Berita Kota Kupang
Penyintas Covid-19 Harus Tahu Waktu yang Tepat Untuk Melakukan Vaksin
Jumlah kasus Corona di NTT tercatat 63.223 kasus. Bagaimana dengan orang yang telah sembuh, apakah mereka bisa divaksin covid-19.
Penulis: Apolonia M Dhiu | Editor: Apolonia Matilde
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Apolonia Matilde Dhiu
POS-KUPANG.COM - Jumlah kasus Corona di NTT tercatat 63.223 kasus. Bagaimana dengan orang yang telah sembuh atau penyintas, apakah mereka bisa divaksin covid-19.
? Kalau bisa kapan waktu yang tepat untuk vaksinasi?
Vaksinasi bagi penyintas COVID-19 bisa dilakukan 1 bulan dan 3 bulan pasca dinyatakan sembuh dan hasil pemeriksaan swab negatif COVID-19.
Perbedaan waktu pemberian ini, tergantung pada tingkat keparahan penyakit.
Bagi pasien dengan derajat keparahan penyakit ringan-sedang makan vaksinasi boleh diberikan dalam rentang waktu 1 bulan pasca sembuh.
Baca juga: Begini Cara dan Rekomendasi Pemakaian Masker pada Anak Usia 6-11 Tahun
Sementara pasien dengan derajat keparahan penyakit berat-kritis makan vaksinasi boleh diberikan setelah 3 bulan dinyatakan sembuh.
Ketentuan baru ini merupakan hasil kajian dan rekomendasi terbaru dari ITAGI, yang mana hasil kajian ini tentunya telah menyesuaikan dengan perkembangan vaksin terutama pada aspek efikasi dan keamanan vaksin Covid-19
Dikutip dari Covid19.go.id disebutkan, World Health Organization (WHO) menganjurkan agar penyintas COVID-19 tetap melakukan vaksinasi.
Hal ini penting dilakukan karena vaksin berfungsi sebagai peningkat sistem kekebalan tubuh.
Kepala Ilmuwan WHO, Dr. Soumya Swaminathan mengatakan berdasarkan banyak penelitian saat ini bahwa jika Anda pernah mengalami infeksi yang sangat ringan atau tanpa gejala, maka banyak orang mungkin memiliki tingkat antibodi yang sangat rendah yang mereka bentuk.
Baca juga: Empat Hak Suara Tidak Berlaku Leo Ungguli Jefry, Ferdi Leu Tegaskan Informasi Itu Tidak Benar
"Jadi, inilah mengapa kami tetap menyarankan bahwa meskipun Anda telah terinfeksi COVID, Anda harus melanjutkan dan mengambil vaksinasi saat tersedia untuk Anda, karena vaksin kemudian berfungsi sebagai peningkat sistem kekebalan tubuh," kata Soumya dalam sesi wawancara dilaman resmi WHO.
Ada dua hal utama yang harus diperhatikan ketika seorang penyintas COVID-19 hendak melakukan vaksinasi, yaitu:
1. Waktu
Soumnya mengungkapkan setelah Anda pulih dari COVID-19 disarankan menunggu beberapa minggu. Ada perbedaan antar negara.
Beberapa negara merekomendasikan agar orang menunggu selama tiga bulan atau enam bulan sampai setelah infeksi.
"Ini karena Anda memiliki antibodi alami yang akan membuat Anda terlindungi setidaknya selama itu," ungkap Soumya.
Baca juga: Warga Dua Desa di Adonara yang Bentrok Resmi Berdamai
Hal lain lantaran di banyak negara ada kekurangan pasokan vaksin sehingga mereka meminta orang yang telah terinfeksi untuk menunggu selama tiga atau enam bulan.
Akan tetapi dari sudut pandang ilmiah dan biologis, Anda dapat mengambil vaksin segera setelah Anda sepenuhnya pulih dari COVID-19.
2. Antibodi
Ada perbedaan kondisi antibodi seseorang yang belum melakukan vaksin dan seseorang yang telah melakukan vaksin dosis lengkap COVID-19.
Soumya memaparkan jenis kekebalan yang berkembang setelah infeksi alami bervariasi dari orang ke orang, dan sangat sulit untuk diprediksi.
Baca juga: BMKG Peringatkan Tiga Daerah di NTT Berpotensi Hujan Disertai Petir dan Angin Kencang
"Vaksin telah distandarisasi dalam hal dosis antigen yang diberikan, dan ini didasarkan pada banyak uji klinis yang telah dilakukan.
Jadi ketika seseorang menerima vaksin, kita bisa cukup percaya diri dan memprediksi jenis respons kekebalan yang akan mereka dapatkan," paparnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan ada perbedaan utama antara kekebalan yang diinduksi infeksi alami dan kekebalan yang diinduksi vaksin.
"Ada penelitian yang sangat menarik yang sedang berlangsung sekarang untuk melihat respon imun ketika seseorang memiliki dosis vaksin setelah mengalami infeksi alami dan juga ketika dua jenis vaksin yang berbeda diberikan satu demi satu, sehingga disebut pendekatan mix and match," kata Soumya.
Oleh sebab itu, para ilmuwan percaya bahwa jenis pendekatan hibrida ini sebenarnya dapat memberi respons kekebalan yang jauh lebih kuat daripada sekadar infeksi alami saja.
Baca juga: Waspada Anda, Potensi Hujan Sedang Dapat Disertai Petir dan Angin Kencang di Tiga Daerah di NTT
Soumya berujar saat ini semua vaksin yang telah menerima daftar penggunaan darurat dari WHO dapat mencegah penyakit parah dan rawat inap dari semua varian virus SARS-CoV-2 yang ada.
Meski demikian, ia mengingatkan agar protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak, menjaga kebersihan tangan, menghindari tempat-tempat ramai dan tertutup, serta tindakan kesehatan masyarakat dan sosial lainnya yang telah dilakukan pemerintah tetap diperlukan.
"Jadi di mana pun Anda tinggal, adalah baik untuk mengambil tindakan pencegahan itu selain divaksinasi karena itulah yang akan menurunkan tingkat infeksi di masyarakat," ujarnya. (*)