Berita Flores Timur

Tolak Pengambilan Sumber Mata Air, Warga Desa Horowura Surati Pemda Flotim

Tolak Pengambilan Sumber Mata Air, Warga Desa Horowura Flores Timur Surati Pemda Flotim

Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/AMAR OLA KEDA
Warga Desa Horowura Kecamatan Adonara Tengah saat menggelar konferensi pers 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Amar Ola Keda

POS-KUPANG.COM, LARANTUKA- Warga dua desa di kecamatan Adonara Tengah yakni Desa Hoko Horowura dan Desa Horowura menolak keras pengambilan dua sumber mata air lainnya dalam proyek SPAM IKK Helan Langowuyo di wilayah tersebut.

Proyek tersebut menelan anggaran sebesar Rp 9 miliar lebih yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2021.

Warga mengaku sudah ikhlas memberi sumber mata air Mawu untuk warga di Kecamatan Ile Boleng. Namun, tetap menolak jika proyek yang saat ini sedang dikerjakan itu juga mengambil dua sumber mata air lainnya.

"Kami bukan menolak memberi air untuk saudara kami di Ile Boleng, tapi kami menolak jika dua sumber mata air kami, Wai Belen dan Wali Geka juga diambil. Kami sudah beri air Mawu tahun 2019 lalu. Hasil survei tim teknis juga sudah dan proyek itu juga sedang dikerjakan. Tapi kenapa sumber mata air lain juga mau diambil? Itu yang kami tolak," ujar Yuven Atagoran, warga Desa Horowura saat menggelar konferensi pers, Sabtu 2 September 2021.

Baca juga: Peringati Hari Guru, DPD NasDem Flotim Kunjungi SMAN 1 Adonara Tengah

Menurut dia, sebagai bentuk penolakan, warga bersama tokoh-tokoh adat setempat sudah menyerahkan surat penolakan kepada Pemda Flotim beberapa hari lalu.

Dalam surat penolakan itu, disebutkan, dinas PU Flotim memaksakan kehendak untuk membendung lagi aliran sungai Wai Belen, Wai Geka dan Wai Hego. Hal itu, menurut dia, bertentangan dengan pernyerahan waktu itu.

"Jika tiga sumber air itu dibendung maka sangat berdampak pada aliran sungai dari hulu sampai hilir, akan kering total pada musim kemarau. Dan, hal ini mengancam usaha-usaha pertanian warga yang selama ini menjadi penunjang ekonomi masyarakat setempat," katanya.

Ia mengatakan, jika Pemda Flotim tetap memaksakan kehendak maka sama halnya membunuh masyarakat petani setempat.

Baca juga: Listrik Padam dan Sinyal Lemah, In House Training SMAN I Adonara Tengah Metode FBM Daring Gagal

"Penolakan ini sudah disampaikan masyarakat saat rapat bersama dinas PU Flotim pada 18 dan 25 September," jelasnya.

Ia menambahkan, sudah puluhan tahun sumber mata air di Desa Horowura yaitu, mat air Woka, Baomean dan Waiburak untuk kepentingan masyarakat Waiwerang dan sekitarnya yang dikelola oleh PDAM Flotim dengan janji ada kontribusi untuk desa, tapi hingga saat ini tidak direalisasikan.

"Contohnya di Desa Bama, ada kontribusi untuk desa. Tapi kami hanya diberi janji," tandasnya.

Untuk diketahui, debit mata air Wai Mawu hanya 2 liter per detik. Proyek ini pun terancam gagal karena tidak mampu memenuhi kebutuhan air masyarakat di Kecamatan Ile Boleng.

Berdasarkan kajian Dinas PU Kabupaten Flores Timur, agar cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Ile Boleng, maka debit air yang dibutuhkan sebesar 4 liter per detik. Untuk memenuhi itu, dinas PU saat ini mengambil lagi dua sumber mata air yakni, Wai Bele dan Waigeka yang selama ini menjadi sumber kehidupan warga setempat. Ironisnya, pengambilan dua sumber mata air tambahan itu, tidak mendapat persetujuan warga setempat. (*)

Baca Berita Flores Timur Lainnya

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved