Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Selasa 26 Oktober 2021: Pelan Tapi Pasti

Hari ini Yesus mengajak kita untuk mengambil jalan, pelan tapi pasti. Inilah jalan pertobatan. Tidak berhenti pada 1, 2 atau 3 kesempatan. 

Editor: Agustinus Sape
Dok Pribadi
RD Eman Kiik Mau 

Renungan Harian Katolik Selasa 26 Oktober 2021: Pelan Tapi Pasti (Luk 13:18-21)

Oleh: RD. Eman Kiik Mau

POS-KUPANG.COM - Beda dengan mesin, manusia bekerja dengan ritme yang beragam. Ada yang cepat dan gegabah.

Ada pula yang cepat dan tepat. Ada pula yang lambat dan lamban. Tapi ada pula yang lambat tapi pasti. 

Hari ini Yesus mengajak kita untuk mengambil jalan, pelan tapi pasti. Inilah jalan pertobatan. Tidak berhenti pada 1, 2 atau 3 kesempatan. 

Tobat adalah pekerjaan seumur hidup. Kita tidak tahu hasilnya. Tapi kadang tahu juga. Tobat itu kadang tak terasa tapi hasilnya itu kita lihat. 

Bertobat beda dengan menjalankan bisnis. Ritme bisnis adalah cepat dan tepat.

Seperti sistem perlombaan anak SD. Yang menjawab cepat dan tepat adalah pemenang.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin, 25 Oktober 2021: Pakai Hati

Bertobat berbeda. Ia melangkah pelan tapi pasti. 

Mari kita mencoba ikut arahan Yesus. Kita masuk ke dalam hati. Mencoba untuk bertobat, setiap waktu.

Lakukan itu tanpa hitung jumlahnya. Biarlah itu jadi menu harian. Seperti kita nikmati sarapan pagi.

Jangan pedulikan jumlah. Pedulikan hati kita.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 22 Oktober 2021: Peka

Mari kita ikut arahan Yesus: Bertobat! 

Tuhan Yesus, kami mau bertobat dan kembali ke jalan yang benar, jalan keselamatan. Amin.*

Teks Lengkap Bacaan Renungan Katolik 26 Oktober 2021:

Ilustrasi bacaan renungan harian Katolik dari Alkitab.
Ilustrasi bacaan renungan harian Katolik dari Alkitab. (POS-KUPANG.COM/AGUSTINUS SAPE)

Bacaan 1: Roma 8:18-25

Seluruh makhluk dengan rindu menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan

Saudara-saudara, aku yakin penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita.

Sebab dengan amat rindu seluruh makhluk menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan.

Karena seluruh makhluk telah ditaklukkan kepada kesia-siaan, bukan karena kehendaknya sendiri, melainkan oleh kehendak Dia yang telah menaklukkannya.

Tetapi penaklukan ini dalam pengharapan, sebab makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan, dan masuk ke dalam kemerdekaan mulia anak-anak Allah.

Kita tahu, sampai sekarang ini seluruh makhluk mengeluh dan merasa sakit bersalin; dan bukan hanya makhluk-makhluk itu saja!

Kita yang telah menerima Roh Kudus sebagai kurnia sulung dari Allah, kita pun mengeluh dalam hati sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita.

Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan. Tetapi pengharapan yang dilihat, bukan lagi pengharapan.

Sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang sudah dilihatnya?

Tetapi kalau kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, maka kita akan menantikannya dengan tekun.

Demikianlah Sabda Tuhan

Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: 126:1-6

Refr.: Aku wartakan karya agung-Mu, Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan

1. Ketika Tuhan memulihkan keadaan Sion, kita seperti orang-orang yang bermimpi. Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tawa-ria, dan lidah kita dengan sorak-sorai.

2. Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa, "Tuhan telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini!" Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita.

3. Pulihkanlah keadaan kami, ya Tuhan, seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb! Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.

4. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.

Bait Pengantar Injil: Matius 11:25

Terpujilah Engkau, Bapa, Tuhan langit dan bumi, sebab misteri Kerajaan Kaunyatakan kepada orang kecil.

Bacaan Injil: Lukas 13:18-21

Biji itu tumbuh dan menjadi pohon

Ketika mengajar di salah satu rumah ibadat, Yesus bersabda, “Kerajaan Allah itu seumpama apa? Dengan apakah Aku akan mengumpamakannya?

Kerajaan Allah itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di kebunnya.

Biji itu tumbuh dan menjadi pohon, dan burung-burung di udara bersarang di ranting-rantingnya.”

Dan Yesus berkata lagi, “Dengan apakah Aku akan mengumpamakan Kerajaan Allah?

Kerajaan Allah itu seumpama ragi, yang diambil seorang wanita dan diaduk-aduk ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai seluruhnya beragi.”

Demikianlah Injil Tuhan

Terpujilah Kristus

Renungan Harian Katolik lainnya

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved