluruh dunia
Kasihilah kebenaran, hai para penguasa dunia.
Hendaklah pikiranmu tertuju kepada Tuhan dengan tulus ikhlas, dan carilah Dia dengan tulus hati.
Ia membiarkan diri-Nya ditemukan oleh orang yang tidak mencobai-Nya.
Ia menampakkan diri kepada semua yang tidak menaruh syak wasangka terhadap-Nya.
Pikiran bengkang-bengkung menjauhkan dari Allah, dan orang bodoh yang menguji kekuasaan-Nya pasti dienyahkan.
Sebab kebijaksanaan tidak masuk ke dalam hati keruh, dan tidak pula tinggal dalam tubuh yang dikuasai dosa.
Roh pendidik yang suci menghindarkan tipu daya, dan pikiran pandir dijauhinya.
Sebab kebijaksanaan adalah roh yang sayang akan manusia, tetapi si penghojat tidak dibiarkannya terluput dari hukuman karena ucapan bibirnya.
Memang Allah menyaksikan hati sanubarinya, benar-benar mengawasi isi hatinya dan mendengarkan ucapan lidahnya.
Sebab Roh Tuhan memenuhi seluruh dunia, dan Dia yang merangkum segala-galanya tahu apa saja yang disuarakan.
Demikianlah Sabda Tuhan
Syukur kepada Allah
Mazmur Tanggapan: 139:1-3.4-6.7-8.9-10
Refr.: Tuntunlah aku di jalan yang kekal, ya Tuhan
1. Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Engkau mengetahui apakah aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. Engkau memeriksa aku kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi.
2. Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya Tuhan. Dari belakang dan dari depan Engkau mengurung aku, dan Engkau menaruh tangan-Mu di atasku. Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak sanggup aku mencapainya.
3. Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu. Jika aku mendaki langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, Engkau pun ada di situ.
4. Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, di sana pun tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku.
Bait Pengantar Injil:
Refr.: Alleluya
Ayat: Hendaknya di dunia ini kalian bersinar seperti bintang-bintang sambil berpegang pada firman kehidupan.
Bacaan Injil: Lukas 17:1-6
Jika saudaramu berbuat dosa terhadapmu tujuh kali sehari dan tujuh kali kepadamu dan berkata, 'Aku menyesal', engkau harus mengampuni dia
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Tak mungkin tidak akan ada penyesatan!
Tetapi celakalah orang yang menyebabkannya.
Lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya, lalu ia dilemparkan ke dalam laut, daripada ia menyesatkan salah seorang yang lemah ini.
Jagalah dirimu! Jika saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia.
Dan jika ia menyesal, ampunilah dia.
Bahkan jika ia berbuat dosa terhadapmu tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata, ‘Aku menyesal’, engkau harus mengampuni dia.”
Lalu para rasul berkata kepada Tuhan, “Tambahlah iman kami!”
Tetapi Tuhan menjawab, ‘Jika kalian memiliki iman sebesar biji sesawi, kalian dapat berkata kepada pohon ara ini, ‘Tercabutlah engkau dan tertanamlah di dalam laut’, maka pohon itu akan menurut perintahmu.”
Demikianlah Injil Tuhan
Terpujilah Kristus