Berita Nasional
Profesor Singapura Sebut Jokowi Jenius, Rocky Gerung Buka Suara hingga Minta Hal Ini
Profesor Singapura Sebut Jokowi Jenius, Rocky Gerung Buka Suara hingga Minta Hal Ini. Jokowi merupakan Presiden RI.
POS-KUPANG.COM – Profesor asal Singapura, Kishore Mahbubani memberikan pujian pada Presiden Jokowi melalui artikel yang dipublikasikan berjudul The Genius of Jokowi pada 6 Oktober 2021.
Dalam tulisannya, Mahbubani menuliskan capaian Jokowi selama 7 tahun menjadi Presiden Republik Indonesia.
Pengamat Politik Rocky Gerung mengatakan, Profesor Singapura Kishore Mahbubani harusnya melakukan riset lebih dalam menyimpulkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) jenius.
“Dia (Kishore Mahbubani) harusnya bikin riset si Profesor ini kan, tapi saya baca dia cuma wawancara doang itu Presiden atau bahkan email-emailan, ya pastilah Presiden tunjukkan kejeniusannya,” kata Rocky Gerung di Kompas.TV, Jumat (8/10/2021).
Baca juga: Jokowi Lanjutkan Penanaman Mangrove di Taman Hutan Raya Ngurah Rai Bali
Tidak hanya melakukan riset secara mendalam, Rocky Gerung mengatakan, sepatutnya Kishore Mahbubani juga melakukan perbandingan hasil riset.
Sebab, berdasarkan riset yang dilakukan analis Australia dan Amerika, menunjukkan Presiden Jokowi gagal dalam semua hal.
“Kan mestinya sebagai analis NUS (Nasional University of Singapore) dari singapura ini lakukan riset dengan perbandingan apa yang dilihat diriset di Australia di Amerika,” ujarnya.
“Seluruh analis dunia terutama Australia dan Amerika, memperlihatkan Presiden Jokowi gagal dalam semua hal,” tambah Rocky Gerung.
Adapun sebelumnya, Kishore Mahbubani memberikan pujian pada Presiden Jokowi melalui artikel yang dipublikasikan berjudul The Genius of Jokowi pada 6 Oktober 2021.
Dalam tulisannya, Mahbubani menuliskan capaian Jokowi selama 7 tahun menjadi Presiden Republik Indonesia.
Baca juga: Anak Bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep Beberkan Tips Investasi Saham untuk Gen Z
Poin penting yang disampaikan oleh Mahbubani, Jokowi disebut mampu menjaga stabilitas politik bahkan menyatu dengan lawan politiknya.
Bahkan dalam tulisannya, Mahbubani menyebut tidak dapat disangkal Jokowi adalah pemimpin paling efektif.
Dia juga menjabarkan program-program yang dijalankan Jokowi terkait pendidikan, sosial, dan infrastruktur.
Bagi Mahbubani keberhasilan Presiden Indonesia Joko Widodo layak mendapat pengakuan dan penghargaan yang lebih luas.
Menurutnya, Jokowi memberikan model pemerintahan yang baik yang dapat dipelajari oleh seluruh dunia.
Mahbubani juga menyebut Jokowi memimpin di salah satu negara yang terkenal paling sulit diperintah di dunia.
Sebagai informasi, Kishore Mahbubani adalah Profesor Asia Research Institute National University of Singapora.
Mahbubani meraih sejumlah penghargaan di antaranya masuk sebagai 50 pemikir dunia terbaik versi Majalah Prospect, 2014.
Kemudian, dia juga tercatat sebagai satu di antara 50 intelektual teratas di dunia versi Finansial Time, 2009.
Lalu Mahbubani juga menjadi bagian di antara 100 intelektual publik dunia versi Foreign Policy and Prospect 2005.
BERITA LAINNYA:
Kaesang Pangarep merupakan anak bungsu Presiden Jokowi.
Kaesang Pangarep punya sederet tips untuk para investor saham pemula khususnya para Gen Z.
Menurut Kaesang, Gen Z saat ini tergolong orang yang takut ketinggalan tren alias FOMO (Fear of Missing Out).
Alhasil dalam investasi, Gen Z lebih sering mengikuti feeling atau perasaan dan kata teman, alih-alih pengetahuan tentang fundamental saham.
Dalam diskusi virtual Fast Track To Become First Class Investor, Kamis (7/10/2021), Kaesang mengawali sesi sharing-nya dengan cerita pengalaman investasinya.
Menurut putra Presiden Joko Widodo itu, pertama kali ia investasi adalah pada saat tahun 2017, ketika ia sedang kuliah.
"Saya baru join untuk di dunia saham itu di tahun 2017. Waktu itu saya masih kuliah. Karena menurut saya waktu saya kuliah ilmunya kayak itu-itu aja, saya jadi bisa dibilang itu bosen, nah itulah kenapa saya iseng-iseng apa sih yang bisa saya kerjakan," ujarnya dalam diskusi virtual itu.
Sebagai pemula dalam dunia saham, Kaesang tentu pernah juga mengalami yang namanya kerugian.
Hal ini diakibatkan oleh kurangnya pengetahuan Kaesang dalam investasi saham.
Menurutnya, satu hal dasar yang membuatnya rugi adalah ia tidak tahu mana saham yang bagus dan tidak.
"Nah, saya cari-cari edukasi tentang dunia saham. Di situ saya coba-coba satu bulan dua bulan. Eh, kok rugi terus apa saya yang salah gitu," jelasnya.
"Ternyata selama ini yang saya masukin adalah saham-saham yang bisa dibilang third liner semua. Karena saya emang bisa dibilang bener-bener nggak tau gitu kan," ujarnya menjelaskan.
Setelah mengalami kerugian itu, Kaesang pun belajar hal dasar seperti fundamentals analysis dan technical analysis.
Dua analisis tersebut menurut Kaesang sangat membantunya mengenali saham yang bagus dan tidak, serta teknik dalam berinvestasi.
"Terus saya coba pelajari yang namanya fundamentals analysis dan technical anaylisis. Nah, di situ saya baru belajar, oh di situ memang sebenarnya ada saham yang bagus dan kurang bagus," katanya.
Selain soal analisis, investasi saham menurut Kaesang juga tentang mempelajari faktor luar, misalnya saja kondisi ekonomi.
Sebab kondisi ekonomi dan faktor luar pun sangat memengaruhi fluktuasi harga saham.
"Dan ternyata sebenarnya masih banyak faktor di luar sana yang memengaruhi harga saham sendiri. Jadi gak bisa analisis kita sendiri tapi kita juga bisa lihat dunia luar juga ekonominya seperti apa," katanya lebih lanjut.
Ditanya soal investor pemula masa kini yang banyak didominasi oleh generasi Z atau Gen Z, Kaesang mengungkap apa yang menjadi kelemahan mereka.
Kaesang melihat kalau Gen Z ini sering hanya mengikuti tren karena mengalami FOMO atau Fear Of Missing Out.
"Gen Z ini sukanya ngikut, orang ngomong apa mereka ngikut, nggak ada yang pelajari sahamnya dulu seperti apa," terang Kaesang Pangarep.
"Gen Z itu bisa dibilang orang yang FOMO, nggak mau ketinggalan. Nah itu kenapa bahayanya juga bisa dimanfaatkan oleh sebagian orang untuk memberikan informasi saham ternyata itu dipakai oleh orang tersebut untuk exit," kata mantan kekasih Felicia Tissue itu.
Alhasil investor pemula yang merupakan Gen Z ini tidak melakukan fundamentals analysis maupun technical analysis, namun hanya berdasar ikut tren teman dan mengikuti feeling pribadi.
"Sekarang kan, zaman di 2021 ini retail itu banyak banget kalau dulu musim banget zamannya fundamentals analysis (FA) sama technical analysis (TA). Tapi sekarang FA sama TA ini bisa feeling analysis sama temen analysis itu yang biasanya orang-orang pakai sekarang," tutur Kaesang.
Kaesang pun memberikan tips untuk para investor pemula, khususnya Gen Z di masa sekarang ini untuk mempelajari terlebih dahulu saham-saham secara teknikal dan fundamental supaya tidak nyangkut.
"Yang penting itu salah satunya belajar lagi fundamental. Kalau saya pengin lagi belajar fundamental jauh lebih dalam. Kelihatannya mudah tapi padahal nggak segampang itu," tutur Kaesang.
Menurut Kaesang, belajar analisis fundamental itu penting karena bisa membuat investor lebih berani memilih average down saat harga saham sedang turun.
"Kadang kalau kita menggunakan fundamentals analysis itu kayak harga turun kita nggak pernah takut untuk average down, mau turun lagi kita nggak takut untuk average down," katanya.
"Kalau sekarang Gen Z turun sedikit, 'Ayo, ayo panic selling panic selling'. Padahal kita tahu secara fundamentalnya sendiri perusahaan itu bagus jadi seharusnya lebih pede," tegasnya.
Sebagian artikel ini telah ditayang Kompas TV dengan judul Rocky Gerung soal Jokowi Jenius: Harusnya Kishore Mahbubani Bikin Riset