Berita Nasional

Permintaan Presiden Jokowi Saat Pidato pada KTT G20 di Roma Italia

Presiden Joko Widodo mengatakan, negara-negara G20 harus melakukan sejumlah aksi agar dunia tidak terancam jatuh ke dalam krisis berkepanjangan.

Editor: Gordy Donofan
Instagram Jokowi
Presiden Jokowi dan rombongan tiba di Roma Italia Jumat 29 Oktober 2021 sore waktu setempat, tengah malam waktu Indonesia, setelah menempuh perjalanan selama 13 jam dari Jakarta. Jokowi ke Italia untuk menghadiri KTT G20 dan sejumlah pertemuan bilateral. 

POS-KUPANG.COM - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) hadir dalam kegiatan KTT G20 di Roma Italia.

Presiden Joko Widodo mengatakan, negara-negara G20 harus melakukan sejumlah aksi agar dunia tidak terancam jatuh ke dalam krisis berkepanjangan.

Hal itu disampaikannya saat berpidato pada sesi KTT G20 yang membahas tentang pembangunan berkelanjutan di La Nuvola, Roma, Italia, Minggu (31/10/2021).

Presiden mendorong agar negara-negara G20 melakukan sejumlah upaya untuk mempercepat pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs.

“Kita harus segera beraksi agar dunia tidak terancam jatuh ke dalam krisis berkepanjangan. Kita G20 harus melakukan sejumlah upaya bersama untuk memastikan SDGs tercapai sesuai target, sembilan tahun lagi,” ujar Jokowi dilansir dari siaran pers di laman resmi Sekretariat Presiden, Senin (1/11/2021).

Pertama, menggalang solidaritas untuk membantu negara dan masyarakat yang paling rentan.

Baca juga: Presiden Jokowi Apresiasi Kemajuan Kerja Sama  Pertahanan Indonesia-Prancis

Menurut Jokowi, inisiatif debt service suspension serta tambahan alokasi SDR senilai 650 miliar dollar AS menjadi langkah penting untuk memberi ruang kebijakan bagi negara berpendapatan rendah dan menengah untuk berkonsentrasi melawan pandemi.

Kedua, memperkuat kemitraan global untuk membantu pendanaan dan akses teknologi bagi negara berkembang.

Financing gap yang melebar dari 2,5 triliun Dollar AS per tahun menjadi 4,2 triliun Dollar AS per tahun, harus menjadi perhatian serius.

“Mobilisasi pembiayaan inovatif untuk menutup gap pendanaan SDGs, termasuk melalui blended finance harus segera dilakukan," ungkap Jokowi.

"Peningkatan investasi swasta yang berkelanjutan harus didorong untuk menggerakkan kembali roda perekonomian dan menciptakan lapangan kerja di negara berkembang,” lanjutnya.

Ketiga, meningkatkan kemampuan adaptasi dan ketangguhan terhadap guncangan dan ketidakpastian masa depan.

Utamanya di sektor kesehatan, kapasitas fiskal, serta kapasitas perencanaan dan implementasi pembangunan.

PBB mencatat setidaknya 8 negara berada di tingkat risiko sangat tinggi dan 40 negara risiko tinggi bagi lost generation, terutama karena menurunnya kesempatan belajar dan lapangan pekerjaan.

Menurut Jokowi, Indonesia telah mengembangkan kebijakan yang meningkatkan adaptasi sektor pendidikan dan memberikan perlindungan sosial bagi mereka yang paling rentan dan kehilangan pekerjaan.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved