Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Senin 11 Oktober 2021: Tak Melulu Tanda
Sering tanda diri seorang tak bisa dibaca jelas orang lain. Suami sering tak bisa tahu dengan pasti keunikan istri. Demikian sebaliknya
Renungan Harian Katolik Senin 11 Oktober 2021: Tak Melulu Tanda (Lukas 11:29-32)
Oleh: RD. Fransiskus Aliandu
POS-KUPANG.COM - Setiap orang adalah tanda. Dia khas, unik. Hal itu bisa tampak dari fisik lahiriahnya, ucapan, suara, dan gerak langkah lakunya. Pun kedalaman hati bathinnya yang menyimpan kemisterian diri.
Sering tanda diri seorang tak bisa dibaca jelas orang lain. Suami sering tak bisa tahu dengan pasti keunikan istri. Istri pun belum tahu apa kesukaan suami.
Meski telah berteman sekian tahun, tapi itu bukan jaminan bahwa saya bisa mengenal detail diri teman saya. Tak heran pertemanan sering diwarnai salah paham, bertengkar, berkonflik. Pemicunya, karena kata-kata dalam pesan WA atau FB; atau materi guyon, aksi prank.
De facto ada banyak pertemanan bubar karena soal tak kenal keunikan satu sama lain. Dua sejoli yang sudah diambang mahligai pernikahan pun kadang putus tali ikatan pertunanganan.
Lewat perkenalan, persahabatan , kebersamaan, keaslihan diri, kelebihan dan kekurangan, kebaikan dan keburukan, akan terkuak dan pada gilirannya bisa saling menerima dan memberi. Ada pengertian dan pemahaman, ada keterbukaan dan kepercayaan.
“Angakatan ini adalah angakatan yang jahat. Mereka menghendaki suatu tanda“, begitu kata Yesus.
Menurut Tuhan, kejahatan punya kaitan dengan tanda. Kejahatan pun bisa muncul karena orang tidak membaca dan memahami tanda.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 9 Oktober 2021: Pelihara Firman
Itulah yang dialami oleh Tuhan sendiri. Dia sudah membuka diri dan melakukan apapun. Tapi orang tetap saja tak mengenal siapakah Dia sesungguhnya dan percaya kepada-Nya.
Tuhan sudah menguak diri dan isi hati-Nya kepada kita. Dia sudah membagi-bagi diri-Nya dan diberikan-Nya kepada kita.
Terpenting Dia telah memberi tanda salib sebagai tanda kemenangan dan kemerdekaan atas dosa-dosa dan percaya pada- Nya.
Tanda itu semestinya sudah cukup membuat kita tetap tegar, kokoh saat kita diterpa berbagai masalah dan beban.
Dari pengalaman, kita juga telah mengalami terkuaknya tanda baik dari orang lain . Isteri nyaris tiap hari menguak tanda bahwa ia mencintai suami. Dia bangun subuh dan menyiapkan sarapan. Dia pun sungguh telaten menghantar anak ke sekolah, menunggui dan membawa pulang anak-anak.
Suami menunjukan tanda kasihnya kepada isteri lewat caranya. Meski jarang bahkan pelit perlihatkan tanda, tapi terkadang dia bikin kejutan. Dia pernah memberi sebuah cincin indah di hari ulang tahun isteri.