Berita Sumba Timur

PSDKP Kupang Lakukan Pengawasan Potensi Sumber Daya Laut dan Pesisir Pulau Salura

Petugas PSDKP Kupang Melakukan Pengawasan Potensi Sumber Daya Laut dan Pesisir Pulau Salura

Penulis: Ryan Nong | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/RYAN NONG
Tim PSDKP Satwas Sumba Timur bersama Kepala Desa Praisalura saat pengawasan pada Sabtu, 30 Oktober 2021. 

Laporan Wartawan POS-KUPANG.COM, Ryan Nong

POS-KUPANG.COM, WAINGAPU -- PSDKP Kupang melalui tim Satwas Wilayah Sumba melakukan pengawasan terhadap potensi sumber daya kelautan dan pesisir di wilayah Kabupaten Sumba Timur. 

Pengawasan dilakukan di Pulau Salura dan pulau pulau kecil sekitar di wilayah selatan Sumba Timur, Sabtu 30 Oktober 2021.

Tim yang dipimpin Koordinator Satwas SDKP Yohanes Amapiran Ba'i dengan anggota Dionisia Desyana Tokan dan Fransiskus Dema menuju Desa Praisalura, Pulau Salura pada Sabtu pagi dari Katundu, Desa Praimadina. Tim didampingi Stefanus D. Tarapanjang, penyuluh PBB Dinas Kelautan dan Perikanan Sumba Timur. 

Koordinator Satwas, Yohanes Amapiran Ba'i mengatakan  pengawasan tersebut merupakan bagian program pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan yang objeknya terdiri dari pengawasan pukau kecil dan wilayah pesisir serta ruang laut.

Baca juga: Gandeng PSDKP Kupang, Balai TNK Dalami Kasus Pencurian Terumbu Karang Dalam Kawasan

"Kita lakukan pengawasan untuk melihat perkembangan dan potensi yang dimiliki oleh wilayah pesisir khususnya Pulau Salura yang juga menjadi salah satu ikon pariwisata Sumba," ujar Anis, sapaan Yohanes Amapiran Ba'i. 

Timnya, kata Anis, turun langsung untuk memantau keberadaan dan pemanfaatan ruang laut oleh para pelaku usaha termasuk para nelayan tangkap dan nelayan budidaya sehingga dapat mengetahui pengelolaan dan pemanfaatan di wilayah itu. 

"Kita ingin tahu tingkat pendapat masyarakat dan perkembangan perekonomian secara khusus pemanfaatan wilayah pesisir," tambah dia. 

Selain itu, tim PSDKP juga melihat usaha budidaya, dan memantau ilegal fishing serta pelaku pemboman ikan. Pihaknya juga melakukan pemeriksaan legalitas nelayan tangkap serta dokumen kapal tangkap. 

Ia menyebut, berdasarkan laporan yang diterima, usaha budidaya kelautan termasuk budidaya rumput laut kini mengalami kendala. Hal tersebut diduga disebabkan kondisi kejenuhan rumput laut. 

Kepala Desa Praisalura, Idris Mohammad Saleh mengatakan sebanyak 176 kepala keluarga di desa itu merupakan nelayan. Selain kepala keluarga, Idris juga menyebut ibu ibu di wilayah itu juga mengusahakan furing dan rumput laut. 

Namun demikian, kata dia, saat ini rumput laut sudah tidak bisa dibudidayakan lagi. Sejak bencana seroja, hasil penangkapan ikan di wilayah itu juga berkurang. (*) 

Baca Berita Sumba Timur Lainnya

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved