Berita Nasional

Profesor Singapura Sebut Jokowi Jenius, Rocky Gerung Buka Suara hingga Minta Hal Ini

Profesor Singapura Sebut Jokowi Jenius, Rocky Gerung Buka Suara hingga Minta Hal Ini. Jokowi merupakan Presiden RI.

Editor: Gordy Donofan
Youtube/Sekretariat Presiden
Presiden Jokowi 

Menurutnya, satu hal dasar yang membuatnya rugi adalah ia tidak tahu mana saham yang bagus dan tidak.

"Nah, saya cari-cari edukasi tentang dunia saham. Di situ saya coba-coba satu bulan dua bulan. Eh, kok rugi terus apa saya yang salah gitu," jelasnya.

"Ternyata selama ini yang saya masukin adalah saham-saham yang bisa dibilang third liner semua. Karena saya emang bisa dibilang bener-bener nggak tau gitu kan," ujarnya menjelaskan. 

Setelah mengalami kerugian itu, Kaesang pun belajar hal dasar seperti fundamentals analysis dan technical analysis.

Dua analisis tersebut menurut Kaesang sangat membantunya mengenali saham yang bagus dan tidak, serta teknik dalam berinvestasi.

"Terus saya coba pelajari yang namanya fundamentals analysis dan technical anaylisis. Nah, di situ saya baru belajar, oh di situ memang sebenarnya ada saham yang bagus dan kurang bagus," katanya. 

Selain soal analisis, investasi saham menurut Kaesang juga tentang mempelajari faktor luar, misalnya saja kondisi ekonomi. 

Sebab kondisi ekonomi dan faktor luar pun sangat memengaruhi fluktuasi harga saham.

"Dan ternyata sebenarnya masih banyak faktor di luar sana yang memengaruhi harga saham sendiri. Jadi gak bisa analisis kita sendiri tapi kita juga bisa lihat dunia luar juga ekonominya seperti apa," katanya lebih lanjut. 

Ditanya soal investor pemula masa kini yang banyak didominasi oleh generasi Z atau Gen Z, Kaesang mengungkap apa yang menjadi kelemahan mereka.

Kaesang melihat kalau Gen Z ini sering hanya mengikuti tren karena mengalami FOMO atau Fear Of Missing Out. 

"Gen Z ini sukanya ngikut, orang ngomong apa mereka ngikut, nggak ada yang pelajari sahamnya dulu seperti apa," terang Kaesang Pangarep.

"Gen Z itu bisa dibilang orang yang FOMO, nggak mau ketinggalan. Nah itu kenapa bahayanya juga bisa dimanfaatkan oleh sebagian orang untuk memberikan informasi saham ternyata itu dipakai oleh orang tersebut untuk exit," kata mantan kekasih Felicia Tissue itu. 

Alhasil investor pemula yang merupakan Gen Z ini tidak melakukan fundamentals analysis maupun technical analysis, namun hanya berdasar ikut tren teman dan mengikuti feeling pribadi.

"Sekarang kan, zaman di 2021 ini retail itu banyak banget kalau dulu musim banget zamannya fundamentals analysis (FA) sama technical analysis (TA). Tapi sekarang FA sama TA ini bisa feeling analysis sama temen analysis itu yang biasanya orang-orang pakai sekarang," tutur Kaesang.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved