Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Senin 8 November 2021: Salibkan Egoisme
Perang yang sesungguhnya berlangsung dalam diri manusia. Pertempuran antara kebaikan dan kejahatan. Perang antara yang terang dan yang gelap.
Pengampunan adalah tanda bahwa kita manusia biasa, berdosa dan rapuh.
Pengampunan menjadi inti dari iman Kristen, dan Juruselamat kita memberikan pengampunan bahkan menjelang kematian-Nya di kayu salib.
Yesus mengasihi orang-orang yang telah memaku-Nya di kayu salib dan memohon agar Bapa-Nya mengampuni mereka.
Tuhan Yesus tidak memendam kepahitan atau kemarahan, melainkan menunjukkan anugerah dan kasih-Nya kepada mereka yang telah menyakiti-Nya.
Ajakan Tuhan untuk mengampuni dan memaafkan sesama yang bersalah kepada kita itu akan mendapatkan perlawanan yang sengit dari kekuatan jahat.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 7 November 2021, Minggu Biasa XXXII: Kasih Murni, Rahmat Tak Bertepi
Setan akan merayap di tengah kegelapan malam untuk memprovokasi egoisme dalam diri agar bangkit melakukan perlawanan terhadap desakan Tuhan untuk rela mengampuni.
Iblis akan mencari jalan lihai dan licik untuk mmperdaya rasa harga diri agar tidak takluk pada ajaran spiritual dari Tuhan untuk membebaskan manusia dari beban dendam, iri hati dan dengki tak berujung.
Setan akan tetap berusaha menumpuk beban dalam diri manusia karena itulah kulminasi kejayaan kekuatan jahat.
Kekuatan gelap akan berjuang agar diri manusia tidak boleh bebas dari beban dosa dan tidak terkungkung dalam penjara kekuasaan jahat.
Dia akan memprovokasi egoisme, salah satu kekuatan destruktif yang ketika tidak dituntun akal sehat dan nurani bening, akan menjadi sumber perlawanan terhadap kekuatan Kabar Gembira.
Pengampunan adalah jalan pembebasan dari kekuatan jahat.
Kesadaran ini hanya menjadi sebuah keniscayaan ketika iman menjadi ajakan untuk lebih percaya kepada Tuhan.
Faith is an imitation to believe. Iman kepada Tuhan melewati dinding agama yang primordial.
Pengampunan bersifat universal. Pengampunan tidak kenal batas geografi dan batas primordial lain.
Ia menjadi cahaya terbuka yang membuat kita mampu melihat orang lain sebagai saudara.