KKB Papua
Benny Wenda Hadir di COP26 Glasgow, Menjual Visi Negara Hijau Papua Barat
'Pemerintah yang menunggu' berharap untuk menciptakan 'negara hijau' pertama di dunia jika kemerdekaan tercapai.
"Kami tahu bagaimana melestarikan alam dan kami bersedia memenuhi persyaratan Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC).
Gerakan Kemerdekaan Papua Barat tidak memiliki kursi resmi di meja COP26. Pembicaraan dengan peserta resmi dibatasi.
"Kami berharap kami akan mendapatkan momentum dan orang-orang akan memahami perubahan yang dipimpin oleh masyarakat adat kami," kata Ap.
Sebaliknya, para pemimpin kelompok berbicara dengan aktivis lingkungan akar rumput, berharap mendapatkan dukungan publik untuk visi mereka.
"Ini semua tentang perdamaian, keadilan dan keselarasan dengan alam, budaya kita dan identitas kita," kata Mr Wenda.
"Kami ingin memberi contoh kepada dunia. Kami siap untuk mengatur diri kami sendiri dan memberi contoh bagi umat manusia lainnya."
Presiden Jokowi hadir pada COP26 sebagai wakil resmi dari Indonesia mencakup wilayah Papua.
Jokowi memberikan pidato di acara itu terkait komitmen Indonesia dalam perubahan iklim di dunia.
Dalam YouTube Sekretariat Presiden, pidato Jokowi itu berdurasi sekitar 4 menit.
Berikut pidato lengkap Presiden Jokowi tersebut:
"Perubahan iklim adalah ancaman besar bagi kemakmuran dan pembangunan global. Solidaritas, kemitraan, kerjasama, kolaborasi global, merupakan kunci. Dengan potensi alam yang begitu besar, Indonesia terus bekontribusi dalam penanganan perubahan iklim. Laju deforestasi turun signifikan, terendah dalam 20 tahun terakhir. Kebakaran hutan juga turun 82 persen di tahun 2020.
Indonesia juga telah memulai rehabilitasi hutan mangrove seluas 600 ribu hektare di 2024, terluas di dunia. Indonesia juga telah merehabilitasi 3 juta lahan kritis antara tahun 2010 sampai 2019. Sektor yang semula menyumbang 60 persen emisi Indonesia akan mencapai carbon net sink, selambatnya tahun 2030.
Di sektor energi kami juga terus melangkah maju. Dengan pengembangan ekosistem mobil listrik, pembangunan pembangkit listrik tenaga surya terbesar di Asia Tenggara, pemanfaatan energi baru terbarukan termasuk biofuel, serta pengembangan industri berbasis clean energy termasuk pembangunan kawasan industri hijau terbesar di dunia, di Kalimantan Utara.
Tetapi hal itu tak cukup. Kami terutama negara yang mempunyai lahan luas yang hijau dan berpotensi dihijaukan, serta negara yang memiliki laut luas yang potensial menyumbang karbon, membutuhkan dukungan dan kontribusi dari internasional, dari negara-negara maju. Indonesia akan terus memobilisasi pembiayaan iklim dan pembiayaan inovatif serta pembiayaan campuran, obligasi hijau, dan sukuk hijau.
Penyediaan pendanaan iklim dengan pendanaan negara maju merupakan game changer dalam aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di negara-negara berkembang. Indonesia akan dapat bekontribusi lebih cepat bagi net zero emissions dunia.