Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Senin 1 November 2021: Orang Sederhana

Warna putih menghiasi altar Gereja hari ini. Umat Katolik merayakan pesta semua orang kudus. Orang-orang kudus itu disebut santo atau santa.

Editor: Agustinus Sape
Foto Pribadi
Pater Steph Tupeng Witin SVD 

Renungan Harian Katolik Senin 1 November 2021: Orang Sederhana (Mat 5: 1-12a)

Oleh: Pater Steph Tupeng Witin SVD

POS-KUPANG.COM - Warna putih menghiasi altar Gereja hari ini. Umat Katolik merayakan pesta semua orang kudus.

Orang-orang kudus itu disebut santo atau santa.

Orang-orang kudus adalah manusia-manusia biasa yang hidup di tengah dunia fana ini.

Tapi keunggulan mereka adalah tidak larut atau melarutkan diri dalam arus dunia yang tidak benar.

Mereka tetap setia melangkah dalam rencana Allah.

Kitab Wahyu menulis bahwa menjadi orang kudus berarti melewati setiap tantangan, cobaan, penderitaan dan suka duka dalam hidup.

Kitab Wahyu melukiskan itu dalam bahasa simbolik.

“Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih dalam darah Anak Domba” (Why 7:14).

Lukisan itu menarasikan bahwa orang kudus adalah pemenang atas segala bentuk tantangan, cobaan dan duka derita selama hidup di tengah dunia ini.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 1 November 2021, Hari Raya Semua Orang Kudus: Bahagia

Orang kudus adalah orang sederhana yang menyalibkan egoisme, tidak begitu mudah terpesona tawaran dunia dan menjadi pemenang sejati.

Para kudus menjadi sosok yang setia berjuang untuk mempertahankan identitas sebagai anak Tuhan yang tidak pernah lelah berharap akan bersekutu dengan Tuhan.

Harapan itulah yang memampukan mereka menjadi “manusia Allah” di tengah dunia yang fana.

Dunia ini tidak membuat mereka terlena dalam kefoya-foyaan fana, tapi selalu menjadi momen untuk bertobat terus-menerus.

Hanya orang sederhana yang setia bertobat.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 27 Oktober 2021: Sedikit Sa Ko?

Orang angkuh hanya akan membusukkan hatinya dengan kebencian dan dendam yang perlahan, tapi pasti menggerusi kesucian nuraninya.

Yesus memberi teladan bagaimana kita mesti menjadi orang sederhana yang setia mengasihi semua orang dengan semangat kerendahan hati dan persaudaraan.

Pertobatan yang menjadi ciri dan identitas kesederhanaan mesti menjadi gerbang untuk hidup sebagai “manusia damai” bagi sesama dan semesta seutuhnya.

“Berbahagialah yang mengusahakan perdamaian” (Mat 5:9).

Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 1 November 2021: Hari Raya Semua Orang Kudus

Tuhan menghendaki kita mengusahakan damai dalam hati, menjadikan dunia, lingkungan hidup sebagai ruang hidup yang aman dan membangun relasi yang manusiawi dengan sesama.

Hal itu hanya mungkin ketika kita hidup dengan sederhana di tengah dunia ini.

Hidup sederhana berjalan dalam kesadaran bahwa kita hanyalah alat-Nya di tengah dunia.

Kesadaran itu berbuah hilangnya keangkuhan diri.*

Teks Lengkap Bacaan Renungan Katolik 1 November 2021:

Ilustrasi bacaan renungan harian Katolik dari Alkitab.
Ilustrasi bacaan renungan harian Katolik dari Alkitab. (POS-KUPANG.COM/AGUSTINUS SAPE)

Bacaan Pertama Wahyu 7:2-4,9-14

Aku melihat suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak terhitung jumlahnya, mereka terdiri dari segala bangsa dan suku, kaum dan bahasa

Aku, Yohanes, melihat seorang malaikat muncul dari tempat matahari terbit.

Ia membawa meterai Allah yang hidup.

Dengan suara nyaring ia berseru kepada keempat malaikat yang ditugaskan untuk merusakkan bumi dan laut, katanya, "Janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi mereka!"

Dan aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu: seratus empat puluh empat ribu yang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel.

Kemudian dari pada itu aku melihat suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak terhitung jumlahnya, dari segala bangsa dan suku, kaum dan bahasa.

Mereka berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih, dan memegang daun-daun palem di tangan mereka.

Dengan suara nyaring mereka berseru, "Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta, dan bagi Anak Domba!"

Dan semua malaikat berdiri mengelilingi takhta, tua-tua dan keempat makhluk yang ada disekeliling takhta itu.

Mereka tersungkur di hadapan takhta itu dan menyembah Allah sambil berkata, "Amin!

Puji-pujian dan kemuliaan, hikmat dan syukur, hormat, kekuasaan dan kekuatan bagi Allah kita sampai selama-lamanya! Amin!

"Seorang dari antara tua-tua itu berkata kepadaku, "Siapakah mereka yang memakai jubah putih itu, dan dari manakah mereka datang?"

Maka kataku kepadanya, "Tuanku, Tuan mengetahuinya!"

Lalu ia berkata kepadaku, "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan besar!

Mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba."

Demikianlah Sabda Tuhan

Syukur kepada Allah

Mazmur Tanggapan 24:1-2.3-4ab.5-6

Refr.: Berbahagialah yang mendiami rumah Tuhan

1. Milik Tuhanlah bumi dan segala isinya, jagat dan semua yang diam di dalamnya. Sebab Dialah yang mendasarkan bumi di atas lautan, dan menegakkan di atas sungai-sungai.

2. Siapakah yang boleh naik ke gunung Tuhan? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus? Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan diri kepada penipuan dan tidak bersumpah palsu.

3. Dialah yang akan menerima berkat dari Tuhan dan keadilan dari Allah, penyelamatnya. Itulah angkatan orang-orang yang mencari Tuhan, yang mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub.

Bacaan Kedua 1 Yohanes 3:1-3

Kita akan melihat Kristus dalam keadaan-Nya yang sebenarnya

Saudara-saudara terkasih, lihatlah, betapa besar kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita sungguh anak-anak Allah.

Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia.

Saudara-saudaraku yang terkasih, sekarang kita ini sudah anak-anak Allah, tetapi bagaimana keadaan kita kelak belumlah nyata.

Akan tetapi kita tahu bahwa, apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.

Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, ia menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.

Demikianlah Sabda Tuhan

Syukur kepada Allah

Bait Pengantar Injil Matius 11:28

Refr.: Alleluya, alleluya, alleluya.

Alleluya, alleluya, alleluya

Datanglah pada-Ku, kamu semua yang letih dan berbeban berat. Aku akan membuat lega.

Bacaan Injil: Matius 5:1-12a

Bersukacita dan bergembiralah, karena besarlah ganjaranmu di surga

Sekali peristiwa ketika melihat banyak orang yang datang, Yesus mendaki lereng sebuah bukit.

Setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya.

Lalu Yesus pun mulai berbicara dan mengajar mereka, katanya, "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.

Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.

Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.

Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.

Berbahagialah orang yang murah hati, karena mereka akan beroleh kemurahan.

Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.

Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.

Berbahagialah orang yang dianiaya demi kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.

Berbahagialah kamu, jika demi Aku kamu dicela dan dianiaya, dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat; bersukacita dan bergembiralah, karena besarlah ganjaranmu di surga."

Demikianlah Injil Tuhan

Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik lainnya

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved