Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Jumat 5 November 2021: Bijak Hadapi Kenyataan

Tuan mengetahui “kecekatan” bendahara lalu memujinya karena dia telah berperan dengan cerdik.

Editor: Agustinus Sape
Foto Pribadi
Pater Steph Tupeng Witin SVD 

Renungan Harian Katolik Jumat 5 November 2021: Bijak Hadapi Kenyataan (Luk 16: 1-8)

Oleh: Pater Steph Tupeng Witin SVD

POS-KUPANG.COM - Tuhan menceritakan perumpamaan tentang bendahara yang cerdik.

Kecerdikan bendahara menyeruk dari tuduhan tidak jujur yang berdampak pemecatan.

Pada suatu ketika bendahara tersebut dituduh menghamburkan milik tuannya, lalu sang tuan menyuruhnya bertanggung jawab atau dia akan dipecat.

“Kepadanya disampaikan tuduhan bahwa bendahara itu menghamburkan miliknya” (Luk 16:1).

Siapakah yang memberi informasi kepada majikan sehingga bendahara sampai dituduh seperti itu?

Mungkin saja salah seorang debitur menjadi geram karena bendahara membebani bunga terlalu tinggi atas utang.

Upah atau gaji seorang bendahara seringkali dibayarkan dari jumlah hasil pendapatan bunga yang dibebankan atas saldo utang yang ada, dan mungkin sekali si bendahara membebankan bunga secara berlebihan demi kepentingannya.

Bendahara berpikir tidak dapat hidup jika dia dipecat karena dia tidak bisa kerja kasar dan dia malu untuk mengemis.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 3 November 2021: Pilihan Tegas

Dia memiliki suatu rencana. Otaknya berpikir lincah.

Bendahara tersebut memanggil satu per satu orang yang berutang kepada tuannya.

Kepada yang berutang seratus tempayan minyak, dia membikin surat utang yang baru sebesar lima puluh tempayan.

Kepada yang berutang seratus pikul gandum, dia membikin surat utang yang baru sebesar delapan puluh pikul, dan seterusnya.

Dengan demikian ketika dia tidak mempunyai pekerjaan nantinya, dia memiliki banyak orang yang berutang budi kepadanya yang dapat membantu.

Tuan mengetahui “kecekatan” bendahara lalu memujinya karena dia telah berperan dengan cerdik.

Sebab anak-anak dunia ini semakin cerdik terhadap sesamanya daripada anak-anak terang.

Menurut Komentator Alkitab New Jerusalem Bible, pada umumnya para bendahara mendapatkan komisi dari hasil penjualan tuannya.

Dengan mengurangi surat hutang seseorang, bendahara tersebut tidak merugikan tuannya, melainkan hanya mengorbankan keuntungan pribadinya.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 2 November 2021: Hidup Kekal Bersama Allah

Oleh sebab itulah dia dipuji tuannya sebagai "cerdik".

Bendahara yang tidak jujur-terjemahan lain “bendara tidak setia”- ​​dipuji tuannya bukan karena salah menangani kekayaan, tetapi karena ketajaman dalam mencegah bencana yang akan menimpanya dan mengamankan mata pencaharian hidupnya di masa depan.

“Kelihaian atau kecerdikan” dalam arti asli adalah visi atau pandangan ke depan.

Orang cerdas akan peka memahami situasi kritis dengan resolusi, tinjauan ke masa depan dan tekad untuk menghindari kehilangan atau bencana yang serius.

Situasi konkret saat ini akan mendorongnya untuk berpikir lebih cermat dengan tujuan “keselamatan.”

Ia menunjukkan belas kasih berbasis kemurahan hati dalam situasi yang kritis.

Tuhan mencintai kemurahan hati dan dia memberi secara bebas kepada mereka yang berbagi karunia dengan orang lain.

Namun, orang-orang Farisi hanya memiliki sedikit ruang bagi Allah dan orang lain di dalam hati mereka.

Injil berkata bahwa mereka adalah hamba-hamba uang (Luk 16:14).

Cinta akan uang dan kekayaan mengalahkan cinta kepada Allah dan sesama.

Yesus mengingatkan: hati kita harus dimiliki dan dikuasai oleh Allah. Kasih Allah harus mengalahkan rasa cinta yang fana terhadap “sesuatu” yang lain.   

Bendahara yang tidak jujur (tidak setia) itu mengurangi jumlah hutang debitur tuannya yang menjadi jatah pribadinya untuk menyelamatkan masa depannya.

Tuhan menghendaki kita yang mengaku diri sebagai pengikut-Nya bertindak lebih dari itu: tanpa melekatkan hati pada harta tetapi membagikan harta yang kita miliki sebagai titipan Allah kepada sesama yang lebih membutuhkan.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 5 November 2021: Tuan Itu Memuji Bendahara

Kita diajak lebih bijaksana menggunakan harta duniawi sebagai investasi rohani, sama seperti orang-orang duniawi menggunakan uangnya untuk mendapatkan keuntungan material.

Waktunya akan tiba ketika uang menjadi sesuatu yang sudah berlalu.

Ketika kematian tiba, roh manusia kembali kepada Allah (Pkh 12:7).

Allah menyambut semua umat-Nya yang selama ziarah di dunia tidak mengikatkan hatinya pada kekayaan duniwi tetapi mengumpulkan harta di Sorga.

"Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi…Tetapi kumpulkanlah harta di Sorga" (Mat 6:19, 20).

Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 1 November 2021: Orang Sederhana

Mari kita bijaksana menggunakan uang dan harta duniawi demi Kerajaan Allah yang hadir dalam diri sesama yang sangat membutuhkan uluran kasih Tuhan melalui kita.

Teks Lengkap Bacaan Renungan Katolik 5 November 2021:

Ilustrasi bacaan renungan harian Katolik dari Alkitab.
Ilustrasi bacaan renungan harian Katolik dari Alkitab. (POS-KUPANG.COM/AGUSTINUS SAPE)

Bacaan Pertama: Roma 15:14-21

Aku menjadi pelayan Kristus Yesus bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi supaya mereka diterima Allah sebagai persembahan yang berkenan di hati-Nya

Saudara-saudara, aku sendiri yakin bahwa kalian penuh dengan kebaikan dan segala pengetahuan, dan bahwa kalian sanggup untuk saling menasihati.

Namun karena kasih karunia yang telah dianugerahkan Allah kepadaku, aku di sana-sini dengan agak berani telah menulis kepadamu untuk mengingatkan kalian, bahwa aku boleh menjadi pelayan Kristus Yesus bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi.

Aku boleh melayani pemberitaan Injil Allah, supaya bangsa-bangsa bukan Yahudi dapat diterima oleh Allah sebagai persembahan yang berkenan di hati-Nya, yang disucikan oleh Roh Kudus.

Maka aku boleh bermegah dalam Kristus tentang pelayananku bagi Allah.

Sebab aku tidak akan berani berkata-kata tentang sesuatu yang lain, kecuali tentang apa yang telah dikerjakan Kristus dengan perantaraanku.

Demikian Ia telah memimpin bangsa-bangsa lain kepada ketaatan, berkat perkataan dan perbuatan, berkat tanda-tanda serta mukjizat-mukjizat, dan berkat kuasa Roh.

Demikianlah dalam perjalanan keliling dari Yerusalem sampai ke Ilirikum aku telah mewartakan Injil Kristus dengan sepenuh-penuhnya.

Dan dalam pewartaan itu aku menganggap sebagai kehormatanku, bahwa aku tidak melakukannya di tempat-tempat di mana nama Kristus telah dikenal orang, supaya aku jangan membangun di atas dasar, yang telah diletakkan orang lain.

Tetapi aku mengikuti ayat Kitab Suci yang berbunyi: "Mereka yang belum pernah menerima berita tentang Dia, akan melihat Dia, dan mereka yang belum pernah mendengar tentang Dia, akan mengertinya."

Demikianlah Sabda Tuhan

Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: 98:1-4

Refr.: Segala ujung bumi melihat keselamatan yang datang dari Allah kita

1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, sebab Ia telah melakukan karya-karya yang ajaib; keselamatan telah dikerjakan oleh tangan kanan-Nya, oleh lengan-Nya yang kudus.

2. Tuhan telah memperkenalkan keselamatan yang datang dari pada-Nya, telah menyatakan keadilan-Nya di hadapan para bangsa. Ia ingat akan kasih dan kesetiaan-Nya terhadap kaum Israel.

3. Segala ujung bumi telah melihat keselamatan yang datang dari Allah kita. Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Bergembiralah dan bermazmurlah!

Bait Pengantar Injil:

Refr.: Alleluya

Ayat: Sempurnalah kasih Allah dalam hati orang yang mendengarkan sabda Kristus.

Bacaan Injil: Lukas 16:1-8

Anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya daripada anak-anak terang

Pada suatu ketika berkatalah Yesus kepada murid-murid-Nya, "Ada seorang kaya yang mempunyai seorang bendahara.

Kepadanya disampaikan tuduhan bahwa bendahara itu menghamburkan miliknya.

Maka si kaya itu memanggil bendaharanya dan berkata, 'Apakah yang telah kudengar tentang dirimu?

Berilah pertanggungjawaban atas urusanmu, sebab engkau tidak boleh bekerja sebagai bendahara lagi.'

Berkatalah bendahara itu dalam hatinya, 'Apakah yang harus kuperbuat? Tuanku memecat aku dari jabatanku.

Mencangkul aku tidak dapat, mengemis aku malu. Aku tahu apa yang akan kuperbuat, supaya apabila aku dipecat dari jabatanku sebagai bendahara, ada orang yang mau menampung aku di rumah mereka.'

Lalu ia memanggil satu demi satu orang yang berutang kepada tuannya.

Berkatalah ia kepada yang pertama, 'Berapa besar utangmu pada tuanku?' Jawab orang itu, 'Seratus tempayan minyak.'

Lalu kata bendahara itu, 'Inilah surat utangmu.

Duduklah dan buatlah surat utang lain sekarang juga: Lima puluh tempayan.' Kemudian ia berkata kepada yang lain, 'Dan Saudara, berapa utangmu?'

Jawab orang itu, 'Seratus pikul gandum.'

Katanya kepada orang itu, 'Inilah surat utangmu. Buatlah surat utang lain: Delapan puluh pikul.' Bendahara yang tidak jujur itu dipuji tuannya, karena ia telah bertindak dengan cerdik.

Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya daripada anak-anak terang."

Demikianlah Injil Tuhan

Terpujilah Kristus.

Renungan harian katolik lainnya

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved