Berita Manggarai
Proses Pembangunan Berjalan Tujuh Tahun, Akhirnya Rumah Gendang Tenda Diresmikan
Proses Pembangunan Berjalan Tujuh Tahun, Akhirnya Rumah Gendang Tenda Diresmikan
Penulis: Robert Ropo | Editor: Kanis Jehola
Karena itu Agustinus juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh masyarakat Tenda, panitia dan semua pihak yang turut mendukung pembangunan rumah gendang itu. Kesadaran masyarakat untuk membangun kebersamaan dan persatuan untuk seluruh masyarakat adat di gendang Tenda itu.
Ketua Panitia Pembangunan rumah adat Gendang Tenda, Kanialsius Teobaldus Deki, mengatakan, proses pembangunan rumah gendang itu berjalan selama 7 tahun. Bangunan itu dengan tinggi 21 meter dan luas bangunan 400 meter persegi.
Arsitek atau gaya pada bangunan rumah gendang itu sesuai culture budaya Manggarai dimana bundar dan atapnya mengerecut dengan gaya sarang laba-laba atau dalam tradisi orang Manggarai disebut Lodok.
"Ini gaya pada bangunan ini tidak menghilangkan filosofi orang Manggarai seehingga pembangunan tidak mudah. Kami akui ada kekurangan yakni atapnya tidak pakai ijuk hanya pakai seng, rencana kami memang pakai ijuk tapi tingkat kemiringan pada atap sangat ekstrim sehingga sulit jika saat perbaikan,"ungkapnya.
Dikatakan Kanisius, karena rumah gendang itu terletak ditengah kota, maka pihaknya menginginkan agar menjadi model situs budaya/rumah contoh bagi banyak orang dan juga diharapkan menjadi tempat wisata budaya.
Kanisius juga mengaku, selama proses pembangunan keterlibatan masyarakat sangat luar biasa. Masyarakat terlibat memberikan sumbangsih untuk lancarnya pembangunan rumah adat itu, selain itu juga ada sumbangsih anggaran hibah dari Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai.
"Rumah gendang ini sebagai simbol adat, sehingga rumah ini menjadi milik semua orang khususnya masyarakat gendang Tenda,"tutup Kanisius. (*)